SELAMAT MEMBACA!!
JANGAN LUPA VOTE & COMMENT!!
****
"Dad Lia kapan boleh pulang?" Tanya Lia sembari memeluk bantalnya dengan erat. "Terus Kak Rial mana? Mommy dimana?" Tanya Lia linglung.
"Palingan sore ini boleh pulang kok. Kak Rial di rumah jagain Mommy disana." Ujar Ryan. Duduk di sofa yang baru dibelinya.
Jika kalian bertanya nanti sofanya akan di bawa atau tidak, jawabannya adalah tidak, karena sudah ada sofa di rumah mereka. Dan juga kalau bisa kamar yang ditempati Lia sekarang bisa dibeli oleh Ryan.
Ryan memencet earpiece miliknya. Tak lama kemudian Gray datang dan sedikit membungkuk.
"Ada yang bisa saya bantu pak?" Tanya Gray dengan tegas melihat ke arah Ryan.
"Urus semuanya. Agar Lia bisa pulang sore ini. Bagaimanapun caranya." Jawab Ryan dengan melipat tangannya di depan dadanya.
"Saya permisi." Gray membungkukkan badannya lalu melenggang pergi dari sana.
"YEYYY AKU PULANG HARI INI!! YEYEYEYYEYEYEYEY!" Tanpa sadar Lia bediri dan berlari-lari memutari ruangan itu. Padahal luka di tubuhnya dan di kepalanya belum terlalu sembuh.
"Lia jangan lari-lari. Kamu masih belom sembuh sakitnya. Daddy marah ya?!" Marah Ryan agak berteriak sedikit.
Lia yang mendengar hal itu langsung duduk diam, karena memang dari dulu. Jika Ryan marah biasanya Lia akan menangis, atau tidak ngambek. Dan akhir-akhirnya juga akan menangis sih.
"Princess?" Ryan berjalan ke arah Lia yang sedang duduk di ujung kasur sembari menundukkan kepalanya. Ryan mendengar adanya isakan-isakan kecil berasal daru mulut Lia.
"Kok nangis?" Ryan menghapus air mata yang keluar dari mata Lia. "Kan Daddy cuma negur Lia. Lia masih sakit jangan lari-lari, nanti malahan sakit lagi. Nanti kalo sakit. Yang ngerasain Lia." Lanjut Ryan.
"T-tapi takut hiks! Daddy k-kalo m-marah se-serem..hiks!" Tangis Lia semakin membesar. Ryan yang melihat hal itu mengelus pucuk kepala Lia dengan lembut, lalu memeluk Lia dengan erat.
"Maafin Daddy ya? Daddy cuman gak mau kamu sakit kok." Ryan pun langsung mengecup pucuk kepala Lia dengan lembut.
Tangisan Lia pun sudah mulai mereda. Hanya sedikit sesegukan saja. Setelah itu ada Gray yang mengetuk pintu, lalu diperbolehkan masuk oleh Ryan.
"Semuanya sudah selesai. Permisi Tuan." Gray membungkukkan badannya, lalu keluar dari kamar yang ditempati Lia.
"Yuk pulang yuk! Mommy pasti udah tunggu di rumah. Sekalian mau surprise Mommy kan?!" Ajak Ryan sembari sedikit tersenyum.
"Ayok!" Lia menarik tangan Lia hingga beberapa langkah lagi mencapai knop pintu hingga tiba-tiba--
"TUAN! RUMAH SEDANG DISERANG! NYONYA DAN TUAN MUDA SEDANG DALAM BAHAYA TUAN!"
****
Leo dan teman-temannya sedang bermain-main di Warung Kang Wartok. Dan ada Niko Markus beserta anggotanya.
"EH BAKMI GUE BABI!"
"ANJIR LU TUH GOBLOK BANGET SIH MUSUH DI DEPAN LO NEMBAK KE BELAKANG TOLOL!"
"ML WOI ML BARENG SEKUYY!"
"JANCOK KENAPA JADI GINI BAKSO GUE!"
"AHAHAAHAHA IMPRESSIVE!"
Begitulah keributan yang terjadi di Warung Kang Wartok. Pastinya kondisi Warung kang Wartok sekarang sangat amburadul.
Ada tisu dimana-mana. Mangkok berserakan. Lalu masih banyak lagi.
"Hadeh bosen banget dah gue kagak ada kerjaan." Celetuk Ares tiba-tiba.
"Kalo bosen ya kayak si Renata aje, sekolah sono belajar biar bisa membahagiakan sang ibunda." Ujar Wawa menoyor kepala Ares dengan keras.
"SAKIT ANJ--" Ucapan Ares terpotong karena adanya suara handphone yang sangat keras berasal dari Leo.
"DIEM GES YANG NELDON BANG RIAL!" Markus melihat sedikit ke arah handphone milik Leo.
"Hal---"
"DARURAT YO! MANSION GUE DISERANG! SAMA SI BANGSAT FRETZESI!"
"Gue kesana sekarang bang." Leo langsung menutup telefonnya lalu menatap mereka dengan tajam.
"Sekarang waktunya kita perang. Gue cuma mau bilang. Rival kita sekarang gak main-main, jadi kalo bisa saling bantu. Dan prioritasin diri lo sendiri. Res, panggil semua VERGOSA dateng ke sini cepet." Ares langsung menghubungi mereka lewat grup.
Beberapa menit kemudian, terdengar adanya banyak mesin motor yang melaju ke arah mereka. Ternyata mereka adalah VERGOSA.
"SEKARANG KITA SEMUA MELAJU KE MANSION BANG RIAL! IKUT GUE!" Leo pun menaiki motornya lalu mengendarai motornya dengan ngebut ke arah mansion Rial.
****
"MOM! MOMMY DI KAMAR AJA JANGAN KELUAR! DADDY SAMA TEMEN-TEMEN RIAL UDAH MAU DATENG!" Perintah Rial sembari menembaki beberapa dari mereka.
Karena ada yang sebagian anak buah Gana beserta bodyguard-nya, dan juga Fretzesi.
"KUNCI PINTUNYA MOM!" Perintah Rial lagi, sedikit melihat ke arah Lindria yang sedang berlari memasuki kamarnya.
Akhirnya Lia dan Ryan pun sampai disana. Lalu Ryam mulai untuk beraksi menembaki mereka satu persatu. Bersama para anak buahnya.
Lia yang melihat hal itu hanya bisa berlari ke arah kamar kedua orangtuanya untuk mengecek Lindria.
Lindria melihat ada yang memasuki kamarnya langsung menodongkan pistol milik Ryan yang tersimpan di kamarnya. Saat ia menyadari bahwa yang masuk adalah Lia, Ia cepat-cepat menurunkan pistolnya lalu berlari memeluk anaknya.
"Mom. Pistolnya mana?" Tanya Lia dengan lembut. Karena ia tahu bahwa Lindria sedang mengalami shock sekarang.
Lia tidak kunjung mendengar balasan dari Lindria. "Mom?" Tiba-tiba ia mendengar Lindria menangis. Dalam seumur hidupnya Lia tidak pernah mendengar Lindria menangis.Mungkin untuk membuktikan bahwa Lindria merupakan perempuan kuat. Tetapi kali ini. Mungkin Lindria sudah ingin menunjukkan kesedihannya.
Lia yang mendengar tangisan Lindria yang tak kunjung reda. Lia sedikit melepaskan peluakn dengan Lindria, Lia melihat pistol milik Ryan dengan dengki. Lalu mulai untuk mengambil pistolnya, dan ignin berjalan keluar.
"Mau ngapain kamu sayang?" Tanya Lindria yang masih mau menutupi kesedihannya.
"Mau bales dendam karena bisa bikin Mom nangis?" Jawab Lia dengan senyum miring di sudut bibirnya. Lalu mulai keluar dari kamar tersebut. Masih terdengar ada baku tembak di luar. Membuat Lia menjadi geram.
Lia mulai untuk menguncir rambutnya sembari berjalan ke arah luar mansion, sembari menggigit pistolnya. Lalu berlari ke arah luar mansion dan mulai untuk menembaki mereka semua tanpa ampun. Ia sudah berlatih bertahun-tahun untuk ini, akhirnya ia dapat menggunakannya sekarang.
"Anak kecil kenapa disini? Gak bol--" Ucapan orang tersebut terputus karena sudah ditembak kepalanya duluan oleh Lia. Karena sudah terlalu kesal.
"Bacot!" Teriak Lia dengan kesal.
Sayup-sayup ia mendengar sedikit adanya teriakan dari luar. Ia memfokuskan pendengarannya, dan mata ia membulat saat mendengar teriakan itu.
VERGOSA!
JANGAN MENYERAH!
JANGAN MEMBUNGKUK!
JANGAN PUTUS ASA!
BIARKAN HATI BERDEGUP SEREMPAK!
****
MAAF KALO PART INI DIKIT! Soalnya lagi gaada waktu buat nulis ini :(
Nah gimana nih perasaan kalian pas baca ini?
sehat selalu ya!!!
![](https://img.wattpad.com/cover/248490331-288-k744922.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VERGOSA [ON GOING]
Teen Fiction[⚠️ADANYA KATA-KATA KASAR YANG TIDAK PATUT DITIRU. DAN JUGA ADEGAN KEKERASAN YANG TIDAK BOLEH DICOBA. MOHON MEMBACA DENGAN BIJAK⚠️] [BUDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA CERITA PON] VERGOSA. Nama geng motor yang cukup terkenal di kalanga...