Chapter 4

12.8K 905 5
                                    

Mencintaimu? Ntahlah kapan diriku mulai menaruh perasaan kepadamu, ntah saat ijab sah terucap di bibirmu, ntah saat dirimu memperlakukanmu diriku dengan sangat manis. 🥀🌹

"Aka! Ayok, nanti macet tahu," ucap Kia kepada Fawwaz yang sejak tadi sibuk dengan laptopnya.

Fawwaz menutup laptopnya dan segera menyambar kunci motor lalu bangkit dari duduknya.

"Umi, Abi... Kita berangkat ya," ucap Fawwaz.

Kia memencakan kakinya. Dirinya ditinggal sendiri, dasar Kakak nyebelin!

Fawwaz termasuk orang yang irit bicara, mungkin ia akan bicara banyak saat menjelaskan pelajaran saja, di rumah pun ia berujar sewajarnya saja. Sebenarnya ini karena kejadian dua tahun lalu yang membuat kakaknya trauma dengan yang namanya 'pernikahan' tapi sikap dinginnya itu tidak berlaku untuk tidak menjahili adik satu-satunya.

Tidak ingin membuang-buang waktu, Kia langsung menyusul kakanya keluar tidak lupa pamit terlebih dahulu kepada Abi dan Uminya.

Jari tangan Fawwaz kembali jahil, ia menoel pipi Kia sampai membuat Kia menatap tajam Kakanya.

"AKA!!"

Kia berjalan meninggalkan Fawwaz yang tertawa melihat sikap adiknya.

"Assalamu'alaikum, Tante?" salam Kia saat mendapati Annisa di depan pintu butik.

Annisa langsung memeluk Kia dan tidak lupa menjawab salam calon menantunya itu.

Kia yang tadi cemberut langsung berubah 180° saat dengan Annisa.

"Maaf Kia lama Tante."

"Gak kok, Tante juga baru saja sampe. Tuh Daffa aja masih di dalam mobil," ucap Annisa sembari menunjuk ke arah mobil.

Mata Kia mengikuti arahan tangan Annisa, ia bisa melihat Daffa masih sibuk dengan handphone nya.

Hari ini adalah fitting baju terakhir sebelum Kia di pingit. Hari pernikahannya akan jatuh pada hari Jum'at terhitung tujuh hari lagi. Sebulan bukan waktu yang lama, dan selama itu juga Kia dan Daffa tidak pernah bertukar kabar. Ah jangankan itu, nomor nya saja tidak mereka save walaupun berada di grup yang sama.

Annisa menelpon seseorang, lebih tepatnya sih putra sulungnya karena ia tidak kunjung keluar. Dan Daffa langsung keluar dari mobilnya juga Fawwaz yang tiba-tibu muncul.

"Ah menantu Mama sangat cantik, memang beruntung Daffa dapetin kamu, sayang," ucap Annisa saat melihat Kia memakai pakaian untuk akad dan resepsi.

"Tante berlebihan nih," ucap Kia.

Daffa tidak melihat itu karena Mama-nya yang melarang, katanya sih surprise.

"Bener nih Kia gak mau ikut?" tanya Annisa yang sudah ketiga kalinya.

"Tidak, Tante. Lagian Kia harus ke rumah singgah dulu, ada beberapa data yang harus diambil di sana. Maaf ya Tan."

"Yasudah, hati-hati ya sayang."

Tidak lama, karena semuanya sudah siap dan tidak ada yang berubah dari Kia dan Daffa. Setelah beres, Kia dan Fawwaz pamit. Berbeda dengan Annisa dan Daffa yang harus memastikan hantaran dan mahar yang akan dibawa nanti.

✨✨

Di tempat hantaran dan mahar, Daffa sangat serius memilih apapun yang akan ia bawa. Walau bagaimana pun, ia akan memberikan yang terbaik untuk Kia. Daffa berulang kali mengecek apa saja yang ada di hantaran itu dan menimang-nimang apakah mahar yang akan ia berikan akan cocok untuk Kia atau tidak.

Satu Shaf di Belakang Mu [Squel IUM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang