PILIHAN?

542 68 73
                                    

Chimmin, aku kangen banget deh sama kalian 😭 yang rame ya, aku nulis ini karena kangen aja sama kecerewetan kalian 🤣 kangen kalian yang marah-marah gitu wkwkwk 😚😚

Yang belum Follow, follow ya ☺

Vote dulu nanti keburu lupa 🤣

Happy Reading 😚💜

Hari pertama kepergian Naya. Terlihat tidak memiliki beban sedikitpun, Suga menjalani hidupnya seperti biasa. Pria itu sudah mulai bekerja tadi malam, dan ternyata kedatangan Jimin tidak hanya untuk membawa pergi. Jimin membawa hal baru sebagai ganti Naya, yaitu properti studio milik Suga.

Rupanya Suga sudah bertekat untuk tinggal di Daegu beberapa hari lagi. Untuk apa? Untuk menemani Shiraa mungkin?

Ah jangan terlalu berburuk sangka. Suga ingin memastikan ibunya membaik terlebih dahulu.

Ya sekalian tinggal bersama Shiraa lebih lama. Terserahlah.

"Mamah di mana yah? Kok di kamar gak ada?" tanya Suga keluar dari kamar ibunya. Ini sudah jam makan siang, seharusnya wanita paruh baya itu istirahat di kamar.

"Mamah di taman."

"Sama siapa?"

"Sendirian, memang siapa lagi?"

Suga diam. Dia meletakan sebuah nampan yang berisikan menu makan siang kemudian beralih untuk menghampiri Shiraa di dalam kamarnya.

Keadaan Nyonya Min memang sempat menurun. Tidak perlu di jelaskan lagi karena sudah jelas itu adalah salahnya karena pergi mengusir Naya. Beruntung demamnya semalam tidak memperburuk keadaanya.

Setelah Suga mengetuk sebanyak tiga kali pintu itu akhirnya terbuka.

"Mamah dimana?" tanyanya dingin.

Sejenak Shiraa membuang pandangan untuk mencari segudang alasan, rupanya dia lupa. Lupa tugasnya untuk mengerjakan semua pekerjaan Naya.

"Emm, tadi di kamar kok."

"Gak ada. Mamah belum makan. Kenapa kamu gak suapin mamah? Kenapa kamu malah di kamar? Kamu ngapain?" tanyanya beruntun. Suga mengusap wajahnya kasar lalu menepuk pundak Shiraa perlahan. "Shiraa-ya. Kalau kamu mau jadi istriku, kamu harus ngerjain apa yang Naya kerjain. Ngurus aku, ngurus rumah, ngurus mamah. Ngerti?"

Shiraa hanya mengangguk dengan keterpaksaan.

"Bagus. Hari ini aku maafkan. Besok sebelum aku bangun semua sarapan harus sudah siap. Dan yang terpenting mamah juga harus sudah sarapan juga minum obat. Paham?"

"Y-Ya. Aku akan mencobanya."

Seduhan kopi panas menemani Suga sore ini, membaca koran setelah lelah berkutat dengan Kyboard dan komputer sedikit menenangkan hatinya. Biasanya dia akan duduk di belakan rumah atau balkon lalu Naya datang membawa camilan sehat, terkadang Suga meminta sepiring mendoan hangat dan Naya dengan cepat mengabulkan permintaanya.

Suga rindu. Bohong jika dia tidak merasakan sesak, bohong jika hatinya biasa-biasa saja. Tentu tidak, dia hanya harus bertanggung jawab atas alasan yang telah dia pilih. Menyerah bukan berarti kalah, menyerah untuk menyelamatkan seseorang lah tujuan Suga saat ini. Suga percaya, sekalipun Naya terus menangis setiap hari psti hanya akan berjalan beberapa bulan kesedihannya. Itu lebih baik daripada hidup bersamanya dan di hantui kekejaman keluarga Suga yang begitu terhormat. Salah satu memang harus berkorban.

"Bagaimana keadaanmu?" Min Halaemoni menyusul duduk di bangku taman. "Kau akan membawa Shiraa ke Seoul kan?"

Suga menarik salah satu sudut bibirnya, "Tentu. Bukanya aku harus melakukan itu?"

My BUDDY "Min Yoongi" ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang