Perihal kekhawatiran SUGA

712 83 42
                                    

Wah sudah seminggu aku gak update 😂
Mana yang nungguin?
Mana yang kangen?
Mana yang kaget tiba2 dapet notif? 🤣

Vote dulu! Ramein biar aku cepet update 😂 komen makanya, kalo rame nggak sampe seminggu aku update lagi 🤣
.
.
Happy reading 💜

Kecemasan Naya semakin memuncak saat jarum jam menunjukan pukul dua dini hari. Suga belum juga pulang dan semua member tidak ada yang bisa di hubungi. Pers selesai jam 11 siang dan Bangtan hanya ada jadwan untuk syuting Run BTS saja hari ini, tapi ketuju pria itu menghilang tanpa kabar. Pesan terakhir yang di terima Naya dari Suga adalah 'Aku pulang sehabis Syuting Run ya Yangg, jangan lupa makan siang. Love You Naya.' Pun itu hanya di kirim lewat telpon rumah dan sampai sekarang tidak juga muncul batang hidungnya.

Ingin rasanya menyusul ke Drom, tapi tidak bisa. Suga tidak mungkin membiarkan Naya pergi pada waktu rawan seperti ini di tambah baru tadi siang Pers di umumkan, pasti ada banyak orang yang mengintai Naya juga media yang berkeliaran di sekitar gedung agensi. Semua itu terasa rumit, mau menghubungi juga tidak punya Handpone, Suga memang merepotkan.

Dengan segala kecemasan yang ada Naya memutuskan untuk tetap menunggu Suga di ruang tamu dengan terus berdoa. Sedikit menyesal karena tadi siang dia bersikap dingin terhadap Suga, sekarang malah khawatir sendiri bahkan wanita itu sudah menhabiskan tiga botol soda selama menunggu.

Selang beberapa menit kemudian pada akhirnya pintu bel apartemen Suga berbunyi, hal itu membuat Naya ragu karena jika Suga yang pulang tidak mungkin dia harus memencet bel dan menunggu yang di dalam membuka pintu. Perlahan Naya mendekati pintu itu dan memutuskan untuk melihat intercome sebelum membukanya. Dari intercome terlihat seorang pria yang menunduk bersandar di pintu. Dari pakaian yang dia pakai terlierlihat seperti Suga karena masih sama dengan yang tadi pagi.

"Omo....Yoongi," Naya memekik saat Suga ambruk setelah pintu itu terbuka, beruntung tubuh kecil itu mampu menahan Suga sehingga pria itu tidak jatuh ke lantai.

Naya mencium bau alkohol setia Suga membuka mulutnya, sungguh menyengat, sangat ketara apa lagi perilaku Suga saat ini. Dia sedang mabuk berat. Naya bersusah payah membawa laki-laki itu menuju sofa, sempat beberapa kali tersungkur bersama pada akhirnya Naya mampu melempar tubuh sialan itu ke sofa. Suga kacau, persis seperti orang gila, tatapannya entah kemana yang pasti tidak jelas. Juga perkataanya yang merancu membuat Naya memutar bola mata jengah berkali-kali.

"Ah, sayang kau cantik sekali hari ini."

"Aku ini mencintaimu uh? Kau tidak percaya? Kau wanita yang paling aku cintaiiiiiiiiii di dunia ini haha."

Suga menangkup pipi Naya, memberi kecupan singkat di bibir manis itu kemudian kembali merancu, "Kau tau? Aku tidak bisa hidup tanpamu, sungguh! Kaaauuuuuuuuuuu malaikat yang akan menemaniku sampai mati. Walaupun kau hitam seperti ini tapi kau sangattttttt cantik."

"Kau ini cantik, sumpah! Aku kadang malu memujimu cantik tapi entah kenapa mulutku ini ingin selalu memujamu. Kau itu cantik, sayangku cantik. I love you Naya............ i love you........"

Naya ambruk menjatukan bokongnya di meja, menyibakan rambut frustasi melihat Suga yang sudah mengelinding ke bawah. Bahkan pria itu kini sedang memeluk erat kaki Naya, menjadikan punggung kaki yang masih menggunakan sandal itu sebagai bantal. Ini pertama kalinya Naya mengurusi orang mabuk dan perasaan dulu Naya sudah melarang Suga mambuk tapi hari ini dia harus menghadapinya. Naya yakin pasti semua member baru saja pesta minum-minuman keras, menghabiskan waktu sejak matahari terbenam. Naya tidak yakin bagaimana Suga bisa pulang ke Apartemen jika keadaanya seperti ini, seharusnya dia sudah tergeletak di pinggir jalan.

"Hauhhh... Yon.... YOONGI!!!!!!"

Percuma saja ia berteriak, sekeras apapun tidak akan mengubah keadaan. Akhirnya dia memutuskan untuk segera tidur, membiarkan Suga tergeletak di bawah sofa sampai besok pagi. Ah mungkin saja sampai siang. Masa bodoh, yang penting Suga sudah pulang. Kemudian ia beranjak menaiki satu per satu anak tangga dengan kekesalan yang memuncak. Sudah menahan-nahan mulut itu untuk tidak mengomel, lagian juga percuma memarahi orang yang tidak waras. Buang-buang tenaga.

My BUDDY "Min Yoongi" ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang