Kringggg.......
Jam pelajaran telah berakhir murid-murid bersorak ria mereka, mulai keluar dalam gedung sekolah, Queen keluar sendiri karna Kaila dan Luna ada kegiatan ekstra sepulang sekolah.
"Huft kenapa gue gak dari dulu aja ikut ekstra bareng mereka kan jadinya gini gw sendirian," batin Queen.
Queen mendongakkan kelapanya mendongah ke atas dilihatnya cuaca tak mendukung hari ini, dia mulai melangkah kembali menuju halte di depan sekolah. Semenjak kepergian orang tuanya Queen hidup mandiri dah dia harus menghemat uang warisan dari orang tuanya untuk kebelakangnya.
Setiap hari Queen berangkat dan pulang menunggu angkot ataupun bis yang lewat, dia harus membiasakan hidupnya. Sudah lama menunggu tak ada satupun yang lewat, jalan pun mulai sepi tak ada kendaraan melintas. Queen mulai cemas hujan akan turun dan dia belum juga pulang, dia bangkit dan mencoba melihat sekitar berjalan bolak-balik mencari tumpangan.
"Hiss ini pada kemana semua gak ada yang mau uang apa, mana bentar lagi mo hujan"
gumam Queen.Tinnn ... tinn ...
Suara klakson sepeda motor mengagetkan Queen dan siapa sangka Andre berada di depannya.
"Naik!"
"Gak gue gak mau,"
"Gue bilang naik gak Queen!"
"Siapa lo ngatur-ngatur gue segala, denger gak sih?"
"Jangan keras kelapa Queen gue bilang naik sekarang atau..."
"Atau apa hah?"
"Oke itu pilihan lo," Andre turun dari motornya melangkah mendekati Queen, sementara Queen beranjak mundur dan hendak kabur tapi lengannya berhasil dicekal oleh Andre. Dia menarik Queen menuju motornya dan menggendongnya agar naik ke atas motornya.
"Aaaa...apa yang mau lo lakuin hah,"
teriak Queen tapi sama sekali tak dijawab oleh Andre, dia pun ikut naik ke atas motornya melajukan motornya."Dasar pemaksa," gumam Queen.
"Gue denger!" balas Andre dengan tersenyum penuh kemenangan.
"Bodoamat!" ketus Queen.
Queen bingung dengan perasaannya saat ini dia senang bisa dekat lagi dengan Andre tapi, disisi lain dia benci dengan semua yang dilakukan Andre padanya. Berbeda dengan Andre dia hanya menginginkan maaf dan kembali kepada Queen.
"Pegangan Queen," Ucap Andre.
"Gak. Akan. Pernah." Balas Queen.
"Yaudah." Seringai muncul dari Andre dia melajukan motornya diatas rata rata.
"Aaaaa Andre lo mau buat gue mati," teriak Queen hingga reflek dia memeluk Andre terbesit rasa nyaman di hati keduanya, mereka saling menyayangi tapi gengsi mereka lah yang diutamakan.
Hujan mulai turun, kilat menyambar, dan jalan pun mulai sepi sampai sama sekali tak ada kendaraan melintas. Queen semakin mengeratkan pelukannya suara petir yang membuatnya takut.
"Tenang Queen aku akan selalu jagain kamu," Andre tau jika Queen merasa ketakutan, dia memgelus pelan tangan Queem yang berada di perutnya menyalurkan keyakinan.
"Kenapa lo jahat sama gue Ndre apa salah gue hikss." Hujan turun disertai tangisan dari Queen.
"Maafin aku Queen, aku nyesel ngelakuin semua ini, ini bukan kemauanku. Aku janji akan selalu ada disamping kamu tolong kasih aku kesempatan Queen buat ngerubah semuanya," ujar Andre dengan beribu tibu penyesalan tersirat dalam setiap kata yang dia ucapkan.
"Gue gak tau Ndre harus gimana hikss... gue capek," balas Queen.
"Aku tau ini berat buat kamu tapi tolong kasih aja satu kesempatan buat aku Queen," ucap Andre namun, Queem tak menjawabnya dia hanya memeluk erat Andre.
Sulit diterima, itulah yang Queen pikirkan jika dia salah mengambil keputusan maka hidupnya akan hancur. Meskipun ini semua jalan takdir tapi gak ada salahnya untuk memperbaiki yang telah rusak.
Motor yang dikendarai Andre berhenti tepat didepan rumah Queen, takk terasa perjalanan begitu singkat hingga akhirnya Queen pun turun. Tak ada balasan dari Queen, dia terus berjalan memasuki rumahnya tanpa berbicara kepada Andre. Sesaat dia menoleh kebelakang diasana Andre memandang penuh harap tapi tak ada balasan sama sekali, dia berbalik dan melangkah memasuki rumahnya.
"Maaf Queen ini salah gue," gumam Andre.
Deru motor terdengar tandanya Amdre telah pergi meninggalkan rumah Queen, sementara Queen dia menutup pintu dan menjatuhkan badannya menangis kencang meluapkan semua perasaaannya.
"Kenapa ... kenapa ini semua terjadi sama gue hiksss... hiksss... gak cukup apa Mommy, Dady pergi sekarang jangan lagi hikss." inilah yang paling ditakutkan Queen semuanya pergi satu persatu meninggalkannya sendiri.
Queen Arsya Latania Alvaretta.
Andreas Jonathan Jenice.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen ( END )
RandomKenangan bagaikan mimpi buruk, dilupakan dan diingat. Bayangan tentang rindu mengambang di atas kepala baik buruknya takdir hanya tuhan yang tau. Rasa itu ada ,namun tak terlihat oleh mata bukan karna rasa sakit menjadikan halangan. Aretta punya ba...