Brakkk .....
Pintu rumah sakit terbuka keras oleh Queen, dia langsung berlari ke arah seorang pria yang ada di atas brankar terbaring lemah, menutup kedua matanya sayu. Tangisan Queen mulai memecah keheningan, Max baru saja menyusul dari belakang.
"Ndree... bangun hiks... katanya kamu mau ke rumah kok malah disini sih... bangun hikss... Ndree," sendu Queen dengan mengguncang-guncangkan tubuh Andre.
"Udah Queen lo yang tenang dulu, nanti dia bangun juga kok," sela Max, memegang bahu Queen untuk meringankan bebannya.
"Ndree bangun gak lo sekarang kalo gak gue gak mau ketemu lo lagi .... hikss.. please jangan buat gue gini," ucap Queen frustasi, dia menenggelamkan kepalanya ditepi brankar dengan terus menangis, beberapa saat kemudian Queen merasakan sebuah usapan lembut dikepalanya, diapun mengangkat kepalanya.
"Ndree lo udah bangun," seru Queen, yang mengusap kepalanya adalah Andre, dia tersenyum senang akhirnya Andre bangun.
"Hmmm," jawab Andre, dia memasang wajah datarnya tiba-tiba karna melihat orang yang berada dibelakang Queen, dia merasa jengah untuk melihatnya.
"Kamu kenapa ada yang sakit...hikss..." ujar Queen, dia langsung memeluk erat Andre ddngan sesenggukan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Andre.
"Awws...awss... pelan pelan meluknya, nanti hati aku sakit," Celetuk Andre yang membuat Queen seketika melepaskan pelukannya karna mendengar ringisan Andre dan dia menjadi salah tingkah sediri. Max dia merasa terlupakan oleh adegan didepannya itu.
"Ih kamu mah gitu," protes Queen menahan malunya.
"Kenapa kesini udah malem, apalagi sama dia?" ucap Andre tak suka dengan memandang Max yang ada dibelakang Queen.
"Gak boleh gitu Ndre dia udah nganter aku kesini," Bela Queen, melihat wajah datarnya pada Max
"Hmmm," balas Andre baginya siapapun yang mendekati Queen atau bahkan menyakitinya dia adalah musuhnya yang abadi sampai kapan pun.
"Eh kamu mau ngapain sih," Ucap Queen, mrlihat pergerakan Andre yang ingin turun dari Brankar, Queen berusaha mencegahnya.
"Pulang!" singkat Andre, dia sudah muak berada di ruangan itu apalagi ada Max.
"Kan kamu masih sakit, jangan keras kepala deh Ndree," cegah Queen dengan menahan tubuh Andre agar tidak turun.
"Gak betah disini Queen, kamu juga kan belum makan," ucap Andre yang berusaha membujuk Queen.
"Gak sekali enggak ya enggak," jawab Queen dengan meniggikan suatanya dusertai dengan tatapan tajamnya.
"Tapi kan kamu..."
"Iya nanti aku beli di kantin aja deh, kamu juga belum makan, yaudah aku ke sana dulu ya," sebelum ucapan Andre selesai, Queen menyaut dan pamit pergi ke kantin karna paerutnya sudah lapar sejak tadi tapi dia tak memikirkannya, dia hanya cemas pada Andre.
"Hati-hati, jangan kelamaan," celetuk Andre di sela langkah kaki Queen meninggalkan ruangnnya.
"Iya iya ih bawel banget sih," protes Queen mendengar semua ocehan Andre.
Suasana dalam ruangan itu sepi, tak ada yang saling mengeluarkan suara baik Andre maupun Max. Andre menatap tajam Max yang duduk di sofa, sudut ruangan itu, max yang merasa ditatap menolehkan pandangnnya dari ponsel.
