SELAMAT MEMBACAAA!!
JANGAN LUPA VOTE & COMMENT!!
****
Lia pun diperbolehkan untuk pulang oleh Surya dan Bella. Rial sudah menebus beberapa obat yang dibutuhkan oleh Lia. Ekspresi Rial masih menunjukkan bahwa lelaki itu masih sedih dengan keadaan mental adik itu.
Sekarang mereka sudah berada di dalam mobil. Leo dan yang lainnya pun sudah disuruh pulang ke rumah masing-masing oleh Rial.
Keadaan di dalam mobil itu sangat sunyi karena tidak ada yang membuka suara. Lia ingin membuka suara tetapi ia tidak ingin memperkeruh keadaan. Lalu Rial ingin membuka suara juga tetapi ia merasa bahwa Lia ingin membutuhkan waktu sendiri.
"Halo" Lia mendengar suara Rial sedang berbicara di telefon. Lia pun menjadi memfokuskan atensinya ke arah Rial.
"Ya pak?"
"Tolong sekarang kalian ke kamar Lia lalu menyingkirkan semua yang berbau benda tajam." Lia yang mendengar hal tersebut menjadi tidak terima dan ingin menolak tetapi tidak bisa karena Rial menyela terlebih dahulu.
"Jika saya melihat ada benda tajam yang masih berada di kamar Lia, saya pastikan kalian akan mendapatkan hukuman dari benda-benda tersebut."
"Y-ya Tuan."
Rial langsung mematikan telefonnya sepihak. Rial pun menoleh ke arah Lia dan mengangkat satu alisnya.
"Kak kenapa? Kalo misalnya ak--"
"Kamu kenapa lakuin itu?" Tanya Rial tanpa ekspresi yang membuat keadaan di mobil semakin mencekam.
"Mikael tutup." Mikael atau tangan kanan Rial pun sudah mengerti apa yang diinginkan oleh RIal. Mikael pun mulai untuk menutup jendela tengah akan percakapan mereka berdua menjadi tidak terdengar sampai keluar.
"Ngelakuin apa kak?" Tanya Lia mulai panik karena teringat kembali kenangan-kenangan saat ia melakukan selfharm..
"Selfharm." Lia pun merasakan pasokan udara di sekitar nya menjadi lebih tipis dari yang sebelumnya. Tetapi ia mencoba untuk menutupinya.
"A-aku g-gatau k-kak t-tiba-t-tiba a-aja aku ngerasa kayak pengen nyakitin diri sendiri."
"Lain kali jangan lagi" Ucap Rial sembari memeluk Lia dari samping untuk memberikan Lia kekuatan.
Lia pun membalas pelukan hangat yang diberikan oleh Rial.
Tak terasa mereka berdua sudah sampai di rumah.
****
Leo sudah sampai di rumahnya dengan selamat. Jika kalian menanyakan dimana teman-temannya? Mereka disuruh Leo untuk pulang terlebih dahulu, karena Leo juga ingin beristirahat di rumahnya, memikirkan Lia sudah seperti memikirkan tugas yang menumpuk. Oh tidak bukan, tugas saja ia tidak pernah kerjakan. Memikirkan Lia itu seperti-- ah ia tidak tahu! Tapi sepertinya ia sudah merasa bahwa ia menyu-- tidak tidak kenapa seorang ketua VERGOSA menjadi seperti ini! Ini sangat menjijikan!
Leo pun berjalan masuk ke dalam rumahnya yang lumayan besar. "YOYO PULANG MAH!" Teriak Leo.
Ada Dinda-- Ibunda dari Leo sedang turun kebawah untuk melihat anak laki-lakinya sudah pulang.
"Hai sayang! Kok baru pulang jam segini?" Tanya Dinda mengelus surai cokelat gelap milik Leo dengan lembut.
"Abis ketemu doi ma hehe" Dinda pun terkejut dengan pernyataan Leo. Dinda rasa anaknya ini tidak pernah berdekatan dengan perempuan kecuali dengan dirinya dan kakak perempuannya.
