Setelah melewati kemacetan yang memakan waktu hampir satu jam lamanya, akhirnya truk militer yang membawa para relawan dari Skadron 12 sampai di lokasi. Sakura beserta anggota KOPENA lain turun bergantian disusul barang bawaan mereka. Truk yang mengangkut sekiranya dua puluh orang itu memutar kembali menuju bandara saat semua penumpangnya habis.
Tsunade bergerak menuju posko KOPENA yang dibangun disebuah lapangan luas dekat bangunan shelter. Diikuti pula oleh Sakura, Ino, Hinata, Naruto dan juga Kagura.
Sebuah tenda yang merupakan posko mereka sudah ditinggali oleh beberapa orang, sedangkan dari Yayasan IKB sendiri diantaranya ialah Jugo, Kabuto serta dua mahasiswa perwakilan.
Jugo, menyambut tatkala langkah mereka sampai didalam posko. Alih-alih memeluk ia malah menunjukkan kepalan tangannya kedepan dada, tanda salam dengan sesama rekan. Ia juga melakukan hal tersebut dengan Tsunade tanpa merasa canggung. Disini, mereka semua sama, tidak ada bawahan ataupun atasan.
"Sampe juga kalian."
Ucapnya, disela salam dengan Naruto yang masuk paling belakang.
"Apa kabar?"
"Baik, baik."
"Gimana perjalanan?"
"Masya allah banget. Macet, parah." Ucap Naruto dengan gelengan.
Dalam perjalanan tadi menuju lokasinya saat ini memang terjadi kemacetan. Banyak bantuan yang berdatangan menggunakan mobil pribadi, ditambah jalan yang rusak, bangunan yang runtuh akibat gempa, serta jalan yang licin membuat truk militer yang membawa mereka berjalan dengan pelan dan hati-hati.
Naruto duduk dibangku kosong. Disisinya terdapat barang-barang logistik yang sudah dibawa lebih dulu, seperti sandang, pangan, dan juga obat-obatan. Beberapa diantaranya sudah dibagikan kepada korban dan pengungsi didalam posko ini.
Jugo memberinya sebuah air mineral botol, pun dengan yang lainnya.
"Minum dulu minum."
"Thanks."
Posko mereka sudah dipenuhi oleh korban luka ringan. Karena shelter sudah penuh maka mereka dialihkan ke posko KOPENA yang merupakan posko medis juga.
Dalam posko yang sudah berdiri sejak hari kedua pasca bencana itu tidak hanya ada anggota KOPENA saja, terdapat satu organisasi lain yang sudah bekerjasama dengan direktur dari KOPENA sendiri untuk membangun posko medis ini. Komunitas Siaga Suna Atau SIANA, dengan jumlah relawan sepuluh bersedia bergabung. Sudah bisa dipastikan kalau kini posko mereka lebih dari cukup untuk tenaga relawan, pun dengan tenaga medis yang ada.
.
.
.
Sara kembali menuju meja tempat dimana Shion duduk sambil melipat kasa bersih. Ia sudah menghubungi rekannya yang lain, yang sedang mencari keberadaan Chojuro bahwa lelaki itu kini sudah ditemukan, sudah dibawa ke shelter juga. Selama dua jam tepatnya, ia berada diatap shelter bersama Sasuke dan juga Chojuro. Dimana ia sungguh tidak menyangka bahwa air mata Chojuro pada akhirnya tumpah disana.Kepercayaannya terhadap Sasuke memang tepat, dan semua terbukti ketika dengan mudahnya Chojuro mengikuti kata-kata Sasuke untuk kembali ke lantai bawah. Tanpa paksaan sedikit pun.
Saat ini Chojuro sendiri tengah ditemani oleh rekannya yang lain. Dalam kondisi seperti itu Chojuro memang harus selalu didampingi. Paling tidak mengajaknya untuk berbicara mengenai hal yang positif. Seperti tentang pertandingan sepak bola yang memang sedang hangat dibincangkan saat ini, atau hal sederhana yang lain.
Sasuke baru saja pergi. Tidak lupa Sara mengucap terima kasih kepadanya. Shion pun ikut mengucapkannya tadi.
"Itu mas yang kemarin bukan? Yang tangannya luka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Breath
FanfictionSuatu hari bencana tsunami melanda Kota Kirigakure. Sakura memutuskan untuk membantu dengan mengikutsertakan diri menjadi relawan. Namun dalam perjalanan mengabdikan diri pada negara, luka lama yang belum benar-benar sembuh kembali terbuka. Hatinya...