Calon Mantu

508 109 182
                                    

Adinar Primasatya AzmiloNumpang lewat dulu ya, dah lama gak eksis dan gak dihujat soalnya😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adinar Primasatya Azmilo
Numpang lewat dulu ya, dah lama gak eksis dan gak dihujat soalnya😄

***

Asha masih menarik kemeja Gio, dia tersenyum saat kedua netra indahnya menemukan keberadaan seorang ibu dengan dua orang anak perempuan. Asha melirik Gio, remaja lelaki berusia tujuh belas tahun itu ikut menatapnya. "Iya, iya gue ngerti," jawab Gio sekenanya.

"Assalammualaikum, ibu." Asha memberi salam saat kedua kakinya berhasil sampai di depan seorang ibu dengan jilbab berwarna mocca.

"Wa'alaikumussalam," jawab ibu berjilbab mocca dengan ramah.

Asha menyengol lengan Gio berusaha membuat Gio peka akan keadaan. Gio paham dengan kode dari Asha, dia tersenyum ramah. "Maaf ibu, saya ingin mengembalikan dompet ibu yang tidak sengaja terjatuh tadi." Gio menyodorkan dompet berwarna hitam yang dia temukan.

Marisa, wanita dengan jilbab mocca itu tersenyum ramah, dia menerima dompet dari tangan Gio. "Wah, makasih, ya. Saya tadi sempet takut dompetnya gak akan balik lagi."

"Kalau dompet itu masih rejeki ibu, dompet itu pasti balik ke tangan ibu, kok. Lain kali hati-hati ya, bu." Gio sempat-sempatnya memberi nasihat. Padahal, beberapa menit yang lalu dirinya lah yang bersikukuh untuk tidak mengembalikan dompet milik Marisa.

Marisa lagi-lagi tersenyum, dia sibuk memperhatikan wajah Asha yang terlihat kesal akan sikap Gio. "Sekali lagi makasih ya, nak—" Marisa menggantungkan ucapannya. Tatapannya fokus metapa Gio.

"Gio bu, nama saya, Argiovano Lesmana," sahut Gio seraya memperkenalkan diri.

"Oh, iya, makasih ya nak Gio, semoga Allah membalas kebaikan nak Gio."

"Aamiin," jawab Gio cepat.

Gio melirik dua anak perempuan yang berdiri di belakang Marisa. Mereka berdua sibuk menunduk, sikap aneh dua anak perempuan itu membuat Gio sedikit penasaran. Gio ingin melontarkan pertanyaan, tapi tangan Asha yang kembali menggenggam ujung kemejanya membuat Gio urung untuk bertanya. Gio melirik Asha seraya menaikan sebelah alisnya. Asha tidak mengeluarkan suara namun mulut kecilnya bergerak guna memberikan Gio kode.

Gio paham maksud dari Asha, dia kembali menatap Marisa lalu mengukir senyuman ramah. "Maaf bu, kami berdua permisi dulu." Gio berpamitan. Marisa menanggapi dengan anggukan kecil. Setelah mendapat respon positif dari Marisa, Gio dan Asha langsung pergi meninggalkan Marisa yang tersenyum penuh arti.

"Ma, kita jadi ngikutin si kakak cantik sama si Gio?" Nadhira bertanya seraya menyentuh tangan Marisa.

Marisa tersenyum. "Tentu, bukannya kalian mau punya kakak ipar kayak dia."

Nadhira mengangguk, sedangkan kembarannya, Nayra, masih kebingungan. "Ma, kita kan tadi liat Gio ambil dompet Mama terus di bawa kabur. Kenapa Mama gak hukum Gio, sih? Gio itu jail loh, Ma, Nay sering di jailin, untung aja Dhira selalu bisa lawan Gio."

My Destiny [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang