Chapter 6

12.6K 871 4
                                    

Sesuai janji yaa pagii hari ini hehee... Harusnya semalem tapi karena ada rapat dadakan jadi ga sempet. Maafkeun 🙈🙏

Happy Reading

✨✨

Hari itu pun tiba. Kia sudah siap dengan pakaian adat yang sangat lengkap. Kepalanya seperti diberi beban yang sangat berat, memang benar yang dikatakan suaminya kemarin, yasudahlah lagian ini tidak akan berlangsung lama, karena pagi ini hanya akan dihadiri oleh seluruh kerabat dari Daffa dan nanti malam resepsi Daffa dan Kia yang dihadiri oleh seluruh rekan kerja kedua orang tua Daffa dan ada beberapa kolega Daffa pun hadir.

Dengan balutan berwarna merah dikombinasikan dengan emas sangat pas dengan tubuh Kia, walau berat Kia terus memberikan senyumnya.

Daffa baru saja masuk ke dalam tempat rias Kia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daffa baru saja masuk ke dalam tempat rias Kia.

"Gimana rasanya?" tanya Daffa yang berpakaian merah dan emas.

Kia sedikit menoleh. "Berat tapi gak papa sih."

"Mau dibuka aja?"

"Eh gaklah, aku gak bilang gitu. Aku cuma bilang ini sedikit berat ya!"

Daffa terkekeh melihat istrinya yang berusaha kuat padahal ia jamin kepalanya sudah keleyengan.

"Kak Kia sama Babang udah ditunggu sama yang lain tuh," ucap Nola memberitahu.

Nola menghampiri Kia dan menuntun nya diikuti oleh Daffa di belakangnya.

'Oh itu menantunya?'

'Cantik ya?'

'Wah beruntung tuh si Daffa dapetin dia'

'Kayaknya sholehah tuh'

'Ah senyumnya buat iman tergoda'

'Andai bukan punya Daffa udah gue pepet tuh'

Kira-kira begitulah beberapa perkataan keluarga Daffa saat Kia keluar. Daffa pun tidak memungkiri jika istri nya ini cantik bukan hanya luar tapi dalamnya.

Empat jam Kia lewati dengan sukses, sekarang dirinya dibantu oleh MUA ternama di Palembang membuka semua aksen yang ada di kepalanya.

Oh ya! Tempat resepsi dan pelaksanaan adat tadi masih sama di ballroom hotel milik keluarga Alfareezel tentunya, dan sekarang Kia ada di salah satu kamar hotel di sini. Setelah dibuka semua aksen yang menempel di tubuhnya, ia berjalan ke kamar mandi berbeda dengan Daffa yang masih melayani beberapa sanak sodara dan sahabat kecilnya dulu.

"Gimana rasanya pake gituan selama empat jam?" tanya Daffa saat Kia baru saja keluar dari kamar mandi.

Pakaiannya sudah berganti menjadi dress berwarna coksu dan kerudung bergo berwarna hitam.

Satu Shaf di Belakang Mu [Squel IUM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang