Part 48-Ulang Tahun

17.9K 769 15
                                    

Hari ini tepat ulang tahun Baby Putra yang pertama, tidak terasa... Waktu berjalan begitu cepat rasanya baru kemarin Daffa hampir kehilangan arah karena Kia yang mengalami komplikasi sampai koma beberapa hari.

Allah SWT Maha Baik, dirinya diberi kesempatan kedua untuk menebus kesalahannya, ia sangat bersyukur saat ini diberi pasangan hidup yang sangat sempurna dan buah hati yang sangat pintar.

Pagi-pagi, Daffa sudah dihebohkan dengan Kia yang memintanya untuk menjaga baby Putra sekaligus memantau orang dekor di taman belakang rumahnya.

Baby Putra sudah mulai berdiri, dan dengan stimulasi berupa pegangan membuatnya semakin leluasa untuk berjalan kemana saja walau masih harus pemantauan ekstra.

Kia sendiri sibuk membuat hidangan untuk siang ini, perayaan hari ulang tahun putranya ini diadakan dengan sederhana, hanya keluarga dari keduanya dan anak panti asuhan.

Kia dan Daffa sendiri mengadakan ini sebagai ucapan syukurnya, terlepas dari itu, mereka ingin putranya mempunyai jiwa solidaritas dan peduli, serta ingin mengajarkan kepada putranya akan rasa syukur.

Semua hidangan dan kue ulang tahun dibuat ekslusif oleh Kia, dirinya ingin jamuan hari ini pyur dari tangannya sendiri, selain itu perempuan satu anak ini sangat over terhadap makanan, dirinya menyebut jika buatan sendiri lebih higenis dan efisien.

"Wahh Mama Putra udah berkutat aja di dapur," ucap Annisa- Mama mertuanya yang baru turun dari kamar.

Orang tua Daffa dan adiknya baru saja ke Bandung subuh tadi, ada beberapa yang harus diurus makanya Mama dan Papah nya tidak bisa dari kemarin.

"Eh Mamah, iya nih nyelesein yang tadi hehe," jawab Kia sembari fokus dengan masakannya.

Annisa langsung bergabung dan membantu menantu tersayangnya itu.

"Loh kok Mamah jadi bantuin Kia? Mamah kan baru sampai, mending istirahat dulu aja," ucap Kia saat melihat Mamah mertuanya ikut bergabung.

"Gak papa, Ki. Kebanyakan istirahat juga gak baik, lagian kamu kenapa enggak pake catering aja? Ribet loh mana punya anak bayi yang lagi aktif banget."

Kia tertawa sebentar. "Baby Putra dijagain papap nya, Mah. Lagian masakannya enggak banyak juga, terus Kia masih belum berani ambil dari luar."

"Kamu ini, tapi repot loh."

"Enggak, Mah... Alhamdulillah masih ke handle, apalagi Kak Daffa yang memang ambil cuti dari kemarin jadi Kia bebas bikin hidangannya tanpa hambatan hehe."

"Maafin Mamah yaa yang baru bisa ke sini hari ini," ucap Annisa merasa bersalah.

Pasalnya, Umi Lala pun tidak bisa membantu banyak dikarenakan Abi Ghani yang masih dalam proses penyembuhan dari sakitnya beberapa minggu lalu.

Kia tersenyum. "Gak usah minta maaf, Mah... Kia jadi gak enak gini hehe. Lagian Kia juga gak sendiri banget sih, kemarin dibantu juga sama mbak nya."

Annisa tersenyum, dirinya tidak salah memilih pasangan hidup untuk putra satu-satunya yang sangat ia sayangi itu. Ia bersyukur, Kia yang menjadi menantunya, perempuan yang tidak hanya cantik fisik namun hati.

"Yasudah sekarang biar Mamah yang bantu kamu ya, sayang?"

"Boleh tapi–"

"Udah gausah tapi-tapian. Ayok kita lanjut lagi, cucu Mamah gak akan cakep kalau Mama nya masih berkutat di dapur."

Kia tertawa mendengar itu, pasalnya Daffa tidak pintar dalam memilih dan mencocokkan pakaian putranya, bahkan lemari yang sudah rapi bisa Daffa acak+acak karena mengambil baju sembarangan, jadilah Kia tidak mengizinkan suaminya untuk mengganti baju buah hati mereka.

Satu Shaf di Belakang Mu [Squel IUM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang