Prolog

45.7K 1.7K 14
                                    

Memilihmu menjadi pasangan hidup memanglah mimpi buruk bagiku tapi akan ku ubah mimpi itu menjadi indah, sangat indah....
-Kiandra Syahla Putri Kasyafi-

✨✨

"SAH"

Satu kata yang membuat perempuan cantik nan anggun itu menambah gelarnya menjadi seorang istri dari laki-laki yang bahkan tidak mencintai nya.

Perempuan itu adalah Kiandra Syahla Putri Kasyafi, berparas cantik dan berprofesi sebagai guru. Kia berpakaian serba putih dengan mahkota di kepalanya yang terbalut oleh kerudung menjuntai sampai dada serasi dengan pakaian Daffa.

Kia menjadi pusat perhatian saat perempuan itu perlahan menuruni anak tangga di rumahnya, Daffa menatap dengan senyum, hati Kia menghangat saat menyadari itu namun sepersekian detik ia harus menelan kekecewaan karena senyum itu diperuntukkan untuk perempuan di sampingnya, Alesha.

✨✨

"Di lantai atas ada dua kamar, kamu boleh pilih mana yang akan menjadi kamarmu nanti," ucap Daffa kepada Kia.

Jauh sebelum Daffa menikah dengan Kia, ia sudah mempunyai sebuah rumah mewah bernuansa putih dan abu-abu. Dan di sinilah mereka saat ini.

Setelah kemarin mereka sah menjadi sepasang suami-istri, sekarang Daffa memboyong Kia untuk tinggal bersamanya, satu atap namun tidak sekamar.

"Ok! Aku ke atas dulu," ucap Kia, perempuan berkerudung hitam itu langsung membawa kopernya dan segera melangkahkan kakinya.

"Simpan saja kopermu, biar saya yang bawa ke atas," ucap Daffa membuat Kia menyimpan koper itu di dekat tangga.

"Apakah kamar di sini sama semua?" tanya Kia saat Daffa berdiri di belakangnya.

"Ya, kecuali kamar untuk pekerja," jawabnya.

"Ini terlalu luas, apakah tidak ada rumah yang seukuran dengan rumah abi?" tanya Kia.

Daffa memasukkan tangannya ke saku celana. "Tidak ada. Kalau bukan kamu yang telah menolong saya, akan saya tawarkan kamu kamar untuk pekerja."

Helaan nafas Kia terdengar oleh Daffa. Menurut Kia ini terlalu besar dan mewah untuknya, ukuran kamarnya bisa seukuran rumah Umi dan Abinya.

Akhirnya pilihan Kia dijatuhkan ke kamar bernuansa putih dan biru, tidak seluas kamar sebelumnya.

Kia merapihkan pakaiannya di lemari, sebenarnya sudah ada beberapa pakaian di dalam lemari itu, karena waktu itu kedua orang tua Daffa berjanji untuk memenuhi kebutuhan Kia.

Aroma harum makanan tercium di hidung mancung Daffa. Wangi yang tidak biasanya, membuat perutnya langsung keroncongan.

Senyum Kia terpatri saat melihat Daffa menuruni tangga.

"Kamu makan dulu, tadi di rumah Abi kamu makan sedikit," ucap Kia.

Saat ingin membawa piring, Daffa berbicara, "Saya masih belum lapar."

Kia tetap menyajikan makanan itu dan memberikan ke Daffa.

"Mama bilang dari kemarin kamu gak mau makan, jadi makanlah sedikit dari masakanku ini, walaupun kurasa tidak seenak makanan umi setidaknya itu bisa menghentikan suara perutmu," ucap Kia membuat Daffa terkekeh.

"Loh kok ga dimakan? Apa tidak suka?" tanya Kia.

Daffa kikuk dan akhirnya memakan masakan Kia sampai habis.

"Mau nambah?"

Daffa menggelengkan kepalanya lalu berdiri dari duduknya. "Saya ada pekerjaan sebentar jangan ganggu saya dulu."

Kia mengangguk dan membersihkan piring yang tadi ia gunakan makan.

Halloo Assalamu'alaikum!! Yeayy! Cerita Daffa akhirnya author UP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halloo Assalamu'alaikum!!
Yeayy! Cerita Daffa akhirnya author UP....

Mudah-mudahan sukaa yaaaaa... 😘💃

Jangan lupa like dan share kalau suka dan komen jika dirasa ada kekeliruan dalam penulisan 🤗

Assalamu'alaikum

Satu Shaf di Belakang Mu [Squel IUM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang