CHAPTER 32✔

73.8K 7.5K 959
                                    


Ke esokan harinya, mereka berniat untuk ke candi Borobudur, Zahra meminta Vino untuk ke borobudur saja, dia sudah pernah ke Prambanan. Sekarang mereka dalam perjalanan ke candi.

Sampai di candi, mereka turun dan langsung bayar untuk masuk lalu masuk ke dalam candi.

"Panas banget ya" Ucap Zahra sambil duduk di undakan patung batu disitu.

"Iya" Ucap Vino memberikan Zahra es teh yang dibelinya tadi pada penjual keliling.

"Nanti pulang dari sini kita mau kemana?" Tanya Zahra.

"Kita makan dulu, mau makan apa?" Tanya Vino.

"Mau makan emm pepes ikan yang tadi kita lewatin loh" Ucap Zahra dan Vino mengangguk.

"Yuk lanjut" Ajak Vino da Zahra mengangguk.

Mereka pun kembali jalan dengan Vino yang menjelaskan tentang candi Borobudur pada Zahra.

"Candi Borobudur itu candi buddha terbesar di dunia, candi Borobudur juga monumen buddha terbesar di dunia." Vino menjeda.

"Candi Borobudur juga terdiri dari enam teras bentuknya bujur sangkar yang di atasnya ada tiga pelataran melingkar, di dindingnya dihias sama 2.672 panel relief, dan aslinya terdapat 504 arca Buddha" Jelas Vino membuat Zahra menggeleng takjub.

"Ternyata suamiku pinter" Kagum Zahra.

"Iyalah kalo gak pinter gak mungkin nikah sama Ukhti" Kekeh Vino membuat Zahra ikut terkekeh.

"Bukan pinter mukulin orang doang tapi pinter tentang peninggalan sejarah" Ucap Zahra membuat Vino tersenyum sombong.

"Jangan sombong inget film azab yang kemarin kita tonton judulnya 'orang sombong matinya keselek kulit durian'." Ucap Zahra membuat Vino brigidik ngeri.

"Bisa gitu ya?" Gumam Vino heran.

"Nanti kita gak usah nonton azab lagi, judulnya aneh aneh" Ucap Vino.

"Hehehe iya deh nanti nontonya suara hati istri" Ucap Zahra.

"Terserah tapi jangan azab lgi" Ucap Vino dan Zahra mengangguk.

******

Sedangkan Di jakarta, Aksa dan Vani sedang ketemuan di cafe lestari.

"Gimana?" Tanya Vani

"Gimana apanya?" Tanya balik Aksa.

"Kedepanya" Ucap Vani.

Aksa menghela nafas lalu menggeleng.

"Gue juga gak tau" Ucap Aksa.

"Gue gak mau Bang Vino sama kak Zahra yang berkorban" Ucap Vani.

"Gue juga gak mau kalo sepupu gue yang berkorban padahal ini semua salah gue" Ucap Aksa.

"Terus kita harus gimana?" Tanya Vani pasrah.

"Gue gak tau, gue pusing" Aksa menghela nafas.

"3 minggu lagi Sa" Ucap Vani mengingatkan.

"Gue inget kok, gue juga lagi mikir. Abi gak bakal pernah ngubah keputusannya yang udah bulat. Peluang kita buat bikin Abi luluh cuma 1 persen" Ucap Aksa membuat Vani kembali murung.

"Gue pergi dulu" Ucap Aksa.

"Mau kemana?" Tanya Vani.

"Suatu tempat yang damai dan tentram. Gue mau minta maaf sama lo tentang yang di hotel, kalo gue gak ngelakuin itu pasti semua gak bakal kayak gini. Gue mau minta lo jagain anak kita" Ucap Aksa membuat perasaan Vani tak enak.

"Kok lo ngomong gitu sih?!!" Tanya Vani kesal.

"Jaga jaga aja" Ucap Aksa menyiratkan sesuatu.

"Yaudah gue pergi" Ucap Aksa lalu berdiri di ikuti Vani.

Aksa berjalan meninggalkan Vani, tanpa Aksa sadari. Vani membuntuti Aksa secara diam diam.

Ternyata Aksa pergi ke markas Darkey, disana tidak terlalu ramai membuat Vani bisa diam diam mengikuti Aksa.

Aksa naik ke rooftop diikuti Vani yang diam diam sudah mengikutinya, geng Darkey banyak yang tidur membuat Aksesnya tambah gampang.

Vani merasa perasaanya tak enak, seperti ada yang mengganjal. Jadi dia mengikuti Aksa.

Aksa berjalan ke pinggir rooftop, Vani bisa mendengar helaan nafas yang Aksa keluarkan.

"Maaf Vani, gue gak bisa jadi ayah dari anak anak kita. Gue nyerah. Gue gak sanggup membebani Zahra terus, gue mungkin bakal pergi biar Zahra Tenang" Ucap Aksa, Vani masih belum mengerti.

"Maaf anak anak papa..... " Ucapnya pelan.

Vani membelalak saat Aksa akan melompat. Dengan spontan, Vani memeluk Aksa dari belakang.

Sialnya, Vani telat. Aksa sudah melompat jadi Vani ikut terbawa.

Aksa membelalak kaget saat Vani memeluknya, dia hanya memejamkan mata rapat rapat.

Aksa tak tau Vani mengikutinya dan Akhirnya Vani ikut jatuh bersamanya, Aksa pun tak bisa menyelamatkan anak nya.

BRUK

Hantaman keras terdengar membuat Anggota Darkey yang mendengar pergi ke belakang bangunan.

Mereka mematung melihat Aksa dan Vani yang berlumuran darah dan berpelukan.

Aksa yang merasakan sakaratul maut mencoba mencium kening Vani, setelahnya dia menghembuskan nafas terakhir sebelum dia diangkat oleh anggota Darkey yang panik.






Maaf diubah, buat revisi!

Kata kata buat part ini?

Jangan lupa Vote!

Komen juga biar author tambah semangat!

Salam author AQUARIUS

BAD BOY AND MUSLIMAH GIRL (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang