"Semua hanya tergantung prioritas, jika chat mu lama dibalas, itu berarti, kamu bukan yang utama."
Selamat malam 😉
Selamat membaca kisah Shibillang sayang tapi gengsi dan Primata terkutuk ganteng. 😊***
Setelah sadar akan adanya hantu yang nyata. Asha dan Prima masih duduk dengan wajah yang berekspresi rumit. Prima masih sangat syok, sedangkan Asha masih tidak percaya. Itu tadi beneran hantu? Tadi gue sksd sama hantu? Ini karma atau apa dah? Kok bisa sih gue ketemu hantu beneran. Gila!
Asha terus saja membatin sembari meminum es teh manisnya yang ketiga. Sepertinya, setelah lari dari hantu, Asha merasa sangat kehausan. Begitu juga dengan Prima, lelaki tampan itu juga kembali meminum es jeruknya yang ketiga.
Prima melirik Asha. Dia menghentikan tangan Asha yang ingin kembali mengambil gelas es teh manis. "Sha, kayaknya, kita harus lupain ini semua deh. Kita anggep ini mimpi buruk."
Asha hanya bisa mengangguk. Dia juga terlalu malas untuk menganggap ini semua nyata. Asha harus menganggap ini semua adalah imajinasinya.
"Oh, ya, hampir lupa. Gue ngajak lo kesini kan buat beli hadiah." Prima baru saja mengingat tujuannya datang ke pasar malam ini. Dia berdiri dan kembali menjadi Prima menyebalkan. "Ayo, gue gak punya banyak waktu."
Asha melirik Prima. Dih, yang ngabisin waktu kan dia. Dia yang ngajak gue masuk rumah hantu. Dia yang bikin ribet, dia juga yang protes.
Walau merasa malas, Asha tetap ikut berdiri. Dia mengikuti Prima dari jauh. Sekarang, dua orang yang baru saja saling menggenggam kembali berjauhan.
Prima berhenti di sebuah toko boneka. Asha ikut berhenti, matanya berbinar menatap boneka lucu ini. "Ya ampun. Lucu banget, pengin bawa yang warna cream pulang," ucap Asha tanpa sadar.
"Eh, Sha, lo kan sahabatnya Cahya, tolong pilihin hadiah buat dia, dong." Prima menatap Asha. wajah Asha terlihat tidak suka.
"Jadi, lo beli hadiah buat Cahya?"
Prima mengangguk. "Iya lah, yakali gue beli buat lo," kata Prima seraya melangkah menjauhi Asha.
Asha tertawa pelan. Dia merutuki kebodohannya. Bodoh! Lo keseringan ngarep sama Prima, sampe jadi se bodoh ini, Sha.
Selesai dengan tawa bodohnya. Asha pergi ke toko aksesoris. Gadis itu akan memilih hadiah terbaik untuk orang lain 'lagi'.
Prima menggerakan tangan. Dua orang dengan pakaian serba hitam langsung muncul. Prima membisikan sesuatu. Kedua pria tadi mengangguk. Setelah selesai dengan urusannya, Prima pergi menyusul Asha.
"Kayaknya, itu gak cocok buat Cahya, deh. Itu keliatan murah." Prima langsung berkomentar saat Asha akan menyentuh sebuah kotak musik dengan bentuk Crystal berwarna Pink.
Asha mencebik. "Gak selamanya nominal uang bisa gantiin keindahan barang, tau."
"Lagian, Cahya suka kok kotak musik gini." Asha yang tak mau pilihannya di kritik tetap mengambil kotak musik tadi. "Liat tuh, cantik 'kan." Asha mengangkat kotak musiknya seraya tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [ END ]
RomantikArasha Shibilla, seorang penulis novel horor terkenal kembali bertemu dengan Adinar Primasatya Azmilo sahabat sekaligus cinta pertamanya, pertemuan tanpa sengaja ini membuat takdir terus saja mempertemukan Asha dengan Prima. Gara-gara sering bertemu...