Part 47-Asha Tahu

12.4K 662 22
                                    

Sepulang Kia dan Daffa, Alesha dilanda kebingungan, maksud dari Ayahnya tadi apa? Menantu! Maksudnya?

Alesha yang masih menggendong baby Zhi menghampiri Ayahnya yang sedang duduk di sofa dekat ranjang perawatan si kembar.

"Maksud Ayah tadi apa?" Alesha to the poin setelah dirinya menghempaskan bokongnya tepat di sebelah Azzam.

Azzam menoleh dan menatap putri bungsunya sebentar lalu tersenyum.

"Yang tadi Ayah ucapkan ke daffa maksud, Sha?"

"Iya, apa maksudnya? Menantu?"

Azzam tertawa renyah. "Kamu tahu cuma pura-pura tahu, iyakan?"

Alesha menyatukan alisnya.

"Ma-maksud Ayah... Kak daffa akan jadi menantu Ayah? Atau putra yang akan Ayah jodohkan dengan si kembar?"

"Yakali, kalau urusan buah hati kalian itu bukan urusan Ayah, Sha."

"Jadi....."

Azzam dengan santainya mengangguk membuat Alesha terkejut.

"Maksud Ayah? Asha jadi madunya kia?" tanya Alesha dengan nada ragu.

"Enggaklah, Ayah enggak tega melihat kamu jadi istri kedua."

"Asha bener-bener gak ngerti, Yah. Kak daffa itu sudah berkeluarga, bagaimana bisa?"

"Ceraikan saja kia, toh mereka menikah bukan karena cinta, kan? Daffa menaruh perasaan ke kamu bukan yang jadi istrinya sekarang."

Alesha terbelalak, ia tidak menyangka Ayah, cinta pertamanya mempunyai pikiran sepicik itu.

"Astaghfirullah, Yah... Asha gak nyangka. Itu dulu, beberapa tahun ke belakang. Sekarang, beda lagi ceritanya, Yah. Lagian, Asha enggak mau. Asha nanti dicap sebagai perebut suami orang. Enggak! Asha gak setuju."

"Dengerin Ayah, sayang. Ayah berbuat seperti ini agar kamu bahagia, Ayah gak sanggup lihat kamu membesarkan ketiga buah hati kamu sendirian."

"Tapi bukan itu caranya, Yah... Ayah sadar gak sih? Ayah menghentikan kebahagian seseorang hanya untuk membahagiakan anak Ayah yang belum tahu itu terbaik atau bukan. Ayah... Di sini masih ada Ayah, bunda, abang, kak syasa, umi dan abi. Asha enggak sendirian, kalian pasti membantu Asha membesarkan buah hati Asha, kan?"

Azzam terdiam mencerna perkataan dari putri bungsunya. Sedangkan Alesha, ia beranjak dari duduknya berniat menidurkan Baby Zhi yang terlelap sejak tadi.

"Ayah pikirkan kembali itu. Dan sampai kapanpun, Asha tidak menyetujui keinginan Ayah tadi. Asha keluar dulu, Asha titip sikembar. Assalamu'alaikum." Alesha mengucapkan itu setelah menidurkan baby Zhi. Dan setelah itu, Alesha melenggangkan tubuhnya keluar dari sini.

Di taman, ya Alesha memilih untuk menyendiri di sini. Ia tidak habis pikir dengan pemikiran Ayahnya. Alesha malu kepada Daffa dan Kia dengan kelakuan Ayah nya, seolah dirinya yang mengemis kebahagiaan.

Alesha tahu, rasa cinta dan sayang Daffa kepada dirinya sudah berubah menjadi perasaan kakak ke adik. Berbeda dengan Kia, bisa dilihat dari sorot mata elang Daffa yang memancarkan kecintaannya setiap kali melihat istrinya itu.

Tangan Alesha meraup wajahnya dalam hatinya ia terus beristighfar dan mengucapkan maaf kepada mendiang suaminya juga ampunan untuk Ayahnya yang telah salah arah.

Ucapan salam membuat Alesha menghapus segera air matanya dan menjawab salam itu.

"Udara malam tidak bagus untuk kamu, Sha. Kenapa?" tanya seseorang yang masih setia berdiri di samping Alesha dan tentunya berjarak.

Satu Shaf di Belakang Mu [Squel IUM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang