Part 45

10.7K 651 14
                                    

Assalamu'alaikum!!!
Haii-haii apa kabar? Ternyata sudah lama ya Kia dan Daffa tidak muncul 🙈

Maapin ninda yang lagi sok sibuk akhir-akhir ini 🙏🙏 dan terimakasih yang sudah mengingatkan dan memberikan semangat untuk tetap melanjutkan ✨

Hari ini 2k dulu ya, semoga bisa melepas rindu dengan Daffa's family ❤

Akhir-akhir ini di daerah ninda lagi genting nih masalah covid-19. Tapi jangan panik ya, tetap santai dan jaga imun 🙏 dan semoga semuanya cepat berlalu ✨🙏🙏❤

Happy Reading
®

Sepulang Daffa satu jam yang lalu membuat Kia terheran-heran, suaminya hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan nya. Seperti sekarang, Kia menatap suaminya heran, ada apa dengan suaminya?

Daripada Kia memikirkan hal yang tidak-tidak, Kia beranjak dari duduknya dan segera meninggalkan suaminya yang sedang fokus memerhatikan baby Putra bermain.

"Aku masak dulu kalau kamu masih gak mau jawab pertanyaan aku, Kak," ucap Kia tidak lupa dengan senyumnya yang tidak pernah luntur di wajah cantiknya.

✨✨

DAFFA POV

Permintaan dari dr. Azzam sangat mengganggu pikiran saya, semenjak tadi fokus saya tidak ada di tempatnya, pikiran saya melayang-layang memikirkan hal yang tidak seharusnya saya pikirkan.

Coba bayangkan, saat beberapa tahun yang lalu, saat hati saya sepenuhnya diisi oleh satu nama malah situasi yang tidak mendukung. Mungkin itulah salah satu cara Allah memberikan peringatan kepada saya, memang seharusnya saya tidak sebegitu egois dan sebegitu ambisi memenangkan satu nama yang memenuhi hati saya waktu itu. Allah SWT saat itu menyadarkan saya bahwa menggantungkan harapan ya hanya kepada-Nya.

Dan saat ini, saat semuanya sudah sangat berubah... Situasi yang dulu sangat saya impikan akan terwujud, but it's not time! Hati saya sudah diisi oleh seorang perempuan yang sangat sempurna dengan saya yang masih jauh dari sempurna.

Rapat tadi siang berjalan lancar walau hati dan pikiran saya tidak di ruang ini tapi saya harus profesional. Sesampainya di rumah disambut dengan wajah pelebur rasa cape dan lelah saya.. Ya! Itu istri saya, dia selalu tersenyum saat menyambut saya walau sepertinya saya memberikan balasan datar.

Tas saya diambil alih olehnya, lagi-lagi sifat cerewetnya muncul. Dia memberikan beberapa pertanyaan yang salah satunya menanyakan tentang berkunjung ke rumah Alesha. Jangankan ke rumahnya, untuk memikirkan nya saat inu pun membuat saya sesak.

Tidak! Di sini bukan Alesha yang salah. Di sini tidak ada yang salah, saya memaklumi keinginan dari seorang ayah untuk putri tersayangnya. Pun dengan saya akan melakukan yang terbaik untuk orang yang saya sayang.... namun caranya yang salah.

Mata saya fokus dengan baby Putra yang sedang merangkak ke sana kemari memberantakan semua mainannya. Sampai suara lembut itu menyadarkan saya.

"Aku masak dulu kalau kamu masih gak mau jawab pertanyaan aku, Kak," ucapnya seraya menepuk bahu saya.

Tidak menjawab, saya masih terngiang-ngiang dengan perkataan 'Bisa Anda ceraikan kan? Bukankah anda mempunyai perasaan dengan putri saya, sekarang waktu yang tepat untuk merealisasikan nya'

Bagaimana bisa melepas seorang bidadari tak bersayap ini, Kia adalah perempuan yang sangat saya inginkan dulu saat masih di bangku sekolah namun saat itu saya tidak mempunyai nyali. Tidak! Dulu saya masih anak sekolahan yang normal yaitu bandel dan menginginkan yang namanya berhubungan a.k.a berpacaran.

Satu Shaf di Belakang Mu [Squel IUM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang