SELAMAT MEMBACA!!
JANGAN LUPA VOTE & COMMENT!!
****
2 Bulan Kemudian...
"Leo! Pokoknya aku gak mau tau kamu harus gantiin Mang Ujang selama sebulan! Aku ngidam, ini dari anak kamu loh! Kamu gak sayang lagi apa sama anak kamu?! Dasar bisanya bikin doang tapi anaknya minta ga dikabulin!" Kesal Lia. leo menggelengkan kepalanya seraya menghembuskan nafasnya kasar. Masalahnya itu...
Lia ingin Leo menjadi penjual sate keliling, dan Leo pun tidak bisa memasak. leo harus menjadi Mang Ujang selama sebulan itu hal yang sangat...gila.
"Sayang, aku bisa kabulin permintaan kamu, kamu mau beli mall kek, mau beli hewan apa kek, mau beli pulau kek, tapi jangan jadi mang Ujang juga dong sayang." Bujuk Leo lembut. Semoga ini berhasil.
"Gak! Aku pengennya kamu jadi Mang Ujang selama sebulan gak mau tau!" Leo membeku ditempatnya sembari mrmijat pangkal hidugnya.
"Babe, kamu boleh minta apapun yang kamu mau, apapun. Tapi jangan masak, aku bener-bener gak bisa masak..." Ujar Leo, sembari menggenggam tangan Lia dengan penuh harapan, kedua iris tampan milik Leo pun tertuju pada iris Lia yang nan cantik.
Lia memanyunkan bibirnya, lalu tebak apa yang terjadi.
Lia mengeluarkan air matanya, Leo pun panik melihat Lia yang sudah mengeluarkan air matanya secara perlahan.
"Hei! Hei! Jangan nangis, yaudah aku kabulin permintaan kamu, apa yang kamu mau tadi? Jadi Mang Ujang kan? Aku bakaln lakuin besok, bener-bener besok aku bakalan lakuin, kamu jangan nangis lagi ya?" Leo memeluk Lia dengan erat, Lia pun menganggukkan kepalanya dengan perlahan.
"Oke! Kamu masak pake baju warna hitam ya! Aku suka liatnya!" Leo hanya menganggukkan kepalanya dengan ikhlas dan pasrah.
"Yaudah, sekarang kamu tidur, besok aku bakalan langsung kerjain apa yang kamu mau ya?" Lia menganggukkan kepalanya dengan antusias, lalu langsung naik ke ranjang dan menutupi seluruh badannya dengan selimut.
"Goodnight." Setelah itu tidak ada percakapan lagi diantara mereka.
Keesokan Harinya.
Lia tersenyum dengan sangat sumringah melihat Leo yang sudah berpakaian seperti pedagang nasi goreng kesukaannya, Lia menepuk kedua tangannya sangking senangnya melihat Leo yang sedingin es kutub utara memasak masakan yang tidak pernah Leo makan sekalipun.Bila memang Leo bisa berteriak sekarang, Leo ingin sekali berteriak untuk memusnahkan rasa malu yang berada di dalam hatinya.
Sedari tadi, Leo sudah menutup kedua matanya untuk menahan rasa malu yang sangat kelihatan di mukanya, tetapi Lia tidak sekalipun menggubrisnya.
"Hun, beneran aku harus ngelakuin ini semua?" Leo bertanya dengan nada pasrahnya, tetapi Lia masih tersenyum melihat ke arah muka Leo.
"Kamu gamau lakuin ini buat aku? Katanya kamu sayang banget sama aku? Kamu gak sayang sama aku? Yaudah kamu gak usah lakuin itu terus main aja sama berkas berkas kamu yang kamu kerjain terus setiap malem, kalo bisa ni----" Leo memeluk Lia sembari menganggukkan kepalanya.
"Iya-iya aku sayang sama kamu, aku bakalan lakuin sekarang buat kamu, apapun buat kamu pasti aku lakuin baby..." ucap Leo yang sudah pasrah dengan situasi ini.
"Nah gitu dong suami aku!" Ucap Lia dengan bangga, tanpa melihat situasi Leo yang sudah pasrah dengan Lia.
****
Gimana perasaan kalian pas baca part ini?
Extra partnya cukup sampe sini, kalau misalnya ada lagi ya berarti Pon lagi baik nih hehe :)
Sehat selalu yaa!!
Love u all!

KAMU SEDANG MEMBACA
VERGOSA [ON GOING]
Novela Juvenil[⚠️ADANYA KATA-KATA KASAR YANG TIDAK PATUT DITIRU. DAN JUGA ADEGAN KEKERASAN YANG TIDAK BOLEH DICOBA. MOHON MEMBACA DENGAN BIJAK⚠️] [BUDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA CERITA PON] VERGOSA. Nama geng motor yang cukup terkenal di kalanga...