Tatapan tajam mereka berdua bertemu, Andre yang tak mau berbagi miliknya dengan orang lain dan Max yang berusaha mendapatkan kebahagian yang selama ini dia cari, satu sama lain masih kekeh pada pendiriannya namun, siapakah yang akan mendapatkan kebahagiaannya hanya takdir yang tau.
"Apa?" ucap Max.
"Gak usah jadi perusuh bisa gak sih lo," jawab Andre dengan datarnya.
"Emang kenapa suka- suka gue kalik," bela Max menatap Andre jengah dan malas.
"She is MINE.. jadi lo jauh-jauh deh," tegas Andre, Queen hanya miliknya itu yang dia tau.
"Kita liat aja nanti," balas Max.
"Sekali lagi lo deketin Queen habis lo!" Ancam Andre, dia hendak turun dari barankar.
"Ga nanya," sinis Max.
Cklekkk....
Pintu terbuka disaat yang tepat sebelum keributan berlanjut, seorang suster datang untuk mengganti perban di kepala Andre karna sudah mengering, lukanya pun sudah tersisa bekasnya. Max merasa malas didalam sana akhirnya dia memutuskan pergi dari sana yang diikuti suster yang sudah selesai dengan tugasnya.
"Eh Max mana kok gak ada," pintu terbuka lagi menampilkan sosok Queen yang membawa makanan.
"Gak tau, jangan deket-deket dia lagi" ketus Andre.
"Kenapa heh?" tanya Queen yang mengerutkan dahinya.
"Gak suka, kamu punya ku!" balas Andre tak suka jika membicarakam hal yang menyangkut Maxm
"Tercium bau-bau cemburu nih keknya," goda Queen melihat aura kemarahan Andre yang hendak keluar.
"Iya aku cemburu, karna aku sayang kamu," balas Andre dengan tersenyum manis.
Blusss...
"Apasih... yaudah nih makan," ujar Queen menahan malunya, niat awal ingin menggoda Andre malah dirinya yang terjebak wkwkwk.
"Suapin dong sayang," pinta Andre dengan tersenyum jahil.
"Kan kamu punya tangan tadi aja mau pulang berarti udah sembuh dong," seru Queen memandang Andre yang ingin menjahilinya.
"Gak pokoknya kalo gak disuapin aku gak mau makan" jawab Andre.
"Ih manjanya kumat lagi!" jengah Queen jika sifatnya berubah manja maka dia sendirilah yang kerepotan.
"Biarin kan sama pacar sendiri juga," bela Andre, Queen menyuapinya dengan cekatan, sayang dan penuh perhatian.
"Kamu juga dong makan Queen," timpal Andre melihat Queen yang tampaknya belum makan juga.
"Gak nanti aja," Cegah Queen dia hendak menyuapinya lagi tapi Andre menahannya.
"Makan, sini aku suapin," dan terjadilah adegan suap-suapan yang membuat jiwa para jomblo meronta ronta. Setelah makan mereka hanya sibuk dengan fikirannya sendiri.
"Queen kamu tidur sini disamping aku, udah malem juga kamu pulangnya," pinta Andre karna hari pun sudah larut jika Queen pulang jam segini itu malah akan berbahaya.
"Emangnya muat apa?" tanya Queen memandang Brankar yang ukurannya tak seberapa itu.
"Muat kok sini deh," jawab Andre. Queen menuruti perintah Andre dia menaiki brankar dan muat walaupun harus berdekatan. Queen memeluk Andre dan menjadikan tangan Andre sebagai bantal itu sudah cukup nyaman baginya.
"Good night Queeny,"ucap Andre dengan mecium kening Queen
"Night to by," balas Queen yang memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen ( END )
De TodoKenangan bagaikan mimpi buruk, dilupakan dan diingat. Bayangan tentang rindu mengambang di atas kepala baik buruknya takdir hanya tuhan yang tau. Rasa itu ada ,namun tak terlihat oleh mata bukan karna rasa sakit menjadikan halangan. Aretta punya ba...