"Kalian nih Penistaan huh," Umpat Luna yang memandang kedua sahabatnya yang bahagia diatas penderitaannya.
.........................
Srugg.... Brh... gr...
Suara berisik semua siswa yang ada disana seketika menjadi hening dan kembali ke tempat semula. Seorang guru wanita masuk ke kelas tersebut dengan membawa tumpukan buku dan kaca mata bulat yang bertengger dihidungnya dia adalah guru geografi, jika sedang marah maka sekelas akan kena akibarnya. Entahlah mood nya hari ini baik atau tidak.
"Sutttt ada guru masuk," peringat salah satu murid yang merapikan tempat duduknya, seketika kelas menjadi sunyi.
Pelajaran pun dimulai tak ada yang mencari gara-gara nampaknya guru tersebut sedang di mode aman, dia menjelaskan pelajaran hari ini dan murid-murid pun mendengarkannya dengan serius tak mau terkena masalah.
" Sutt.. Queen," Seru Luna yang duduk disampingnya dengan menyenggol lengan Queen.
"Hemmm," jawab Queen tak acuh, dia hanya memandamg guru yang didepan sana.
"Ck, tuh di jendela," sambung Luna yang tak mendapatkan jawaban serius dari Queen.
"Ih apaan sih," jengan Queeen memandang Luna yang mengganggu keseriusannya.
"Liat aja deh," ucap Luna, akhirnya merasa kesal dengan temannya itu dia menoleh ke arah yang ditunjuk Luna.
Degg..
Pandangan mereka bertemu, Queen dan Andre, tatapan itu dingin tak ada sama sekali tatapan yang selalu Andre perlihatkan pada Queen. Quen merasa sesak mendapatkan tatapan datar itu, tatapan yang dia selalu dambakan kini hilang digantikan tatapan datar milik Andre, ini semua salahnya, tapi Queen tak boleh egois dengan tak memikirkan perasaan Andre dan tanpa sengaja dia telah membuatnya kecewa.
Andre mengalihkan pandangnnya dan terus berjalan melewati ruang kelas Queen tanpa ada niat untuk menyapa. Queen terus memandang kepergian Andre hingga tak terlihat sama sekali, lamunan Queen buyar karna ada yang menepuk bahunya.
"Sabar nanti juga dia bakal maafin lu," ucap Luna mencoba menguatkan Queeen, dia tau perasaan sahabatnya sekarang sedamg ada di masa-masa sulit.
"Thanks Lun gue akan usaha buat minta maaf ke Andre," sendu Queen, dia harus memperbaiki semuanya.
"Nah itu baru Queen yang gue kenal," timpal
Luna dengan cengengesan."Eh itu Kaila, Queen kenapa berisik," teriak guru yang didepan sana, merasa tak dihiraukan oleh 2 muridnya yang sibut bergurau.
"Eng..enggak bu," gagap Luna yang mendapat tatapan membunuh dari sang guru.
"Fokus kedepan," peringatnya lagi, pelajaran pun berlanjuttak ada lagi yang meremehkan guru itu maka masa depan rapotnya terancam.
Krringg... kringgg...
Jam istirahat telah tiba Queen akan mencoba mendekati Andre lagi untuk meminta maaf padanya, dia melangkahkan kakinya girang menuju kantin sementara Luna dan Kaila sedang mengerjakan tugas mereka yang jelasnya itu adalah pekerjaan rumah (pr) yang menjadi pekerjaan sekolah (ps).
Di meja paling belakang terdapat Andre dan 2 sahabatnya Morgan dan Aiden yang sedang menikmati makanannya, namun tidak untuk Andre, makanan yang didepannya sama sekali tak tersentuh dia hanya sibuk memainkan ponselnya.
"Hmm Hy semua," sapa Queen yang menyela duduknya disamping Andre.
"Hy juga Queen," balas Morgan dan Aiden sementara Andre sepertinya tak menghiraukan kehadirannya.
"Ndree bales kek tuh Queen nyapa," Sambung Morgan dengan menyenggol lengan Andre mencoba mengalihkan pandangannya dari ponselnya.
"Hmmm." balas Andre.
"Ndre kamu gak makan malah sibuk main hp mulu, bentar gue pesenin dulu," ucap Queen mencoba menenangkan hatinya sendiri dengan tetap berfikir positif, Queen melangkah pergi memesan makanan.
"Lo kenapa sih Ndre lagi berantem?, kalo iya jangan kebangetan kek gitu deh entar kalo Queen berpaling nyaho lo," timpal Morgan setelah Queen pergi dengan wajah murungnya.
Srttt...
Bunyi kursi bergeser mengalihkan pandangan Morgan dan Aiden pasalnya Andre pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Tak ada yang tau apa yang dirasakannya, wajahnya tetap datar tanpa minat pergi melangkahkan kakinya keluar kantin.
"Ck, dibilangin ngeyel," decak Aiden yang dari tadi hanya diam.
"Temen lu tuh," ucap Morgan.
"Temen lu juga," jawab Aiden dengan wajah kesalnya.
Selang beberapa saat, Queen datang dengan membawa nampan yang berisi makanan untuk Andre.
"Eh kemana Andre kok gak ada?" Tanyaa Queen yang tak melihat keberadaannya.
"Eh itu... anu... Andrw lagi ada urusan mendadak tadi..." jawab Morgan, dia tak tau harus bilang apa pada Queen takut jika dia terluka oleh sikap Andre.
"Yah padahal gue dah bawa in makanan," sendu Queen yang menatap nanar makanan yang dia pesan tadi.
"Udah Queen gak usah sedih sini kasih gue aja makanannya," sela Aiden, melihat wajah murungnya dia jadi tak tega.
"Iya Queen gue masih kuat kok nampung 5 porsi lagi heheh," canda Morgan yang membuat suasana cair kembali dengan tawa Queen.
"Yaudah deh nih makan abisin," ucap Queen menyodorkan makanannya.
"Rejeki gak boleh ditolak pamali, tuh Andre juga gak tau diuntung punya pacar baek kek lu," sambung Morgan yang di jawab kekehan oleh Queen.
"Gue taruhan Andre gak bakalan marah lama-lama sama lo Queen," ucap Aiden dengan smriknya.
"Gue setuju sama lo tumben lo bener," jawab Morgan.
"Thanks all," lirih Queen.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen ( END )
De TodoKenangan bagaikan mimpi buruk, dilupakan dan diingat. Bayangan tentang rindu mengambang di atas kepala baik buruknya takdir hanya tuhan yang tau. Rasa itu ada ,namun tak terlihat oleh mata bukan karna rasa sakit menjadikan halangan. Aretta punya ba...