CHAPTER 24✔

75.6K 7.4K 1.7K
                                    

Hari ini Zahra dan Vino berada di rumah berdua karena Vani pergi ke mall bersama teman temanya.

Saat ini mereka sedang menonton TV yang mebampilkan film azab yang judul nya 'SUAMIKU SELINGKUH HIDUNGNYA KEMASUKAN TAHU BULAT'.

"Tuh Mas jangan selingkuh nanti hidungnya kemasukan tahu bulat" Ucap Zahra membuat Vino bergidik membayangkan jika dirinya selingkuh hidungnya kemasukan tahu bulat.

"Ngeri ih ngebayanginya" Ucap Vino.

"Mas pengen selingkuh" tanya Zahra garang.

"Gak dong, istriku yang imut ini cukup kok" gombal Vino mencubit hidung Zahra.

"Belajar gembel darimana mas?" tanya Zahra.

"Dari hati yang paling dalam" Ucap Vino terkekeh sendiri.

Ting

Sebuah pesan di hp Vino membuat Vino mengambil hpnya di saku.

085432******
Zahra atau Vani, salah satunya bakal gue jadiin target.

Rahang Vino mengeras dengan tangan terkepal membuat Zahra heran.

"Kenapa?" Tanya Zahra.

"Sebentar mas telpon Vani dulu" ucap Vino lalu menelpon Vani tapi tak aktif.

Panggilan pertama

Panggilan kedua

Panggilan ketiga

Panggilan keempat

Panggilan kelima

Masih tidak aktif membuat Vino khawatir. Dia menelpon teman Vani bernama Sinta.

"Halo"

"Kenapa ya bang?"

"Vani mana"

"Udah pulang 1 jam lalu bang kan sekarang udah jam 3 sore"

"Dia gak kerumah lo?"

"Dia bilang pen ngasih baju ke kaka iparnya bang jadi pulang"

"Oke"

"Emang ken--"

Tutttt

Vino mematikan telponya sepihak lalu membanting ponsel itu ke bawah, untung tak rusak. Zahra mengusap punggung Vino untuk menenangkanya.

"Kenapa sih?" Tanya Zahra.

"Vani diculik" ucap Vino.

"hah?" Kaget Zahra.

"Kita cari" ucap Vino dan Zahra mengangguk.

Merekapun naik ke atas lalu ganti baju lalu turun kebawah dan menaiki mobil.

Di tengah jalan mereka melihat mobil Vani dengan pintu terbuka, mereka turun dan melihat sekeliling tapi sepi.

"Arghhh" Vino mengacak rambutnya frustasi sedangkan Zahra sudah menangis di pelukan Vino.

Vino menghubungi Daniel untuk meminta pertolongan pada anak savar untuk mencari Vani.

******

Sudah dicari kemana mana tapi Vani tak ada, di markas Darkey pun kosong. Zahra dipulangkan ke Rumah ummi dulu karena hari sudah malam dan tak mungkin Zahra ikut dan kalo dirumah sendiri bahaya.

"Arghhhh kemanasih si Aksanjing" Frustasi Vino.

"Sabar bro, kita cari lagi dia" Ucap Daniel.

"Aksanjing" Umpat Vino lalu menendang Pagar kayu di sebelahnya sampai patah. Ia tak peduli itu pagar siapa.

"Sabar Vin, kalo lo marah gak bakal bisa buat Vani ketemu" Ucap Arkan dan Daniel mengangguk membenarkan.

"Gue harus cari kemana lagi?" Tanya Vino pasrah.

"Gak tau" Ucap Reyhan dengan tampang watados nya.

"Diem lu" Ucap Fariz menoyor kepala Reyhan.

"Gue mulu yang salah" Ucap Reyhan.

"Diem" Ucap Daniel Dingin membuat semua kicep, baru kali ini Daniel berbicara dingin. Kalo begini pasti sangat serius.

******

Sedangkan di suatu tempat, tepatnya di hotel. Seorang gadis tengah pingsan diatas kasur King Size berwarna putih, dia Vani.

Vani diculik oleh Aksa dan disekap di hotel, bukan hotel sembarangan. Hotel itu tak bisa dilacak oleh siapapun, walaupun tempatnya di kota tapi tak bisa dilacak oleh siapapun.

Aksa menjaga Vani dari dalam sambil duduk di kursi sambil menatap Vani yang pingsan. Aksa merasa ada gelenyar aneh saat dia menyentuh Vani, seperti ada aliran listrik di tubuhnya.

Aksa pun merapalkan maaf berkali kali pada seseorang yang cukup berarti di hidupnya, hanya author yang tau.

Vani menggeliat kecil dan membuka mata lalu mengerjap beberapa kali dan membuka mata lebar lebar.

"Gue dimana?" Monolognya lalu duduk dan melihat Aksa disana.

"Lo ngapain culik gue sih" kesal Vani.

"Rival gue abang lo" Ucap Aksa santai.

"Pengecut dan banci" Ucap Vani membuat Aksa terpancing lalu berdiri dan langsung berjalan ke arah Vani dan memegang dagu gadis itu.

"Apa lo bilang?" Tanya aksa menaikan satu alisnya.

"Pengecut...." Ucap Vani santai.

"Dan...."

".....Banci" Ucap Vani lalu menepis tangan Aksa di dagunya.

Aksa menggeram marah lalu mendekatkan diri ke Vani membuat Vani mundur tapi mentok di kepala ranjang.

"Lo diem atau...." ucap Aksa menggantung, bahkan nafas Aksa terasa di wajah Vani.

"Atau apa?" Tantang Vani.

"Diem" ucap Aksa dingin.

"Gak mau" ucap Vani menantang membuat Aksa geram.

Aksa lebih mendekat lalu memegang tangan Vani dan mengukungnya.

Vani memberontak tapi dia merasakan ada sesuatu yang menempel di bibirnya.

Rasanya jika Vani memberontak di setiap perlakuan Aksa sia sia saja karena kekuatan Aksa lebih besar.

Semua terjadi, masa depan Vani hancur.



Gimana guys?

Jangan lupa vote ya!

Tandain kalo ada typo!

Salam author AQUARIUS

BAD BOY AND MUSLIMAH GIRL (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang