Queen, Luna dan Kaila saat ini ada di sebuah tempat yang bisa mengoyang lidah mereka, tempat makan sederhana dipinggir jalan yang membuat istimewa adalab makanan yang berlevel pedas yang selalu menjadi buruan mereka setiap saat. Untuk kali ini Queen sudah merindukannya karna Andre selalu melarangnya memakan makanan seperti itu.
"Hosh... ini baru namanya uji nyali hahh pedes," ucap Kaila yang wajahnya sudah memerah karna kepedasan sama halnya Queen dan Luna.
"Gw... baru kesampean makan ini ... Andre gak bolehin gue huft..." ucap Queen terbata bata tapi tetap sajaa dia melanjutkan makannya.
"Iya gue seneng banget apa lagi gratisan hah...hah," sambung Luna sambil meniup niupkan mulutnya.
"Kali ini jangan ada yang nyari gara-gara sama gue.. huh... kalo gak mau gue sembur...hoshh... mulut gue mau meledak penngen ngumpat hah..." Air mata Queen menetes saking pedasnya makanan tersebut.
"Oghey... huh... gue juga nyari aman ... huft," jawab Kaila.
Mereka pun melanjutkan makannya dengan semangat menantang sang maut malaikat pencabut nyawa pun bingung mau nyabut nyawa bukan waktunya, gak dicabut nyawanya malah nantang mati.
Setelah beberapa saat mereka punselesai dengan acara makannya karna hari semakin sore mereka memutuskan untuk pulang, mereka menaiki mobil milik Luna.
"Tiap hari aja lu nyalin tugas Queen biar gue kenyang tiap hari," ucap Luna sambil mengelus perutnya yang sudah kenyang hampir tak muat.
"Ho'oh kapan-kapan lagi gini Queen," sambung Kaila dengan cengiran.
"Enak aja bisa bisa tekor gue ngajakin makan kalian kek ngasih makan gajah," celetuk Queen yang duduk di kursi belakang.
"Ini aja gue sengaja lagi pengen karna dilarang si dia tuh," sambungnya dengan menyandarkan punggungnya.
"Kalo Andre marah gimana lo kan gak bilang ke dia," tutur Kaila yang menoleh ke arah belakang.
"Eghh... gak bakal tau deh kayaknya dia udah lah biarin aja," Jawab Queen seolah masih belum yakin.
"Dah sampek nih dengan selamat sentosa di rumah lo Queen," ucap Luna dengan menghentikan laju mobilnya.
"Oke deh thanks tumpangannya gue masuk dulu bay," ucap Queen melambaykan tangannya ke arah mereka.
"Bay... see you next time," ujar mereka, mobil pun melaju meninggalkan Queen yang seraya memasuki rumahnya.
Disisi lain...
Akhh...
"MORIS!!" teriak mereka secara bersamaan, tepat sebelum pisau itu menusuk Andre, Moris malh menghadangnya dengan tubuhnya.
Bugh...
Tubuh Moris Terjatuh berlumur darah, pisau itu... pisau itu mengenai dadanya, menancap dengan sempurna. Perkelahian itu berakhir dengan tetesan darah dan air hujan yang mulai turun ke bumi nampaknya langit pun ikut bersedih melihat itu. Mereka semua pun berlari menghampiri Moris yang telah terkapar ditanah.
"Mor... bangun deh jangan bercanda," ucap Andre, dia berusaha menyadarkan bahwa Moris baik-baik saja namun, dia hanya membalas dengan senyuman.
"Gak lucu deh Mor lo bangun aja deh gih," sambung Morgan, air mata dan air hujan menjadi satu menutupi kelemahan mereka.
"Mor pulang yok katanya lo mau ketemu sama Luna," ujar Aiden.
Tak sanggup melihat semua keadaan ini air mata mereka turin ikut serta membasahi bumi, dia yang biasanya mengajak bercanda sekarang telah berada diujung maut, kenangan kenangan itu masih berputar jelas, mereka berempat sudah selayaknya menjadi saudara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen ( END )
RandomKenangan bagaikan mimpi buruk, dilupakan dan diingat. Bayangan tentang rindu mengambang di atas kepala baik buruknya takdir hanya tuhan yang tau. Rasa itu ada ,namun tak terlihat oleh mata bukan karna rasa sakit menjadikan halangan. Aretta punya ba...