Hari ini akhirnya Kia diperbolehkan pulang dengan catatan makanan dan istirahat nya harus diperhatikan. Kia sudah berganti pakaian, setelah sepuluh hari dirinya memakai pakaian pasien, sekarang ia memakai dress polos berwarna hitam dengan cardigan salur putih dan hitam. Tangannya masih tertancap infus.
"Ia pulang ke rumah Umi ya?" ucap Kia saat di sampingnya terdapat Umi Lala.
Daffa yang sedang merapihkan barang yang akan dibawa pulang langsung memelankan aktivitasnya saat mendengar itu. Kejadian tiga hari lalu sepertinya masih menganggu pikiran istrinya.
"Gak dong, Ia pulang ke rumah Ia... Lagian baby putra kan di sana, sayang."
"Tapi Ia mau pulang ke rumah Umi aja, baby putra bisa dijemput, kan?"
Umi Lala mengelus lengan atas putri nya. "Emangnya kenapa? Karena Ia belum mengingat semuanya?"
Kia menunduk dan mengangguk, sebenarnya bukan itu saja tetapi kejadian malam itu menganggu pikirannya sampai saat ini.
Flashback on
Pintu perawatan Kia terbuka, memunculkan pria yang selama ini selalu ada untuk Kia, pria dengan kemeja yang sedikit tidak rapih itu adalah Daffa yang baru saja kembali setelah mengantarkan Alesha.
"Kenapa, Ki?" tanya Daffa saat mendapati istrinya terus menatap nya dengan wajah yang seperti banyak pikiran.
"Hn?"
Daffa menggulung lengan bajunya lalu menghampiri Kia. "Kamu kenapa? Ada yang menganggu pikiran?"
"Sebenarnya..... Gak jadi deng, hehe."
"Bicarain aja, jangan sungkan. Kenapa?" Daffa duduk di kursi samping ranjang Kia.
Telunjuk Kia bertemu, ia ragu untuk menanyakan tapi jika tidak ditanyakan pikiran nya saat ini didominasi oleh pikiran negatif.
"Eumm, tapi kamu jangan marah ya?"
Daffa tertawa renyah. "Enggak, kenapa, hm?"
"Jujur, sebenarnya kamu ada perasaan selain perasaan kakak adik ke alesha?"
Daffa diam tak bergeming, ia pun sebenarnya tidak tahu apakah di hatinya masih ada Alesha atau sudah sepenuhnya milih Kia.
Melihat itu Kia sepertinya sudah menyimpulkan sesuatu.
"Jangan dijawab kalau kakak gak berkenan," ucap Kia sembari menampilkan senyum tipisnya.
Daffa membalas senyuman Kia, diusap nya puncak kepala Kia. "Makasih ya, selalu mengerti saya. Tapi saya janji jika nanti waktunya tepat saya akan menceritakan semuanya."
Kia hanya mengangguk sembari menutup matanya.
Flashback off
"Sayang.... Denger Umi, di rumah Ia ada mama sama papa, ada nolla juga di sana banyak yang jagain baby putra. Jadi gak papa, kan? Lagian, nak Daffa gak akan macem-macem dulu, ya kan nak Daffa?" ucap Umi Lala diakhiri dengan memandang Daffa.
Daffa mengangguk. "Iya Umi, Lagian kalau di rumah... Saya bisa langsung ngontrol apa aja yang kamu makan, Ki terus istirahat kamu juga bakal terjamin."
"Emang kalau sama Umi enggak?"
"Bukan gitu, sayang. Kan nak Daffa dokter pasti dia lebih tahu apa yang baik buat kamu dan kesehatan kamu. Umi bukan gak mau, cuma sekarang Ia udah jadi seorang istri dan ibu, Ia udah punya tanggung jawab baru, nak... Umi pasti tiap hari ke rumah Ia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Shaf di Belakang Mu [Squel IUM]
Romance"Jika hadirku tidak berarti apa-apa untuk mengubah hatimu untukku maka izinkan aku untuk selalu ada satu shaf di belakangmu sampai akhir hayatku" Kiandra syahla putri kasyafi~ "Hatimu bersih, tubuhmu kebal dan saya adalah orang yang sangat buruk nam...