Pagi ini, Prima sudah siap dengan setelan olahraga yang begitu pas dengan tubuh tegapnya. Celana olahraga warna hitam di padukan dengan kaos putih dan jaket berwarna putih ini adalah pilihan dari kedua adiknya.
Prima menatap kedua adiknya yang sedang mengacungkan kedua ibu jarinya. "Wah, kali ini abang beneran keliatan keren." Salah satu adik kembarnya dengan senyuman polos dan rambut yang dikepang dua ini memuji dirinya. Pujian dari si bungsu yang terkesan sangat tulus berhasil menerbitkan senyuman indah di wajah Prima.
"Karena hari ini Nay duluan yang muji abang. Jadi, Nay boleh minta tiga permintaan." Prima masih memasang senyuman. Senyuman yang membuat mata Nayra berbinar. Saking senangnya, Nayra langsung ingin menyebutkan permintaannya. Namun, ucapan itu tak berhasil lolos dari mulut Nayra, karena Nadhira, saudari kembarnya menggeleng. Lalu mengedipkan matanya sekali. Nadhira berusaha mengingatkan Nayra akan tujuan mereka hari ini.
Nadhira membatin. Semoga Nayra kali ini gak lemot. Kalau sampe lemot, gue pecat jadi saudara kembar, nih.
Nayra tersenyum manis, sepertinya kode yang diberikan oleh Nadhira berhasil dia tangkap dengan baik. "Dengerin ya bang, Permintaan pertama Nay adalah, sekarang juga kita pergi ke alun-alun."
"Okey, kita ke alun-alun sekarang," ucap Prima seraya merangkul kedua adiknya. Walau mereka menyebalkan Prima tetap begitu menyayangi kedua adiknya, apalagi mereka adalah anak perempuan itu berarti Prima bertanggung jawab untuk melindungi dan membahagiakan adik-adiknya.
"Abang." Nadhira memanggil seraya menoleh guna melihat wajah Prima.
"Hm."
"Dhira boleh minta permintaan juga gak?"
Langkah mereka terhenti tepat sebelum memasuki mobil.
"Kita tanya ke tuan putri hari ini dulu. Gimana tuan putri, apa Nadhira boleh minta permintaan juga?" tanya Prima dengan suara begitu lembut.
Nayra langsung mengangguk. "Boleh banget, Dhira boleh minta permintaan juga ke abang. Tiga juga ya bang, biar adil."
"As you wish my princess."
Nayra dan Nadhira langsung tersenyum begitu lebar. Walau Prima menyebalkan dan sering menjahili mereka. Tetapi Prima tetap abang terbaik yang pernah mereka miliki.
Melihat senyuman indah di wajah adik kesayangannya, Prima tentu tak bisa menahan senyuman. Dia ikut tersenyum seraya membukakan pintu untuk dua princessnya hari ini. Lambat laun senyuman Prima berubah menjadi smirk yang begitu menyebalkan.
***
Prima terus saja menuruti permintaan dari Nadhira dan Nayra. Karena permintaan mereka berdua, lelaki tampan ini sudah berdiri di samping kursi alun – alun yang di kelilingi bunga. Prima mendadak jadi tontonan orang yang berlalu lalang, ulah Nadhira dan Nayra yang memakaikan kaca mata hitam lalu memberikan satu buket mawar merah ditambah satu buket cokelat membuat Prima terus saja mengumpat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [ END ]
RomanceArasha Shibilla, seorang penulis novel horor terkenal kembali bertemu dengan Adinar Primasatya Azmilo sahabat sekaligus cinta pertamanya, pertemuan tanpa sengaja ini membuat takdir terus saja mempertemukan Asha dengan Prima. Gara-gara sering bertemu...