SELAMAT MEMBACA!!
JANGAN LUPA VOTE & COMMENT!!
****
Leo masih fokus dengan foto yang dikirimkan Rial lewat email. Ada yang berusaha menyakiti gadisnya Batin Leo. Ia paling tidak suka jika gadisnya dijadikan umpan dan diincar oleh mereka.
"Leo lagi liatin apa? Fokus banget deh." Tanya Dinda penasaran. Leo pun melihat ke arah Bundanya lalu tersenyum, "Bukan apa-apa kok Mah." Leo memeluk bundanya dengan erat.
"Mah, mama seneng gak kalo Leo punya pacar?" Leo mendongak melihat ke arah mata bundanya.
"Seneng dong. Jangan-jangan kamu udah punya pacar ya? Gak bilang-bilang bunda nih.." Dinda menggoda Leo. Leo yang digoda seperti itu memeluk bundanya lebih erat.
"Ada kok mah--mama mau liat?" Leo menawarkan. Dan pastinya dibalas anggukan oleh Dinda.
Leo pun mencari foto Lia. Mencari foto Lia adalah hal yang sangat amat mudah karena Lia sering meminjam handphonenya untuk memfoto dirinya sendiri.
Leo pun menunjukkan foto Lia. dan melihat mata Dinda berbinar. "Astaga! Cantik banget! Kamu ketemu dimana gadis kayak gini Leo?" Bundanya menatap foto Lia dengan senang.
"Dia Riri ma." Saat Leo mengatakan hal itu bundanya terkejut.
"Riri yang dulu sempet diculik sama kamu Yo?" Tanya Dinda dengan raut khawatir. Leo menganggukkan kepalanya lalu tersenyum.
"Tapi dia udah gak papa kok ma."
"Lain kali mau ketemu dong." Leo langsung menatap bundanya dengan muka yang memerah karena malu.
"Cie~ anak mama malu.." Dinda selalu menggoda Leo. "Ah mama! jangan goda Leo!" Leo memeluk mamanya lalu menyenderkan kepalanya ke pundak bundanya.
"Yang penting kamu jangan kayak ayah kamu. Harus bikin dia seneng." Bundanya menasihati Leo dengan lembut sembari mengelus punggung kekar Leo. "Pasti ma. Aku bakalan lembut sama dia tanpa disuruh karena Leo udah sayang sama Lia."
****
Di ruangan milik Rial sekarang ada banyak sekali berkas-berkas yang berisi tentang biodata yang ingin menculik Lia. Rial tidak pusing karena ini untuk keselamatan adiknya. Ia tidak mau hingga Ryan dan Lindria tahu karena sekarang mereka berdua sedang berlibur ke Rusia. Mungkin untuk membuat adik lagi untuk mereka--eh keceplosan.
Rial masih memikirkan salah satu berkas disana. Gana. Ia takut Gana akan mulai bergerak. Jika Gana mulai bergerak maka ia takut hal ini akan mengancam keselamatan Lia. Ia harus berfikir jangak panjang. Ia tidak bisa lengah sedikitpun, karena Gana adalah orang yang licik.
Rial memijat pangkal hidungnya. Karena ia merasa kepalanya sudah mau hancur karena memikirkan hal ini berhari-hari lamanya.
Rial membuka handphonenya lalu memencet kontak milik Leo lalu menelponnya.
"Leo."
"Iya bang? Kenapa telpon?"
"Ke mansion. Sekarang. Gue pengen ngomongin sesuatu sama lo. Ini bahaya."
"Otw bang."
Rial mematikan teleponnya sepihak. Ia harus memikirkannya bersama seseorang. Dan yang pastinya adalah Leo.
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Rial. Ia menatap ke arah pintu dan menemukan Leo disana dengan memakai jaket kebanggaannya.
"Mau ngomongin apa bang?" Tanya Leo dengan dingin. Leo menatap berkas-berkas yang berceceran di meja milik Rial sebentar lalu melanjutkan. "Lia mana?"
"Gue pengen ngomongin tentang Fretzesi dan Gana. Lia ada di kamarnya lagi nonton kali." Leo berjalan mendekat ke arah meja Rial lalu Rial menyodorkan salah satu berkas disana. "Lo tau dia?" Leo mengambil berkas yang diberikan oleh Rial. Saat ia menatap berkasnya alangkah terkejutnya kalau orang ini adalah bagian dari Fretzesi.
"Gue tau banget bang. Dia bagian dari Fretzesi bang?" Rial menanggapinya hanya dengan menganggukkan kepalanya. "Iya. Si nenek lampir itu salah satu anggota Fretzesi. Gue juga kaget pas lo bilang lo kenal sama dia. Yang gue tau kalo lo bilang kalo lo kenal sama satu orang aja berarti udah deket sama lo. Dan gue kaget." Leo menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia sangat setuju dengan perkataan Rial. Karena memang benar itu adalah fakta.
"Gary. Gary namanya." Leo menghembuskan nafasnya lalu melanjutkan. "Mantan VERGOSA yang dulu jadi pengkhianat. Dan dia masuk ke Dimagrata. Berarti Dimagrata udah gabung sama Fretzesi. Kayaknya udah makin susah bang." Leo menyenderkan punggungnya. Lalu mengadahkan kepalanya yang sangat pusing dengan hal ini.
****
Leo membuka perlahan pintu kamar milik Lia. mengedarkan pandangannya. Ia melihat Lia sedang tidur dengan posisi yang absurd. Bantalnya sudah berserakan dimana-mana. Kepalanya yang sebentar lagi akan jatuh. Kakinya yang naik satu. Ah memang gadisnya ini sangat berbeda dengan gadis yang lain. Gadisnya ini sangat nakal kalau tidur.
Leo pun mendekati kasur Lia lalu membenarkan posisi tidur Lia agar bisa tidur dengan nyenyak. Setelah sudah membereskan tempat tidur Lia. Leo duduk di sisi ranjang Lia lalu memandang wajah polos Lia yang sedang tidur. Ia mengusap pucuk kepala Lia dengan hati-hati.
Lalu Leo mengecup kening Lia lama. "Jangan nakal kalo tidur." Leo berbisik. Lalu Leo pergi dari sana untuk kembali kerumahnya.
Tanpa Leo sadari sebenarnya Lia sedari tadi terbangun tetapi ia tidak mau membuka matanya.
Lia ingin sekali memeluk leo tetapi ia masih sedikit takut dengan kejadian yang menimpanya barusan. Ada yang menerornya lagi dengan kotak, yang berisi jari manusia yang sudah di potong dan masih terdapat bau darah.
Ia tidak mau membuat leo-nya khawatir. Ia adalah gadis yang kuat, jadi ia berusaha untuk menghadapinya sendiri.
****
Gimana perasaan kalian pas baca part ini?
Kira-kira yang neror Lia siapa ya?
Menurut kalian kalo Dimagrata sama Fretzesi digabung jadinya gimana ya?
Sehat selalu!!
Love you all!!

KAMU SEDANG MEMBACA
VERGOSA [ON GOING]
Novela Juvenil[⚠️ADANYA KATA-KATA KASAR YANG TIDAK PATUT DITIRU. DAN JUGA ADEGAN KEKERASAN YANG TIDAK BOLEH DICOBA. MOHON MEMBACA DENGAN BIJAK⚠️] [BUDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA CERITA PON] VERGOSA. Nama geng motor yang cukup terkenal di kalanga...