"Kak Lea dimana mah?"
"Kak Lea lagi pergi sama temen-temennya. Dia bil--" Sebelum Dinda menyelesaikan kalimatnya ada terdengar langkah kaki. Leo pun sebagai tameng bagi ibundanya berdiri dan melihat siapa yang datang. Ternyata yang datang adalah-- ayah brengseknya yang sudah membuat ibunda tercintanya menderita trauma yang lumayan berat.
Gana atau ayah dari Leo ini pernah memukuli Dinda sampai-sampai Dinda tidak bisa bergerak lagi. Hanya karena kesalahan kecil yang Dinda perbuat. Leo kecil yang melihat hal tersebut lantas geram dan mulai untuk membenci ayahnya sendiri. Walaupun sudah berkali-kali Dinda melarang Leo untuk membenci Gana, Leo tetap kekeuh untuk membenci sang ayah kandungnya itu.
Ia tidak tahu kenapa Ayahnya ini berani sekali untuk masuk ke dalam rumah ini lagi. Dan tidak memberi salam. Leo melihat ke arah ibunya yang sudah ketakutan karena munculnya suami-- ralat mantan suami brengsek yang beraninya dulu menyakiti seorang perempuan. Leo mulai menarik kerah ayahnya dengan bringas.
"MAU APA LO KESINI?!" Terdengar tidak sopan mungkin di telinga kalian. Tetapi tidak dengan Leo. Karena pria ini tidak pernah menghargai wanita, maka Leo akan membalasnya dengan tidak menghargainya kembali.
"Saya ingin melihat kalian semua apa itu salah?" Tanya Gana sembari melihat dingin ke arah Dinda. Pria itu memang terlihat sangat berwibawa. Memang Leo akui pria ini berwibawa tetapi dulu. Sekarang ia melihat Gana dengan rendah karena tidak bisa menghargai wanita dengan baik.
"LO TUH UDAH GAK ADA HAK BUAT KESINI LAGI JADI PERGI!" Leo melepaskan eratan tangannya dari kerah milik Gana dan mendorongnya dengan keras hingga pinggang Gana terkena meja yang terdapat di dekat Gana.
"Mulai tidak sopan ya? Apa yang diajarkan oleh Dinda kepadamu selama ini?TIdak ada sopan santunya." Ucap Gana sembari berdecih.
Leo pun telah geram "GAUSAH BAWA-BAWA NAMA NYOKAP GUA BAJINGAN!"
"Saya kesini ingin berdamai tapi sepertinya kamu mau berkelahi hahahahaha"
"ANJING LO!" Telunjuk Leo mengarah kepada Gana. Gana yang melihat hal itu kembali menyeringai.
"Bagus tatapan kamu bisa tajam seperti saya. Saya bangga dengan kamu." Saat Gana ingin menepuk pundak Leo. Leo terlebih dahulu menepisnya.
"Saya sebagai seorang anak dan ibunda Dinda tidak menerima kalimat itu dari seorang pria yang tidak pernah menghargai seorang perempuan!" Tegas Leo.
"Sepertinya saya sudah melihat anak dari Pak Zominic, sepertinya dia dekat denganmu. Atau bisa disebut dengan rival saya."
"JANGAN DEKETIN DIA!"
Gana hanya menyeringai lalu berjalan menjauhi Leo mengarah ke arah pintu keluar. Sebelum keluar ada 3 kata yang membuat Leo menjadi geram dan marah.
"Saya tidak janji."
****
![](https://img.wattpad.com/cover/248490331-288-k744922.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VERGOSA [ON GOING]
Fiksi Remaja[⚠️ADANYA KATA-KATA KASAR YANG TIDAK PATUT DITIRU. DAN JUGA ADEGAN KEKERASAN YANG TIDAK BOLEH DICOBA. MOHON MEMBACA DENGAN BIJAK⚠️] [BUDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA CERITA PON] VERGOSA. Nama geng motor yang cukup terkenal di kalanga...