BERBEDA

148 17 0
                                    

Hari ini bukan seperti hari sebelumnya, Queen berangkat ke sekolahnya sendiri dengan angkutan umum, setelah pertengkaran kemarin mereka hanya saling diam. Queen ingin meminta maaf dan menjelaskan semuanya namun Andre masih merasa kecewa bukan benci hanya saja dia masih belum bisa menurunkan egonya sendiri.

"Queen tumben lu berangkat sendiri? biasanya sama Andre," ucap Luna yang nelihat Queen baru saja memasuki kelas dan itupun di pagi hari biasanya akan ada Andre yang selalu mengantarnya ke kelas.

"Gue lagi berantem " sendu Queen dan memilih duduk dibangkunya yang di hampiri oleh Luna dan Kaila.

"Oh yang lo ceritain semalem itu," sambung Kaila, Queen sudah menceritakannya semalam lewat telfon.

"Emangnya dia sampek segitu marahnya ma lo" tambah Luna mereka tak ada yang tau karna tak pernah melihat Andre semarah itu.

"Iya gitu lah dia marah banget ke gue," jawab Queen rasa kesepian, penyesalan kian menghantuinya.

"Terus lu mau nyerah gitu aja," Timpal Kaila yang duduk didepan bangkunya.

"Ya kagak lah gue mau baikan," tukas Queen sampai kapanpun dia akan berusaha mendapatkan maaf dari Andre.

"Nah tuh," celetuk Kaila.

"Saran gue lu coba minta maaf dengan lakuin segala cara deh buat dapetin maafnya," saran Luna untuk meminta maaf tentunya harus ada usaha dan pengorbanan.

"Iya tapi gue masih bingung," Gumam Queen, dia memikirkan cara yang mungkin bisa mengembalikan kepercayaan Andre padanya.

"Kenapa lagi?" tanya Kaila.

"Itu kalo Andre kan susah ditemuin lah gue nyarinya gimana?" jawab Queen.

"Oh itu tenang gue ada Morgan nanti gue minta bantuan dia," timpal Kaila dengan menyebut nama Morgan.

"Lah sejak kapan lu deket sama Morgan?" heran Kaila mereka tak pernah mendengar kabar apapun tentang Luna dan Morgan.

"Sejak...emm entah," jawab Kaila dengan cengiran.

"Keknya ada harus jelasin sesuatu nih," sambar Queen, dia ingin mendengar bagaimana mereka bisa pacaran.

"Luna jelasin se.ka.rang," perintah kaila yang di sambung anggukan oleg Queen.

"Oke gue jelasin jadi waktu itu..." Luna mulai menjelaskan apa yang terjadi.

Flasback on...

Sekitar 1 minggu yang lalu, saat pulang sekolah terjadi hujan disana hanya ada Luna yang berharap menunggu hujan reda karna dia ada Exstra jadi dia pulang lebih lama. Luna memandang langit yang dipenuhi awan hitam, seakan tak ada harapan untuk berhenti, keadaan sekolah pun mulai sepi.

"Duh gimana nih gue pulangnya" gumam Luna dengan mengecek ponselnya mecari bantuan namun, tiba-tiba ponselnya mati dia luoa mengisi carger ponselnya.

"Heh Lun ngapain belum pulang?" tanya Morgan yang baru saja datang dengan pakaian basah.

"Lagi maen bekel," timpal Luna.

"Elah gitu amat jawabnya... yuk ikut gue," ajak Morgan dengan menarik paksa tangan Luna.

"Kemana ... woy lepasin tangan gue," bantah Luna namun, sama sekali tak ada respon dari Morgan dia terus menarik Luna hingga sampai di ruang kelasnya keadaan yang sepi memudahkan mereka untuk masuk kedalam.

"Udah diem aja deh," sahut Morgan tak memperdulikan ocehan Luna

"Duduk sini aja deh biar gak kena hujan," pinta Morgan untuk duduk di bangku yang ada dikelas.

"Tapi lo tuh udah basah kek gitu," celetuk Luna melihat baju Morgan sudah basah diguyur hujan.

"Heheh iya tadi habis latian terus ujan," jawab Morgan.

Keadaan hening, keduanya menjadi canggung tak ada yang mau mengeluarkan suara satu kalimatpun hanya ada rintikan hujan yang menemani pikiran mereka, Pikiran mereka beradu.

"Lun gue mau ngoming sesuatu," ujar Morgan memecah keheningan.

"Yaudah ngomong!" sahut Luna.

"Gue tau ini mungkin terlalu cepet atau gimana.. sebenernya gue suka sama lo gue tau gue itu playboy tapi kali ini gue beneran tulus sama lo jadi lo mah kan..." jelas Morgan, dia mengungkapkan perasaannya setelah sekian lama menunggu saat yang tepat, bukan dari wasiat Moris waktu dulu tapi sudah sejak awal Morgan menyukai Luna.

"Hmm iya gue mau," jawab Luna setelah berfikir beberapa saat akhirnya di menjawabnya.

"Makasih gue janji gak bakal hianatin hubungan kita," janji Morgan dengan memegang kedua tangan Luna.

Flassback off...

"Whatt..." Teriak Kaila yang tertahan membuat seisi kelas menoleh padanya.

"Suttt jangan teriak ember banget mulut lo,"
Bisik Luna dengan membekap mulut Kaila yang tadi berteriak.

"Demi apa we tinggal gue aja sendirian yang lajang," ucap Kaila hanya tersisa dirinya yang belum punya pasangan.

"Tai lu Kai,"timpal Luna mendengar ucapan Kaila yang terlalu lebay.

"Samawa ya Lun semoga langgeng," sambung Queen dengan setengah mengejek.

"Eh samawa lu kata gue nikahan," jawab Luna dengan pelototan matanya.

"Ya sapa tau kesampean," timpal Queen dengan menaik turunkan alisnya.

"Dasar kalian emang bikin gue pen nampol," gertak Luna mendengar bacotan temannya itu.

"Ye jangan dong... keknya ada yang kelupaan apa ya," pikir Kaila dengan mengingat sesuatu.

"Apaan dah gue dah cerita ya," balas Luna yang ijut berfikir.

"Nah gue tau Pj dah nanti sepulang sekul di tempat biasa," celetuk Queen dengan bersemangat.

"Hah tekor dong gue minta aja tuh sama si Morgan," bantah Luna yang akan menguras habis isi dompetnya.

"Elah lun biar makin lancar hubungannya ye gak Queen," tawar Kaila dengan mengguncang guncangkan tubuh Luna.

"Bener tuh kalo perlu hajatan 1 kampung,"
timpal Queen dengan membawa solusi yang makin parah.

"Buset bisa bangkrut gue dah," elak Luna dengan memikirkan bagaimana nasib akhir uangnya.

"Oke fiks nanti gratisan," titah Queen dan tak ada bantahan jika ditolak pun akan selalu diteror dengan janji itu.

"Yesss," Sorak Kaila kegirangan menemukangratisan makan siapa yang akan menolaknya.

"Kalian nih Penistaan huh," Umpat Luna yang memandang kedua sahabatnya yang bahagia diatas penderitaannya.

My Queen ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang