2.

15.4K 1K 22
                                    

SELAMAT MEMBACA!!

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT!!

****

Satu keluarga lengkap ini sedang makan malam bersama, hanya terdengar dentingan sendok dan garpu, karena di keluarga mereka mengajarkan, kalau sedang makan jangan berbicara dan melakukan aktivitas yang lainnya.

"Dad" Ryan menatap Lia. Lalu tersenyum hangat.

"Yes sweety?" jawab Ryan.

"Besok kan aku sekolah di sekolahan baru, itu emang sekolah Daddy dulu?" tanya Lia

"Iya, sayang itu sekolah Daddy dulu pas Daddy SMA." jawab Ryan.

"Aku takut nih Dad, takut besok gak ada temen." kata Lia seraya menunduk kebawah melihat jari-jarinya.

"Pasti ada yang mau temenan sama kamu, kamu cantik gitu kok sayang" kata Lindria.

"Iya dek, denger kata Mommy, pasti kamu ada temen." kata Rial.

"Tapi jangan pacaran." kata Ryan tegas.

"Iya Dad, aku juga mau fokus sama pelajaran dulu kayaknya."

Ryan mengangguk dua kali sebagai jawaban. Ryan menyesap Wine sedikit.

Lalu, Ryan berdiri dari kursinya,

"Rial ikut Daddy di ruang kerja Daddy." dengan nada perintah.

Rial mengangguk, ia berjalan tepat dibelakang Ryan.

"Kak Rial mau dimarahin sama Daddy, Mom?" tanya Lia

"Enggak kok, mungkin mereka mau ngobrol sebentar." jawab Lindria.

"Udah sekarang kamu tidur jangan mikirin apa-apa lagi, tenangin pikiran kamu terus tidur, jangan lupa doa sebelum tidur, matiin lampunya kalau sudah mau tidur." kata Lindria seraya mengusap pucuk kepala Lia.

"Oke Mom aku tidur dulu." Lia memeluk Lindria dengan penuh kasih sayang.

Lindria menganggukan kepalany, melepas usapan di pucuk kepala Lia.

Lia pun berjalan ke kamarnya dan bersiap untuk tidur.

Lindria menatap Lia yang sedang menuju ke kamarnya, setelah itu ia berjalan menuju kamarnya.

****

"Ada apa Dad?" tanya Rial, Ryan menatap meja kerjanya dengan datar. Lalu menghela nafasnya.

"Daddy minta tolong untuk VERGOSA jagain Lia." kata Ryan.

"Tapi mereka laki-laki semua Dad—"

"Daddy percaya sama mereka semua, mereka semua sudah seperti keluarga di mata Daddy."

Rial hanya mengangguk pasrah, "Oke Rial hubungin Leo nanti untuk selalu menjaga Lia."

Ryan hanya mengangguk, ia berdiri dari kursi kerja miliknya.

"Rial ke kamar ya Dad." izin Rial.

Ryan mengangguk dan tidak lupa untuk mengatakan selamat malam.

****

Para lelaki itu sedang bercanda ria, sambil, merokok dan memakan cemilan yang Juan ambil tadi, sampai-sampai jatuh.

Saat mereka tengah bercanda ria, terdengar ada deringan telepon di handphone milik Leo.

Leo terkejut saat melihat siapa yang menelponnya.

"Siapa yang nelpon lu Yo malem-malem gini?" tanya Wil dengan mengerutkan dahinya.

"Bang Rial." jawab Leo seraya melihat handphone miliknya.

Para lelaki yang tadinya bercanda ria menjadi serius dalam sekejap hanya karena ada nama Bang Rial disebut. Karena biasanya kalau Bang Rial menelpon bisa jadi ada sesuatu.

Leo pun mengangkat telepon tersebut.

"Leo." Terdengar suara berat milik Rial di seberang sana.

"Ya bang? Kenapa tiba-tiba telfon tengah malem gini bang?"

"Gue ganggu lo gak?"

"Enggak lah Bang. Santai aja...Lagian gue juga masih bangun."

"Kalo lo gak bangn berarti lo mati dong bodoh."

Leo terkekeh.

"Ada apaan bang? Belom dijawab nganggur dsri tadi pertanyaan gue."

"Oh iye, gue minta tolong jagain adek gue. Satu VERGOSA ya. Adek gue baru aja masuk ke public school. Jadi tolong jagain dia. Sebelumnya dia homeschooling."

"Santai aje bang. Cewe apa cowo adek lo bang?"

"Pasti lo kesel, cewek adek gue."

Satu kata yang membuat Leo menegang, karena Leo paling tidak suka dengan perempuan, karena menurutnya perempuan itu menjengkelkan.

"Adek gua baru mau masuk sekolah besok. Jadi tolong jagain dia mulai besok."

"Oke bang—besok tinggal gue jagain."

"Siap, besok gua kayaknya yang bakalan nganterin adek gua ke sekolah, sekalian gua mau ketemu ama lu pada, kangen gua ama lu pada, sekalian kangen ama sekolah gua yang lama, jadi gasabar gua nemuin generasi ketiga dari VERGOSA  nih hahahahahahaha."

"Siap lah bang, besok gua tunggu ya bang."

"Iye malem semua, jangan pada begadang besok sekolah."

"Kayak dulu lu kagak begadang aje bang hahaha."

"Gue mah anak baik-baik dulu."

"Najis bang."

"Yaudah gitu aja. Gue tutup telfonnya."

"Oke bang."

Panggilan terputus.

Leo menyimpan handphonenya di saku lalu mengatakan

"Besok bang Rial dateng ke sekolah kita."

"Loh ada apaan Yo?" tanya Ares.

"Bang Rial punya adek, dia nyuruh kita buat jagain adeknya." jawab Leo.

"Cewe cowo tuh" tanya Ares sambil menaik turunkan alisnya.

"Cewe." jawab Leo.

"ANJER BISA GUA EMBAT TUH!" jawab Ares dengan lantang.

"Lu mau mati besok?" ucap Wawa dengan sedikit terkekeh.

"Oiya adek Bang Rial, baru inget gua." Jawab Ares dengan lesu, karena ia pikir ia memiliki mangsa lagi.

"Makanya tuh otak bersihin dulu, jangan isinya cewe montok mulu yang lu pikirin." Jawab Wil dengan dingin tetapi menusuk.

"Aduh mas sakit ati aku!" Ares mengatakan dengan dramatis dan tangan yang di letakkan di dadanya kirinya.

"NAJIS GOBLOK!!" teriak Wawa seraya melempar cemilan ke kepala Ares.

Ares mengaduh seraya mengambil cemilan yang tadi dilempar oleh Wawa, Ares sudah ingin melempar balik cemilan tersebut. Tetapi ada yang membuka suara dan keluarlah kata-kata yang membuat mereka semua ingin melempar semua cemilan disitu.

Juan mengatakan "Eh jadi Bang Rial punya adek itu cowo?"

****

VERGOSA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang