•01 : Awalan•

30.3K 976 13
                                    

Karya ini adalah fiksi,

karakter, nama, adegan, tempat dllYang muncul sebuah imajinasi.
Adanya kesamaan itu merupakan sebuah kebetulan!!

Maaf kalau typo bertebaran dan terdapat beberapa kata atau kalimat yang membuat kalian harus membaca ulang

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-oOo-

Jam menunjukan tepat pukul setengah sebelas malam, seorang cowok memacu motor choppernya dengan kecepatan cukup tinggi membelah jalan ibu kota menuju sebuah apartement. Dia tadi mendapat kabar dari salah satu sahabatnya yang melihat bahwa pacarnya terlihat bersama cowok lain.

Kejadian sebelumnya

"Lang, lo lagi dimana?" Iya dia Erlang.

"Dibengkel sama anak-anak,lo dimana?"

"Buruan kesini, gua liat vika tadi bareng cowok," bukannya menjawab, temannya yang bernama Avaril Sammuel Malek ini malah mengatakan bahwa ia melihat pacar sahabatnya bersama cowok lain, saat ia habis bertemu ayahnya.

"Lokasi lo dimana?"

"Gua kirim di chat, cepet lu kesini."

"Gua otw sama anak-anak."

Setelah tau lokasinya,Erlang langsung cabut dari bengkel bersama ketiga sahabatnya menuju tempat yang tadi diberitahu.

Erlang meng-gas motornya dengan wajah datar tidak memperdulikan pengendara lain yang memberinya sumpah serapah.

Setelah sampai lokasi dan menemukan keberadaan sammuel, Erlang bersama keempat sahabatnya langsung menaiki lift menuju lantai kamar yang katanya terdapat pacarnya bersama cowok lain.

Dengan perasaan sedikit tidak percaya, Erlang mengetuk pintu apartement, ia berharap orang yang membuka pintu bukanlah pacarnya, dan tidak perlu menunggu lama terdengar suara dari dalam untuk menyuruhnya menunggu.

Setelah pintu apartement terbuka, diam adalah respon pertama yang Erlang berikan, Erlang menantap orang didepannya dengan pandangan kecewa, tidak sesuai harapannya, orang yang membuka pintu adalah pacarnya yang hanya menggunakan celana pendek, tenk-top, dan handuk yang menutupi sebagian tubuhnya.
"Ketiga kalinya kamu kaya gini, dan ini yang paling parah yang aku liat."

Vika memandang terkejut cowok didepannya, bersamaan dengan kalimat itu, ia menyingkirkan tangan yang bertengger di pinggangnya "Lang, aku bisa jelasin,"

Cowok yang berada dibelakang vika pun tidak kalah terkejut "Hai dit..." Erlang memandang cowok dibelakang dengan senyuman kecil lalu mengalihkan pandangan kepacarnya, tidak, mulai malam ini perempuan yang bernama Avika briliana bukan lagi pacarnya.

"Aku ngga nyangka kamu bisa sejauh ini." Dengan pandangan yang sulit diartikan, Erlang langsung beranjak pergi dari tempat itu setelah mengucapkan kalimat tersebut, meninggalkan keempat sahabatnya yang tadi sempat mencegah vika saat cewek itu meneriaki namanya dan mencoba mengejarnya.

Vika terduduk menangis merasa bersalah, ia tidak menyangka ia akan ketahuan selingkuh saat itu.

Keempat cowok didepannya tidak memperdulikan suara tangisannya, lalu pergi menyusul Erlang.

Saat sudah keluar dari tempat itu Erlang langsung menyalakan motornya untuk pergi membawa rasa sedih dan kecewa, ia tidak menyangka cewek yang berada dihatinya dua tahun belakangan ini bisa membuatnya merasakan sakit yang sedalam ini.

Saat sudah keluar dari tempat itu Erlang langsung menyalakan motornya untuk pergi membawa rasa sedih dan kecewa, ia tidak menyangka cewek yang berada dihatinya dua tahun belakangan ini bisa membuatnya merasakan sakit yang sedalam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditempat lain, seorang cewek duduk menangis di kamar mandi merenungi nasibnya, ia memandang nanar testpack ditangannya yang menandakan dua garis, dengan perasaan kesal dan bersalah. Andai ia mendengarkan perkataan Ayahnya tidak akan ada kejadian seperti malam itu.

Seminggu sebelumnya

"Iya Yah gausah, lagian Dhiva bawa motor sendiri," cewek yang bernama lengkap Nandhiva Aisha Almashyra sedang menjawab telpon dari ayahnya, yang menanyakan keberadaannya.

"Ya gapapa, Ayah ikutin dari belakang, bunda kawatir soalnya" jawab dari sebrang sana.

"Gapapa Yah gausah, Dhiva bisa pulang sendiri" jawab Dhiva keukeuh.

"Yaudah hati-hati yaa...pulangnya jangan kemaleman."

"Oke Yah." Setelah menjawab, Ayahnya langsung mematikan telponnya, dia tidak tau saja bahwa Dhiva sedang dalam perjalan pulang.

Dhiva melanjutkan perjalanan pulangnya, jam menunjukan pukul 8 malam, ia pulang melewati jalanan yang gelap dan jarang dilewati, karena jalan yang biasa ia lalui sedang ada perbaikan.

Dipertengahan jalan, perasaan Dhiva tidak enak, seperti ada yang mengikuti. Benar saja, tak beberapa lama satu pengendara motor yang berboncengan tiba-tiba menyalip dan menghadang jalan Dhiva,

Dhiva mulai ketakutan saat orang yang di bonceng turun dan langsung mencengkram pergelangan tangannya, menodongkan pisau yang berada ditangan satunya, mengisyaratkan agar ia tak berbuat yang macam-macam.

Ia ketakutan, ingin berteriakpun sepertinya percuma, jalanan gelap dan sepi tak ada tanda-tanda akan orang yang lewat. Salah seorang teman yang mengendarai motorpun sudah ikut turun, berniat menutup mulut dan matanya dengan kain yang ia genggam, Dhiva melawan saat hendak disekap kain, tetapi tenaganya kalah besar dan kedua orang itupun membawa Dhiva kesuatu tempat.

Dhiva mulai menyadarkan otaknya, ia tidak menyangka atas kejadian yang barusan ia lalui, dua orang tadi telah memperkosanya, Dhiva sempat berontak saat salah seorang itu ingin meraba tubuhnya, tetapi semakin ia memberontak semakin besar juga kekuatan yang orang itu berikan ke Dhiva, Dhiva pasrah saat orang itu memulai aksinya ia hanya menangis menahan sakit.

Dirasa perasaannya cukup stabil ia memunguti pakaiannya sambil menangis lalu pergi dari tempat itu.





TBC.

azrielalf

The Night IncidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang