SELAMAT MEMBACA!!
JANGAN LUPA VOTE & COMMENT!!
****
Leo sedang mengendarai motornya ke Rumah Sakit yang ditempati oleh Lia. Hari ini Leo berencana untuk menemui Lia yang masih di opname di Rumah Sakit.
Setelah beberapa menit, Leo sudah memasuki basement Rumah Sakit. Leo memakai jaket kebangaannya. Dan sepertinya teman-teman Leo akan dateng ke Rumah Sakit juga, untuk mengurus tentang Gana.
Leo berjalan masuk ke Rumah Sakit, dan ingin menemui sang resepsionis.
"Mbak, Kamar atas nama Zeclya Victoria Zominic di nomor berapa ya?" Tanya Leo seraya mengetuj-ngetuk jarinya di meja tersebut.
"Oh Zeclya di ruang VVIP nomor 2206 ya kak. Pakai lift yang di sebelah kiri kak, karena khusus menuju ke ruang VVIP."
"Oke deh mbak, makasih." Leo langsung berlari ke arah lift yang tadi sudah ditunjukkan oleh resepsionisnya.
Leo memencet tombol lift nomor 22.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Leo sampai di lantai 22. Lalu Leo langsung berlari ke arah pintu yang bertuliskan VVIP 2206.
Saat Leo membuka pintu terlihat Lia yang ketakutan, memeluk lututnya, menatap kosong ke arah lantai.
"Lia kenapa?" Tanya Leo dengan hati-hati agar tidak Lia tidak kaget karena suaranya.
Lia menatap ke arah Leo lalu langsung berlari memeluk Leo. Leo merasakan badan Lia yang bergemetar hebat. Leo masih tidak tahu mengapa Lia seperti ini. Leo pun menggedong Lia dan mendudukkan Lia di kasur.
Leo masih tidak mau menanyakan macam-macam tentang ini. Sepertinya Lia shock atau panik, Leo tidak tahu. Leo melihat ke arah Lia, Lia terlihat seperti sesak nafas. Terbukti bahwa Lia nafasnya tersendat-sendat. Tidak bisa nafas dengan teratur.
Leo mengelus pucuk kepala Lia agar Lia merasa lebih tenang lagi, Leo melihat sekitar, apa yang membuat Lia bisa seperti ini.
Leo memfokuskan atendinya terhadap pintu balkon Rumah Sakit itu. Ternyata terdapat tulisan KEMATIAN AKAN DATANG KEPADAMU GADIS KECIL! HALO RIRI!
Leo terkejut saat melihat ada tulisan Riri di pintu itu.
Leo melihat ke arah Lia lalu memeluk Lia sangat erat, ia tidak mau kehilangan Ririnya lagi, camkan itu, lagi.
****
"Udah agak enakan Ri?" Tanya Leo dengan khawatir, masih dengan posisi memeluk Lia.
Lia yang masih sedikit shock dan panik pun hanya bisa untuk menganggukkan kepalanya. Karena terlalu lemas untuk mengeluarkan kata-kata.
"Lo tenangin diri lo dulu. Biar gue telfon Bang Rial sebentar." Ujar Leo melepaskan pelukan terhadap Lia.
Lia yang merasakan Leo melepas pelukannya menarik tangan Leo lalu memeluknya lagi, Lia tidak mau melepas Leo.
Leo yang melihat hal itu hanya terkekeh kecil, karena bayi besar ini tidak mau terlaps dan pelukannya. Mungkin pelukannya terlalu nyaman? Leo pun tidak tahu.
"Bentar doang kok, gak lama. Janji deh. Cuma beberapa langkah dari lo kok." Ujar Leo mengusap kelapa Lia dengan lembut.
Lia hanya menganggukkan kepalanya dan mengerucutkan bibirnya.
"Mau dicium bibirnya di monyomg-monyongin begitu?" Tanya Leo menggoda Lia dengan otak mesumnya.
Lia menggelengkan kepalanya. Ia menatap tajam Leo.
Leo yang ditatap seperti itu hanya meringis.
"Bang."
"Oi bro Leo! Kenape nelfon gue?"
"Lia tadi rada ketakutan sama ada tulisan kayak pake cat merah gitu bang. Ada tulisannya. Mending lo kesini aja deh bang. Biar sekalian bisa kita pecahin masalah sekarang juga. Gue manggil ketua VERGOSA yang laennya. Kalo gue manggil 855 orang ke rumah sakit kan kebanyakn bang."
"Oh oke deh gue otw kesana, kira-kira 10 menit gue nyampe."
"Gue tunggu bang."
Tut.
Leo mematikan telfonnya yang tadi tersambung dengan Rial. Leo membuka aplikasi chattingannya lalu mengkontak para ketua VERGOSA agar mereka datang ke Rumah Sakit.
****
"HELLO BRO LEO! APAKABS!" Teriak Markus sembari membawa buah-buahan untuk Lia.
"Ini Rumah Sakit goblok bukannya warteg deket Rumah lo!" Kesal Niko.
"Tau nih ketua VERGOSA tapi bego! Ketua tuh harus berwibawa bukan kek elu!" Niko menoyor kepala Markus dengan kencang.
"Noyornya pake perasaan dong sat! Sakit anjing!" Markus mengelus bagian kepalanya yang terkena toyoran Niko.
"Diem." Jika Leo sudah berbicara dingin seperti itu, pasti mereka semua sudah langsung kicep. Karena aura yang dimiliki Leo itu sangat tidak main-main.
"Jadi kita bakalan ngomongin apa?" Tanya Niko dengan penasaran. Markus menaruh buah-buahan untuk Lia di meja dekat kasur Lia lalu kembali ke sofa.
"Pintu." Leo mengarahkan matanya ke arah pintu. Lalu diikuti oleh mereka semua disana.
"Jadi riri itu Lia?" Tany Niko dengan dingin, dan nada yang tajam.
"Iya."
"Menurut lo si--" Ucapan Markus terpotong.
"HELLO BRODI-BRODI SEMUA! HAHA! GENG-GENG GUE ANJAY!" Mereka semua melihat ke arah pintu yang di dobrak oleh Rial. Mereka menatap Rial dengan raut bingung kecuali Leo. Mengapa Rial datang kesini?
"Gue kakaknya Lia cuk." Ujar Rial seperti mengetahui apa yang dipikirkan oleh mereka.
Mereka pun mulai untuk mendiskusikan hal yang menimpa Lia. Lia pun sudah tidur, karena bosan mendengarkan mereka semua berdiskusi. Ia lebih baik tidur.
Mereka mendiskusikan hal tersebut sampai tengah malam. Karena menemukan orang yang meneror Lia sangatlah sulit. Rial tidak mau melibatkan Ryan terlebih dahulu, karena Ryan pastinya akan melakukan tindakan yang lebih kejam kepada orang yang meneror Lia. Jadi lebih baik mereka mendiskusikan hal ini terlebih dahulu.
"Jadi menurut gue sih, gue simpulin kalo ini kerjaan Gana. Karena kalo Dimagrata, dari dulu dia gapernah maen teror-teroran." Ujar Niko dengan menatap ke mereka semua.
"Bener banget, gue setuju sama Niko. Kalo misalnya ini ulah Dimagrata gamungkin dia neror." Ujar Markus dengan raut muka yang dingin.
"Tapi, Netta gimana? Netta belom kita interogasi." Ujar Niko.
"Lah iya si nenek lampir belom kia interogasi. Jangan sampe Wil khianatin kita cuma gara-gara cewe." Ujar Rial.
"Wil gak mungkin kayak gitu percaya gue. Kalo dia kayak gitu mustinya dari tadi sore dia udah marah-marah gajelas, dan Wil itu bukan tipe orang yang plin-plan, jadi menurut gue dia gak akan khianatin kelompok dia sendiri." Ujar Leo panjang lebar.
"Yaudah kalo gitu, berarti Gana yang emang ngelakuin ini." Ujar Rial dengan tangan terkepal menahan marah.
****
"Tata, bunuh Wil." Ujar Gana, sembari memainkan belati yang berada di tangannya. "Bunuh pacarmu sendiri." Lanjutnya.
****
GIMANA PERASAAN KALIAN PAS BACA PART INI?!
GIMANA PERASAAN LIA PAS TAU KALO SAHABATNYA ITU YANG NABRAK DIA?!
SEHAT SELALU GESS!!

KAMU SEDANG MEMBACA
VERGOSA [ON GOING]
Ficção Adolescente[⚠️ADANYA KATA-KATA KASAR YANG TIDAK PATUT DITIRU. DAN JUGA ADEGAN KEKERASAN YANG TIDAK BOLEH DICOBA. MOHON MEMBACA DENGAN BIJAK⚠️] [BUDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA CERITA PON] VERGOSA. Nama geng motor yang cukup terkenal di kalanga...