Part 33

12.6K 771 19
                                    

"Ki...."

Merasa terpanggil, Kia yang sedang menyusun pakaian di walk in closet langsung menyaut dengan suara agak keras.

"Kenapa, Kak?!"

Daffa yang baru saja pulang dari rumah sakit langsung menghampiri sumber suara.

"Kok sama kamu, Ki? Kira saya kamu lagi di kamar mandi," ucap Daffa yang melihat istrinya duduk di lantai sembari merapihkan baju.

Kia mendongak dan tersenyum. "Gak papa, putra kecil lagi bobo daripada aku diem mending beresin baju, kan?"

Daffa mendekati Kia sembari menggulung lengan kemejanya sampai sikut dan duduk di samping Kia.

"Kamu tuh harusnya banyakin istirahat, inget kata dokter kiki," ucap Daffa yang sedang ikut merapikan baju.

"Ini gak bikin cape, Kak. Kecuali kalau kamu ngasih tugas aku lari sepuluh keliling rumah baru."

Daffa mendengus. "Dasar!"

Cekikikan Kia terdengar oleh Daffa membuat lelaki itu menggelengkan kepalanya.

"Eh iya, gimana tadi di rumah sakit?"

"Terkendali, cuma tadi ada rapat mendadak sih, untungnya saya udah siap."

Kia dan Daffa pun bercengkrama, lebih tepatnya Kia yang menceritakan bagaimana keseruannya dengan Putra tadi saat Daffa di rumah sakit sampai tidak terasa baju nya sudah beres dan rapih di lemari.

"Aku lihat putra dulu ya, kamu mandi gih," ucap Kia sembari beranjak dari duduknya.

Sebelum benar-benar keluar, Kia menyambar kerudung bergo hitam di tempat kerudung dan meninggalkan suaminya yang masih berkutat di kamar mandi.

"Eh Mama, maaf yah Ma jadi ngerepotin," ucap Kia tidak enak karena saat dirinya masuk Putra sudah dengan Annisa.

"Enggak kok. Tadi kebetulan Mama lewat terus penasaran ternyata Putra kecil lagi main sendiri, anteng ya cucu ummah," ucap Annisa yang akhirnya gemas sendiri dengan ke-sholeh-an cucu pertamanya.

Kia pun mendekat tapi sebelum itu ia mencuci tangannya dulu. Ibu baru itu duduk di samping mertuanya lalu ikut bermain.

"Bentar lagi papa pulang, mama tinggal dulu gak papa?" tanya Annisa.

"Enggak kok Ma. Makasih ya, Ma."

"Kamu tuh terus aja bilang makasih, satu lagi bilang kaya gitu mama hukum kamu buat bikin adik buat putra loh," ucap Annisa sembari tertawa hambar.

Kia mendengar itu memekik secara langsung, mana mungkin, ia sudah berjanji untuk menyembuhkan penyakit nya dulu.

"Becanda sayang, yaudah Mama keluar dulu ya," ucap Annisa lalu beranjak dari duduknya dan keluar dari kamar cucu tersayangnya.

Kia membawa baby Putra ke balkon, menghirup udara dan karena ini sudah jam lima sekalian melihat sunset di daerah Lembang yang sangat indah.

Saat Kia fokus menggendong Baby Putra tetiba ada sepasang tangan yang menelusur masuk ke sela-sela tangannya. Kia menyadari tangan siapa itu.

"Kak, untung aja aku gak kaget, coba kalau aku kaget terus Putra kecilnya jatoh gimanaa loh?" ucap Kia.

Daffa terkekeh, mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan kepalanya di leher Kia. Tangannya mengelus baby Putra yang masih dalam dekapan Kia.

"Manja deh," ucap Kia sembari memutar matanya malas.

"Gak papa ke istri sendiri," ucap Daffa.

Satu Shaf di Belakang Mu [Squel IUM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang