49.

4K 256 27
                                    

SELAMAT MEMBACA!!

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT!!

****

Lia bergegas berlari keluar kamar untuk mencuci tangannya terlebih dahulu. Setelah itu Lia turun kebawah untuk melihat kejadian apa yang terjadi dibawah. Tentunya memakai lift agar tidak memakan waktu.

Lia telah sampai di lantai 1, setelah keluar dari lift, ia mematung ditempat, karena melihat kedepan.

Lia berlari ke arah Lindria yang sedang memangku kepala anak pertamanya, yang di perutnya sudah terdapat darah, darah berceceran di lantai yang putih.

"Kak..." Lia masih shock dengan hal ini. Kakaknya tertembak, tepat di tengah-tengah perut. Tiba-tiba Lia mendengar adanya gebrakan pintu, terdapat Ryan yang penampilannya sudah tidak beraturan, kancing kemejanya yang terbuka dua kancing, dan dasinya yang sudah melonggar dari lehernya.

"Kak Rial! Hiks!" Lia pun jatuh terduduk dengan air mata yang bercucuran, terdapat dokter pribadi Zominic yang masuk ke dalam rumah.

Lia berdiri lalu berlari ke arah lift, dan menuju ke kamarnya. Panic attack milik Lia kambuh lagi, di saat yang tidak tepat.

Lia dengan tangan yang gemetar mengambil handphone nya untuk menghubungi pacarnya, yang baru saja beberapa menit yang lalu terputus panggilannya.

Setelah menemukan kontak Leo ia menekan simbol telepon, lalu tanpa menunggu lama, Leo mangangkat teleponnya.

"Ha--"

"L-le-leo! A-ak-aku g-gak b-bis-bisa naf-fas..." Ujar Lia berusaha utuk mengeluarkan suara yang tercekat. Dan rongga dadanya sudah sangat sesak.

****

Setelah Leo menutup telepon dari Lia menanyakan tentang martabak yang baru ia beli, Leo langsung pergi ke markas VERGOSA, karena memang semuanya sedang berkumpul disana.

Leo pun keluar dari rumah dan mengeluarkan motornya, ia belum mengendarai motornya karena mama Leo sudah tertidur. Jadi ia tidak ingin menganggu Mama-nya.

Setelah sudah dirasa jauh dari rumah ia mulai mengendarai motornya menuju ke markas VERGOSA.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Leo akhirnya sampai di markas VERGOSA. Sudah terdengar dari dalam terdapat teriakan-teriakan, yang pasti anggota VERGOSA pelakunya.

Leo pun masuk ke dalam markas, dan ia sedikit terkejut karena banyak sekali botol alkohol yang berserakan di lantai, kalau bukan Markus, pasti Ares.

Ia melihat kesekelilingnya, ada Ares yang sedang bermain game online, dan--Markus yang kobam. Leo pun berjalan ke arah sofa.

Leo sudah melihat gerak-gerik Markus yang mau mendekati dirinya, Leo tau, kalau Markus sudah kobam Markus pasti akan mendekati dirinya.

"Eh ada babang Leo." Ujar Markus tidak jelas, Leo pun hanya menatap datar Markus yang cengengesan tidak jelas.

Markus pun yang masih cengengesan duduk di sebelah Leo lalu menyandarkan kepalanya di bahu Leo yang langsung ditepis oleh Leo karena bahunya hanya milik Lia seorang.

"Ih babang Leo mah jahat." Leo yang melihat tingkah Markus yang kobamnya sudah tidak waras pun berdirfi dari sofa. Lalu berjalan ke arah Wil yang sedang berkutat dengan laptopnya.

"Nyari apa lo?" Leo mengambil kursi lalu mendudukkan dirinya di sebelah Wil.

"Hanata." Jawaban singkat, padat, dan jelas milik Wil membuat Leo sontak membulatkan matanya lalu merubah raut mukanya ke semula, datar.

VERGOSA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang