Vino sudah sampai di bandara, dia menunggu Violet di parkiran saja.
10 menit kemudian Violet datang sambil menyeret kopernya. Vino langsung saja membantu gadis itu membawakan kopernya lalu dimasukan ke bagasi.
Violet memeluk Vino membuat Vino terkejut lalu menormalkan mimik wajahnya dan membalas pelukan Violet.
"Kangen banget gue sama lo" Ucap Violet.
"Gue juga" Ucap Vino lalu melepas pelukanya.
"Udah yuk pulang" Ajak Vino dan Violet mengangguk.
Mereka menaiki mobil lalu melaju kan mobil dengan kecepatan 75/km per jam.
"Ehh Vin kita mampir ke tempat makan dulu ya, gue laper" Ucap Violet.
"Mau makan apa?" Tanya Vino.
"Emm makan spaghetti" Ucap Violet dan Vino mengangguk.
Vino menepikan mobil di depan restoran Italia.
Mereka turun dan langsung memesan lalu duduk, restoran ini tidak terlalu ramai karena tempatnya holkay, harga makananya mahal.
"Ini pesananya" Ucap Seorang pelayan dan mereka mengangguk.
"Saya permisi" Ucap pelayan itu lalu pergi.
"Vino tukeran ya, yang gue pedes" Ucap Violet.
"Yaudah nih" Ucap Vino menukar makanan mereka lalu memakan makanan dengan tenang.
Sesudah makan mereka bayar lalu masuk ke dalam mobil.
"Kita ke rumah lo?" Tanya Vino, biasanya Violet akan menyuruhnya mengantar ke mall atau tempat lain jika Violet sudah lama tak di Indonesia.
"Oh iya gue lupa bilang, gue mau ke hotel dulu" Ucap Violet.
"Ngapain?" Tanya Vino.
"Ketemu orang" Alibi Violet, ada maksud terselubung.
"Lo tungguin ya nantinya" Ucap Violet dan Vino mengangguk.
"Hotel mana?" Tanya Vino
"Hotel Tamara hijau" Ucap violet.
Vino melajukan mobilnya ke hotel Tamar hijau laku mereka turun dan bertanya pada resepsionis diama letak kamar no 153.
Mereka naik ke lantai 6 lalu memasuki kamar itu dan Violet menutup pintu setelah menerima minuman dari pelayan membuat Vino menyerngit tapi hanya mengedikan bahu acuh.
Violet mencampur sesuatu di minuman Vino tanpa sepengetahuan Vino.
"Nih minum" Ucap Violet dan Vino mengangguk.
Vino meminumnya hingga tandas membuat Violet tersenyum smirk.
Hingga beberapa menit kemudian Vino merasa tubuhnya panas membuatnya tersiksa dan dia baru sadar bahwa ada obat perangsang di minumanya.
"Lo apain minuman gue" Bentak Vino.
"Tenang Baby, gue bakal bantu lo" Ucap Violet membuat Vino mendesis.
"Lo kenapa gini sih?" Tanya Vino.
"Gue itu suka sama lo, tapi lo nya cuman nganggap gue adik. Dan lo malah nikah sama Zahra" Ucap Violet.
"Sialan" Desis Vino merasakan sangat panas dan tersiksa, dia ingin pelampiasan tapi dia punya Zahra, bayangan Zahra terlintas dipikiranya.
"Ayo Vino, ini cara satu satunya biar lo jadi milik gue seutuhnya" Ucap Violet sambil mencoba membuka baju Vino.
Vino merasakan panas dingin, dia menggelengkan kepala dan mencari jalan keluar, dia melihat kamar mandi yang terbuka.
Tapi naas bajunya terbuka dan langsung dipeluk violet dengan keadaan telanjang dada.
Violet pun sudah membuka jaketnya menyisakan tank top. Vino tak menyerah, dia menyentakkan Violet hingga Violet terhuyung lalu Vino masuk ke kamar mandi dan mengunci pintu.
Violet menggedor gedor Pintu kamar mandi.
Vino lemas, dia mencoba meraih ponselnya dan menelpon zahra.
"Assalamualaikum"
"Ra to-tolong mas ra, mas di-dijebak"
"Hah?, mas dimana?"
"Mas di ho-hotel tamara hi-hijau kamar no 153"
Tutttt
Telepon dimatikan sepihak oleh Zahra, Vino terus terduduk dan merapalkan doa agar Zahra cepat datang.
Dia sangat tersiksa, panas, dingin, lemas dan nafsu yang membuncah ia rasakan.
"Vin buka ayo gue bakal bantuin lo" Pekik Violet.
"Gak bakal sialan" Ucap Vino.
"Ayo gue bantuin" Ucap Violet.
Dia mendengar keributan di Luar.
"Mana mas Vino?" Tanya Zahra.
"MAS VINO" Teriak Zahra membuat Vino keluar dengan terkulai lemas.
Zahra menyeret Violet ke kamar mandi lalu menguncinya. Violet terus menggedor pintu kamar mandi.
Zahra menutup pintu hotel karena takut ada pengunjung lain yang terganggu keributan.
Zahra menghampiri Vino yang berbaring di Kasur, dia mengusap pipi vino.
"Kamu kenapa mas?" Tanya Zahra
"Ra jangan deket mas" Ucap Vino membuat Zahra menyerngit.
"Mas dikasih obat perangsang" Ucap Vino membuat Zahra membelalakan matanya.
Zahra bingung harus berbuat apa.
"Mas, ambil hak kamu mas" Ucap Zahra.
"Kalo kamu belum siap mas gak mau" Ucap Vino.
"Aku ikhlas mas" Ucap Zahra.
Vino menghela nafas, dia suda tak tahan.
Zahra membuka cadar dan khimar nya lalu memejamkan mata saat Vino melakukanya.
Jangan lupa Vote!
Tandain kalo ada typo!
Salam author AQUARIUS
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY AND MUSLIMAH GIRL (LENGKAP)
Romance⚠Bukan Revisi sih, cuma ngejelasin kalimat yang kurang jelas. Masih banyak Typo ⚠ Follow akun author ya! Ini cerita pertama jadi maaf kalo gak jelas: ) Siapa yang tak mengenal ALVINO AL KARIM WIJAYA,seorang leader geng motor savar yang terkenal den...