Tanpa ragu Eltham memasukan semua susu kotak rasa keju yang berada di rak supermarket itu ke troli yang tengah Arhskyla dorong. Cewek dengan tali rambut di pergelangan tangannya itu menatap Eltham dan troli yang sudah penuh dengan belanja bergantian.
"Lo kaya ibu-ibu yang lagi belanja bulanan."
"Yaudah lo yang jadi bapak-bapak yang nganter si ibu-ibu," balas Eltham dengan kekehan kecilnya.
"Mana ada."
"Ada atuh, nih kita buktinya." Cowok itu menarik troli belanjaan nya dari depan menuju ke arah tumpukan telur.
Arhskyla ikut membantu Eltham memilih telur dan memasukan nya ke plastik yang Eltham pegang.
"Rumah atau mobil?" tanya Eltham tiba-tiba sambil menyerahkan telur pilihan nya untuk di timbang dan di lebeli harga.
"Apaan dah, random banget."
"Jawab dih, rumah apa mobil?"
"Mobil," jawab Arhskyla pada akhirnya.
"Alasannya?"
"Gue gak suka di tinggalkan."
Eltham meletakkan telur yang telah di lebeli ke troli yang sudah penuh dengan belanjaan hati-hati. Sambil menarik kembali troli itu dari depan, pikiran nya kini tertuju pada apa yang pernah Arhskyla ceritakan sebelumnya. Kakak Arhskyla masih terbaring koma di rumah sakit dan dia juga kehilangan ibu nya di depan matanya sendiri. Dia jadi berandai-andai jika bertemu dengan Arhskyla lebih awal, Eltham pasti tidak akan membiarkan Arhskyla di titik terendahnya sendirian.
"Eltham!" seruan Arhskyla membuyarkan lamunannya. Dia menoleh dengan tatapan bertanya.
"Mau sampai kapan muterin area sayuran terus?!"
"Sampai sini," ucapnya dengan sedikit meringis melihat ekspresi dingin Arhskyla.
"Ada lagi yang perlu dibeli?"
Eltham melirik ke arah belanjanya sekilas lalu menggeleng. "Udah semua."
Keduanya pun dengan kompak membawa troli itu ke arah antrian kassa. Eltham tidak lagi memimpin jalan, dia berdiri beriringan dengan Arhskyla.
Dua orang itu tidak sadar jika telah menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di supermarket itu. Dengan tinggi badan yang sama-sama berada di atas rata-rata orang Indonesia, di tambah memiliki wajah yang rupawan, membuat orang lain pasti menoleh dua kali jika berpapasan dengan mereka.
"Serasi banget sih kalian," celetuk ibu-ibu yang berada di depan antrian Eltham dan Arhskyla.
"Penganten baru emang beda auranya dah," ujar si ibu sok tahu. "Aye jamin Anaknye nanti pasti cakep banget dah," lanjutnya dengan logat Betawi.
"Aamiin," ucap Eltham di akhiri dengan tawanya. Jujur saja biasanya dia tidak suka saat ada orang yang salah mengira jika dia bukan anak SMA, tapi untuk kali ini dia benar-benar suka dengan apa yang baru saja ibu itu ucapkan.
Tawanya di ganti menjadi ringisan saat Arhskyla menyikut perutnya.
"Kita bukan___ mmpppt." Sanggahan Arhskyla terpotong karena Eltham telah lebih dulu membekap mulutnya. Cewek itu memberikan pelototan nya pada Eltham yang membekap lewat rangkulannya di bahu.
"Aminin aja sih," bisik Eltham dengan bibir sedikit cemberut.
Tak ingin berdebat hingga berakhir mempermalukan dirinya sendiri, Arhskyla memilih diam.
"Aye duluan ye," pamit si ibu ramah setelah selesai melakukan pembayaran.
Eltham mengangguk dengan senyum yang tak kalah ramahnya, dia masih senang di kira pengantin baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPOCH ✓
Teen FictionTentang Eltham yang jatuh cinta untuk pertama kalinya. Semuanya berawal dari rasa penasaran Eltham pada gadis bermata indah yang menggagalkan percobaan bunuh diri sepupu nya. Memenuhi rasa penasarannya Eltham nekad pindah sekolah, dia memanfaatkan s...