"Pak, saya mau melapor ada pencurian sepeda motor di Jalan Jinchuriki depan Motel Kyubi, Namun pelaku telah melarikan diri menuju Taman Kota. Kini lokasinya sedang berada dalam gudang sisi timur Taman Kota. Sepertinya disana markas mereka."
"Baik, kami akan segera kesana. Terima kasih atas laporannya. Atas nama siapa?"
"... Aoda."
"Kami akan segera ke lokasi yang anda sebutkan tadi."
Sasuke mematikan sambungan telepon dari seberang. Lalu ia memberikan telepon genggam tersebut kepada seorang wanita yang tengah menatapnya tanpa berkedip.
"Terima kasih ponselnya." Setelah mengucap itu ia pergi. Meninggalkan dua orang wanita yang diam-diam menjerit kegirangan ditempatnya tadi.
Sewaktu ingin pergi ketempat gym, Sasuke tidak sengaja melihat seorang lelaki didepan Motel. Gerak-geriknya mencurigakan, dan Sasuke berhenti berkendara saat itu juga. Ia memerhatikan dari kejauhan dan melihat seseorang itu memasukkan sejenis alat kelubang kunci, lalu membawa pergi dengan menengok sekeliling.
Sasuke mendekat kearah Motel dan memerhatikan dinding serta atapnya, pantas saja pencuri itu begitu berani mencuri disiang hari. Ternyata tidak ada cctv yang terpasang pada Motel tua ini.
Alih-alih menangkapnya, Sasuke malah mengikuti pencuri sepeda motor tersebut hingga ke Taman Kota. Ia tidak ingin mendapat masalah dimasa liburnya, kebetulan sekali dua orang perempuan berjalan melewatinya, dan Sasuke mendapat kesempatan untuk melapor kejadian pencurian menggunakan ponsel pinjaman milik salah satu perempuan tersebut.
Seharusnya ini menjadi hari libur yang menyenangkan ditempat gym. Namun nyatanya ia malah mengejar seorang pencuri hingga ke Taman Kota yang letaknya berlawanan arah dengan tempat tujuannya.
Taman Kota tidak begitu ramai bila disiang hari seperti ini. Paling hanya beberapa orang saja yang ada, untuk sekadar berbelanja atau makan siang di Resto maupun Kedai. Maka dari itu tidak ada yang menduga bahwa ada pencuri yang diam-diam menyelinap ketempat ini.
Sasuke mengeluarkan ponselnya dalam saku. Mencari kontak dan menghubunginya detik itu juga.
"Yo, bro!"
"Dimana, Su?"
"Rumah nenek."
"Serius, sih." Sasuke menampilkan sedikit wajah kesal. Ia sudah kepanasan akibat berlari, ditambah pertanyaannya dijawab dengan candaan.
Namun berbeda reaksi dengan seseorang diseberang yang malah tertawa mendengar ucapan Sasuke.
"Sans apa sans. Jangan terlalu serius, entar cepet tua."
Sasuke memutar bola matanya malas.
"Ada apa nih? Tumben-tumbenan telpon. Pasti ada maunya, nih. Tau lah gue."
"Bisa ke Taman Kota gak?" tanya Sasuke langsung ke intinya.
"Hah? Ngapain? Lo sekarang di Taman Kota? Mau belanja? Bulanan lo udah abis? Apa mau shopping? Ayo lah kalo shopping, mah. Jemput tapi."
Sasuke sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga ketika rentetan pertanyaan menghujamnya.
Taman Kota ini memang salah satu pusat perbelanjaan dan perlengkapan dapur terbesar di Konoha. Pun barang disini harganya termasuk lebih murah dibanding Plaza atau Mall kebanyakan.
"Udah buru kesini jangan banyak tanya."
"Ye ... Jemput, sih."
"Gue tunggu di Kedai Kisame." Ucap Sasuke seakan tidak menghiraukan perkataan temannya disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Breath
FanfictionSuatu hari bencana tsunami melanda Kota Kirigakure. Sakura memutuskan untuk membantu dengan mengikutsertakan diri menjadi relawan. Namun dalam perjalanan mengabdikan diri pada negara, luka lama yang belum benar-benar sembuh kembali terbuka. Hatinya...