46.

4.2K 258 16
                                    

SELAMAT MEMBACA!!

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT!

****

Pagi ini tepatnya pada istirahat pertama, para anggota VERGOSA, Lia dan Mila sedang bercengkrama sembari makan.

Tiba-tiba Riana menabrak meja milik mereka sehingga minuman yang berada di atas meja jatuh dan mengenai rok Lia.

Lia pun berusaha untuk bersabar, karena mood milik Lia pagi ini sedang senang, jadi jangan sampai turun.

"Kalo jalan pake mata." Ujar Lia setenang mungkin. Murid-murid yang berada di kantin sontak tertawa kencang, karena berani-beraninya Riana menantang Lia. Riana yang mendengar hal itu sontak mengepalkan matanya dan menggeram. Ingin memepermalukan Lia malah ia yang malu sekarang.

Leo yang melihat rok Lia terkena tumpahan minum pun ingin membentak Riana, tetapi Lia menahan tangan Leo dan menggelengkan kepalanya.

"Mau nge-bully gue tapi ujung-ujungnya lo yang malu. Merasa kasian gue sama lo." Lia pun berdiri lalu membersihkan sedikit roknya. Ia tidak mempermasalahkan roknya yang basah, karena ia bisa membelinya lagi di koperasi sekolah.

Riana pun mendorong sedikit bahu Lia. Leo yang melihat hal tersebut sontak tidak terima.

"Kalo udah salah jangan nyolot!" Leo sedikit membentak Riana karena emosi melihat Lia di dorong oleh Riana.

Riana yang dibentak oleh Leo pun gemetaran takut.

"Kalo Leo yang ngomong lo kicep, tapi kalo gue yang ngomong lo ngebacot." Riana pun kembali mengepalkan tangannya menahan rasa malu.

"Lo tuh cuma cewe yang beruntung dapetin Leo! Dan tanpa Leo lo gak bisa apa-apa! Dan gue jamin lo itu miskin kan?! Harta lo paling dari Leo semua. Ya kan?! Jujur lo!" Riana menunjuk ke arah muka Lia.

Lia pun hanya memasang wajah datarnya. Lalu menghela nafasnya sebentar.

"Kalo yang pertama bener gue beruntung dapetin Leo, karena Leo emang bener-bener cinta sama gua, dan pastinya gue juga cinta sama dia, Yang kedua. Gue bisa kok tanpa Leo. Tapi kalo emang gue sama Leo udah di takdirkan bersama, udah gak bisa di ganggu gugat. Yang ketiga, gue miskin? Terserah kalo emang itu yang ada di pikiran lo. Yang keempat--Gue itu nabung dari kecil dan gue gasuka foya-foya duit gue." Ujar Lia masih dengan nada tenangnya.

Murid-murid disana pun sontak bertepuk tangan karena jawaban Lia.

"Mana mungkin lo nabung dari kecil terus lo bisa sekaya ini. Palingan nyokap lo jadi jalang biar bisa dapet duit banyak, dipake mulu sama om-om idung belang." Ujar Raina. Lia yang mendengar hal itu sontak sudah tersulut emosi.

"Kalo lagi berantem jangan bawa-bawa orang tua gue." Lia sudah mulai tersulut emosi dan mengepalkan tangannya.

"Oh kenapa? Apa emang bener kalo nyokap lo jadi jalan di club?" Lia pun menampar Raina, karena mulut Raina sudah keterlaluan. Ia tidak apa-apa bila Lia sendiri yang di hina, dilecehkan. Tetapi kalau sudah menyangkut dengan keluarganya, ia tidak akan diam saja.

Murid-murid yang melihat adegan itu pun langsung diam tidak berkutik.

"Lo kalo emang mau ngehina gue lecehin gue. Gapapa. Tapi sekalinya lo ngehina dan ngelecehin keluarga gue. Jangan harap kalo lo bakal tenang, karena bokap gue juga bakalan maju, gue gatau lo ngomong kayak gini bokap gue tau ato enggak, tapi kalo emang bokap gue denger--gue gak jamin besok lo hidup." Lia pun kembali duduk ke kursinya. Lalu meminta Mila untuk menemaninya pergi ke koperasi sekolah.

Setelah Lia meninggalkan kantin, Leo pun mendekat ke arah Riana.

"Jangan terlalu kasar, dia cewek." Ujar Wil setelah itu kembali memperhatikan mereka.

Leo pun hanya menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia setuju dengan perkataan Leo.

"Liat ke arah jam 9." Perintah Leo kepada Riana, Riana pun mengikuti arahan Leo. Riana melihat ada laki-laki yang memakai baju serba hitam lalu memakai masker beserta kacamata hitam.

"Lo tau itu siapa?" Tanya Leo. Riana pun menggelengkan kepalanya sembari menunduk karena tidak berani menatap mata tajam milik Leo. Lalu Leo menatap kepada Ares yang sedang menatap mereka berdua. Lalu Ares mengetahui tatapan tersebut dan mulai melakukannya.

"Gue gak tau nanti siang lo bakal dibawa sama om itu atau enggak. Keputusan ada di tangan Lia, tapi lo udah ngomong seeanknya, jadi Leo gak bisa ngelarang Lia buat ngelakuin hal yang ekstrim sekalipun. Dan juga, kayaknya Lia udah gak mau ngomong sama lo karena ngelecehin keluarganya." Ujar Ares. Riana pun menatap kearah orang yang memakai serba hitam itu. Tetapi orang itu sedah menghilang.

Riana pastinya tambah takut.

"Makanya kalo berurusan sama orang itu mikir dulu. Jangan main gangguin orang yang lo gatau latar belakangnya gimana." Ujar Wawa menasehati Riana.

Riana pun merasa malu lalu berlari keluar kantin dengan kencang.

****

"Jadi lo mau ikut sama kita? Cuman buat ngelawan bajingan itu?"

"Iya gue mau. Gue benci sama dia! Gue minta maaf ta waktu itu gue gak nolongin lo!"

"Gue maafin, tapi--gue minta buat lo bawa Lia kesini. Dengan keadaan hidup, gak tau caranya gimana. Gue mau bunuh dia dengan tangan gue sendiri. Dan juga Gana pastinya seneng lo nangkep dia dengan keadaan hidup."

"Gue bakalan laksanain kalo gitu."

"Paling lambat minggu depan, Lia udah harus ada di tangan gue. Atau enggak, lo bakalan tau konsekuensinya apa."

Perempuan itu pun menganggukkan kepalanya dengan mantap.

"Makasih--Netta." Netta pun menyeringai tajam. Badannya sudah memiliki banyak tato.

"Sama-sama."

****

Gimana perasaan kalian pas baca part ini?

Kira-kira kalian marah gak kalo di posisi Lia?

Waduh Netta balik gais!!

Sehat selalu!!

Love u all!!


VERGOSA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang