Selamat membaca 😊
Semoga suka dengan ke alayan aku di part ini 😄
***
"Yeash. Akhirnya, kita gak jadi rugi." Bunga berteriak kegirangan. Dia tersenyum lebar sembari mengembuskan napas lega.
Shinta yang tengah mencatok rambut Asha menoleh. "Dapet pembeli baru?"
Bunga mengangguk. "Iya, malah lebih fantastis,"kata Bunga seraya tersenyum lebar.
"Fantastis gimana?" tanya Cahya, cewek manis berdress hitam ini baru saja datang sambil membawa high heels untuk Asha kenakan.
"Fantastis karena dia berani bayar sepuluh jutaaa." Bunga semakin histeris. Sedang Asha mulai berpikir.
"Sepuluh juta? Lo yakin?" kini Asha ikut bertanya. Asha jadi penasaran apa yang sudah Bunga janjikan hingga fansnya mau membayar harga tiket yang tadinya hanya lima ratus ribu menjadi sepuluh juta.
Bunga nyengir, dia tau betul arti tatapan Asha saat ini. "Gue bilang, dia bisa makan malem bareng lo di ruang VVIP."
Asha manggut-manggut.
"Asha, gak kaget?" tanya Shinta setelah selesai dengan pekerjaannya.
Asha menggelen pelan. "Makan malemnya sama kalian juga kan?" tanyanya polos.
"Ya enggak lah, Sha. Yakali dia bayar sepuluh juta buat makan malem bareng kita juga." Cahya yang menjawab dengan gemas. Kadang Cahya sering dibuat bingung dengan sikap Asha yang sering polos dan lemot. Padahal, Cahya tau bahwa kepintaran Asha bukanlah isapan jempol belaka.
"Jadi makan malemnya berdua doang?" tanya Asha lagi.
"Iya lah. Ibaratnya tuh kayak Blind Date, soalnya kan Asha pake topeng dia juga pake topeng." Shinta tersenyum jahil.
"Nta, gak boleh ngejailin orang pinter. Gak baik tau." Bunga menegur. Si biang masalah masih terlihat sok polos. Padahal Asha sudah menatapnya dengan tatapan di penuhi laser.
"Anggap aja ajang cari jodoh. Siapa tau klop." Bunga tertawa saat Asha dengan sengaja menimpuk wajahnya menggunakan tisu.
Saat ini aksi kejar-kejaran tak bisa di hindarkan. Shinta dan Cahya tak ingin melerai, keduanya malah asik menonton sambil memasukan kripik singkong balado dengan begitu santai.
***
"Baiklah ini adalah acara yang paling kita tunggu-tunggu. Langsung saja. kita sambut ... MaskWriter," suara MC acara Meet and Great Asha menggema. Asha menarik napas lalu mengembuskannya secara perlahan. Jujur, walau sudah sangat sering mengadakan acara seperti ini. Asha masih saja gugup. Karena pada dasarnya, Asha tidak suka jadi pusat perhatian. Namun, Asha juga tidak bisa menolak aliran uang yang dihasilkan lewat karya-karyanya.
Asha berjalan dengan begitu elegan. Bak seorang model, kaki jenjangnya melangkah dengan anggun memasuki panggung megah yang sudah di huni oleh puluhan penggemarnya.
"MaskWriter ... aku padamu!"
"Kasih U, Kasih N, Kasih C, Kasih H, Unch sayang-sayang! Unch sayang-sayang!"
"MaskWriter and MW lovers?!"
"Jodoooh ... sampaiii mati ... Uhuyyyyy!"
Asha mengulas senyuman. Matanya berkaca-kaca bahkan aliran bening pun mengalir. Asha tak bisa menahan tangis melihat betapa antusias dan betapa cintanya mereka pada seorang Arasha Shibilla. Gadis berusia 22 tahun ini amat sangat bersyukur memiliki MW Lovers yang selalu setia mendukungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [ END ]
RomansaArasha Shibilla, seorang penulis novel horor terkenal kembali bertemu dengan Adinar Primasatya Azmilo sahabat sekaligus cinta pertamanya, pertemuan tanpa sengaja ini membuat takdir terus saja mempertemukan Asha dengan Prima. Gara-gara sering bertemu...