SELAMAT MEMBACA!!
JANGAN LUPA BUAT VOTE SAMA COMMENT!!
****
"Kalian itu harus menjadi penerus bangsa yang bagus! Mengerti?!" Ujar Kepala Sekolah sembari tangannya dilipat di depan dada.
"Jangan marah-marah pak. Inget umur pak entar batuk!" Ucap Wawa sembari menahan tawanya.
"HEH NYUMPAHIN SAYA KAMU?!" Kesal Kepala Sekolah yang memang umurnya sudah berkepala 5.
"Kalo Bapak nangkepnya begitu salah atuh pak. Gu-- eh saya kan mau peratiin bapak bukannya nyumpahin bapak atuh pak." Ujar Wawa dengan muka yang polos dibuat-buat.
"NAJISUN ANJRIT!" Teriak Ares dengan muka yang jijik.
"SUDAH! INI TERAKHIR KALINYA SAYA MAU MELIHAT KALIAN NAKAL! SAYA CAPEK NGURUSIN KALIAN TAU GAK?!" Kesal sang kepala sekolah.
"Yaudah pak kalo capek tidur aja." Ujar Lia yang sedang di dekat pohon. Bersender di pohon.
"TERSERAH KALIAN LAH SUDAH! BUBAR SEMUA! DAN KAMU LIA MASIH ANAK BARU SUDAH MULAI NAKAL!" Kesal Kepala Sekolah menunjuk ke arah Lia.
Mereka semua pun bubar dari barisan masing-masing. Leo melihat ke arah Lia lalu berlari ke arah Lia.
"Nakal." Leo mengusap kepala Lia dengan tangan kanannya. Lia yang diusap kepalanya menjadi salah tingkah, "Tapi kalian bubar kan? Coba kalo gak ada gue pasti gaakan bubar." Ujar Lia menetralkan debaran jantungnya yang menggila karena Leo.
"Leo aku bawain minum!!" Ada perempuan yang tiba-tiba datang dan memberikan minuman pada Leo tetapi dihiraukan oleh Leo.
Perempuan tersebut melihat ke arah Lia dengan sinis. Lalu perempuan itu mulai merajuk lagi. "Leo ini minumnya, aku udah lari-larian kesini capek banget tau!" Sembari memeluk lengan Leo.
"Kalo orangnya gamau ya jangan cari kerja sampingan." Ujar Lia. Leo menatap Lia dengan tatapan bangga. Dan perempuan tadi menjadi sewot. "Maksud lo?!"
Lia menyeringai lalu mengatakan "Jadi pelakor." Perempuan itu menjadi marah dan melepaskan pelukan tangannya.
"Apa-apaan lo?! Emang lu siapa Leo?! Gue tuh pacar Leo! Ngerti gak lo?!"
"Coba lu tanya dulu sama orang di samping lo. Mau gak dia ama lo?" Tanya Lia dengan tatapan datarnya melihat ke arah perempuan yang ia tidak tahu namanya itu.
"Uda--" Ucapan perempuan itu terpotong.
"Tanya dulu di depan gue. Baru gue percaya." Ucap Lia dengan seringaiannya.
"Leo kamu pacar aku kan?" Tanya perempuan itu sembari melihat ke arah Leo dengan tatapan yang menggelikan menurut Lia.
"Bukan." Leo menatap ke arah Lia. Lalu merangkul pundak Lia. "Dia pacar gue."
"AHAHAAHAHA MAMPOS LO MAYA DITOLAK HAHAHAHAHHA!" Teriak Wawa dari jauh melihat kejadian tersebut. Dan pastinya dengan seluruh anggota VERGOSA.
"LAGIAN ADA PAWANGNYA DILAWAN HUUUU!" Lanjut Ares.
"Jadi gimana kor?" Lia berdehem lalu melanjutkan. "Maksudnya pelakor? Jadi gimana? Mau ribut gua jabanin. Tapi kalo emang mau damai ya damain aja. Gua mah nyantai orangnya." Lia menaikkan satu alisnya.
"Awas aja lo! Belom selesai urusan lo sama gua!"
"Jangan memutar balikkan fakta gabaik. Belom selesai urusan lo sama gua. Kenapa gua bilang gitu? Karena kalo siapapun cewek maupun cowok yang udah berurusan sama gua. Tu orang gak akan gua lepas." Ucap Lia sembari menatap dingin Maya.
"See you...pelakor." Ucap Lia mengakhiri pembicaraan sembari menyeringai tajam.
Leo yang melihat hal itu menjadi takjub, ternyata pacarnya ini mirip sepertinya.
Leo dan Lia pun meninggalkan Maya disana sendirian. Para anggota VERGOSA pun mengikuti Leo dan Lia sembari bernyanyi untuk menyindir Maya yang tidak tahu malu.
PELAKOR PELAKOR DIA GAK TAU MALU MELAJU MELAJU JADINYA GOBLOK!
****
"Lia!" Teriak Netta yang berlari dari kantin ke arah Lia. "Gue denger-denger lo berantem adu bacot ama Maya?" Lanjutnya.
"Iya gue adu bacot ama dia. Lagian ia gangguin gua ama Leo ya gasuka lah gue!" Ujar Lia berjalan ke arah kantin.
"Yang penting lu menang gua sukur dah! Kalo ampe dia apa-apain lo. Hm abis tu orang ama gue!"
"Nyantai aja kali gue bisa kok kalo adu bacot. Kalo dia mau adu fisik juga gua jabanin."
Tiba-tiba Lia merasa panik sendiri lalu oksigen kian menipis. Ia merasa sangat pusing. Ia tidak tahu karena apa. Mungkin karena panic attack itu.
Lia mengumpat dalam hati, karena ia lupa membawa obat penenang. Leo melihat gerak-gerik Lia dari belakang. Ia merasa bahwa gerak-gerik dari Lia itu sangat aneh seperti menahan tangis?
Leo pun mulai menyadari bahwa Lia tidak boleh di tempat keramaian. Karena hal tersebut dapat memicu panic attack.
Leo mendekati Lia lalu menariknya keluar kantin. Leo menelepon Wil agar menemani Netta terlebih dahulu di kantin.
"Udah gak sesek?" Tanya Leo khawatir. Leo mendudukkan Lia di kursi Rooftop.
"Lumayan. Masih rada sesek dikit." Lia mengatur pernafasannya.
Leo refleks memeluk Lia lalu mengusap punggungnya agar Lia lebih tenang. Lia pun merasakan bahwa pernafasannya mulai membaik. Hanya saja masih tersisa panas dingin di tubuhnya.
"Udah enakan?"
"Udah. Tapi masih kayak panas dingin gitu badannya."
"Yaudah istirahat dulu." Setelah Leo mengatakan hal tersebut. Tiba-tiba bel berbunyi menandakan bahwa pelajaran akan dimulai. Lia berdiri dan ingin turun kebawah untuk menuju ke kelas. Tetapi Leo menahan tangannya.
"Udah lo istirahat aja disini dulu. Gak akan dimarahin. Kalo ada yang marahain gua marahin balik."
Lia yang melihat hal tersebut pipinya menjadi emrah karena malu dan jantungnya berdegup tak karuan.
"Gemes banget sih!" Leo mencubit pipi Lia.
Ada laki-laki yang sedang memfoto mereka berdua dengan diam-diam dan menyeringai. Tunggu aja bentar lagi. Batin orang tersebut.
****

KAMU SEDANG MEMBACA
VERGOSA [ON GOING]
Fiksi Remaja[⚠️ADANYA KATA-KATA KASAR YANG TIDAK PATUT DITIRU. DAN JUGA ADEGAN KEKERASAN YANG TIDAK BOLEH DICOBA. MOHON MEMBACA DENGAN BIJAK⚠️] [BUDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA CERITA PON] VERGOSA. Nama geng motor yang cukup terkenal di kalanga...