Andre duduk didepan Queen dengaan semangkuk bubur ditangannya, pagi ini Queen merengek ingin pulang dengan alasan makanan rumah sakit tidak enak, tapi Andre tetap memaksa Queen agar tidak pulang. Setelah perdebatan panjang mereka akhirnya Queen mengalah dan memakan bubur yang tak enak itu.
"Hmm udah Ndre, aku kenyang," ucap Queen dengan menutup mulutnya dengan tangan.
"Tapi Queen ini masih tinggal dikit dimakan ya," bantah Andre dengan menyodorkan bubur itu pada Queen.
"Enggak ih gak enak, gak ada rasanya," sambung Queen dengan memalingkan wajahnya.
"Yaudah nih minum dulu," jawab Andre dengan mengambil air diatas nampan yang ada di sampingnya dan diterima oleh Queen.
Setelah itu keadaan menjadi hening tak ada yang memulai percakapan sama sekali, Queen memandang ke arah lain sementara Andre menatap lekat gerak gerik Queennya. Andre beranjak dari duduknya lalu menghampiri Queen dan ikut duduk di atas brankar.
"Queen," lirih Andre
"Hmm apa?"
"Maaf karna aku kamu jadi kek gini, ini semua salah aku... maaf," ucap Andre dambil tertunduk lesu.
"Ini bukan salah kamu kok Ndre aku baik-baik aja, " tak tega melihat Andre yang menunduk sendu, Queen memeluknya dengan erat.
"Tolong jangan pernah tinggalin aku," pinta Queen sambil teriksak menahan tangisannya dengan menggigit bibir bawahnya, Andre membalas pelukannya.
"Apapun untukmu sayang," sebuah senyuman muncul dibibir Andre hatinya menghangat, dia menyembinyikan kepalanya di ceruk leher Queen.
"Ihh geli Ndree," Dengus Queen karna sikap Andre yang terbilang manja jika didekatnya.
Cklekk..
"Upss mata guee... sudah ternodai dengan adegan uwuu," ucap Luna sambil berpura-pura menutup matanya disertai dengan cengiran, Queen melepaskan pelukannya melihat kehadiran teman temannya diambang pintu.
"Duh kek nya kita salah waktu nih dateng disaat yang kagak tepat," sambung Moris yang muncul dari belakang Luna.
"Ganggu aja perasaan," Timpal Andre dengan wajah datar sekaligus kesalnya.
"Heh tenang bro lu juga tau tempat dong klo mau uwuu uwuu jangan di tempat ginian," celetuk Morgan dengan melangkah mendekat ke arah keduanya diikuti yang lain.
"Kayak lu enggak aja Mor, lu juga sama cabe-cabe itu kagak ada habisnya," ucap Moris.
Tukkk...
"Awsss... sakit bego lu kira ini mainan, kepala tuh yang lahir duluan dasar tai lu," umpat Morgan karna mendapat jitakan dari Moris.
"Perasaan lu lahirnya kaki kiri dulu dah dari mana lu tau kepala duluan emang lu nyaksiin sendiri hahha," sambung Morgan diikuti tawa oleh semuanya.
"Queen gimana keadaab lo udah baikan gak?" tanya Kaila.
"Gue baik-baik aja kok gak usah hawatir," jawabnya sambil tersenyum manis.
"Mau gak khwatir kek gimana Queen lo sekarat kek gitu," celetuk Moris yang disambut cengiran oleh Queen, sementara Aiden hanya memandang mereka saja tak berniat untuk membuka suara.
"Nih Queen gue sengaja bawain lo buah biar tambah sehat dan seger gak kayak si Aiden itu yang butuh vaksin," ucap Moris yang mendapat tatapan tajam dari Aiden. Moris merebut secara paksa buah tangan dari Luna.
"Eh lu main ambil aja pakek ngaku-ngaku lagi ini tuh gue yang beli gak modal banget sih," cerocos Luna karna buahnya diambil Moris.
"Lo bisa gak sih pura-pura bilang dari gue gitu jangan rusak citra gue didepan Queen," ucap Moris yang berusaha merebut buah itu dari Luna.
"Ihh apaan sih lo gak usah pegang-pegang... nih Queen DARI GUE," ucap Luna dengan Luna dengan menekankan kata 'Dari gue' yang berhasil dia pertahankan dari rampasan Moris, Queen menerima dengan kekehan kecil melihat tingkah teman-temannya.
"Makasih Lun ... dan buat kalian semua gue ucspin makasih banget udah khwatirin gue dan jenguk gue disini, " ucap Queen dengan seyuman termanisnya yang dia tunjukan.
"Duh sentumannya neng bikin hati Aa meleleh kalo gak ada pawangnya udah gue gaet," sambung Moris yang mendapat tatapan maut dari sang pawang.
"Berani lu lirik doang gue congkel tuh mata," ancam Andre dengan nada datarnya.
"Eitss santai bro gue cuman becanda kagk berani gue kalo pawangnya kek lu!" ucap Moris dengan memalingkan wajahnya saat di kata-kata terakhirnya. Sekitar 1 jam lamanya mereka berbincang-bincang Luna mengalihkan pembicaraan.
"Oh iya maaf Queen gue gak bisa lama-lama soalnya ada janjian sama bunda sama kaila," ucap Luna dengan wajah sendunya karna tak bisa menemani sahabatnya di rumah sakit.
"Iya gak papa kok Lun sans aja kek ke siapa aja lu," jawab Queen.
"Yaudah kita pamit dulu ya Queen nanti juga bunda sama bang Reno bakal kesini jenguk lu," pamit Luna dan Kaila dengan meninggalkan ruangan tersebut.
"Eh gue laper nih kantin yok dari pada jadi baigon disini," ucap Morgan.
"Yaudah yok gue juga laper nih... eh Queen, Ndre gue pegi dulu jangan rindu ya," goda Moris pada Queen.
"Najiss," Umpat Andre menatap ke tiga temannya itu yang mulai menghilang dari pandangannya.
Brankar yang diduduki Andre bergoyang, rupanya Queen berusaha untuk membaringkan tubuhnya. Andre turun lalu membantu Queennya.
"Kamu istirahat aja ya pasti capek jagain aku terus disini," ucap Queen, dia prihatin dengan keadaan Andre pasalnya dia selalu menemaninya setiap saat.
"Enggak aku disini jagain kamu kapanpun, kamu tidur aja ya,"ucap Andre sambil mengelus tangan Queen perlahan matanya mulai sayu dan terdengar suara deru nafas yang teratur menandakan Queen yang telah tertidur.
Andre beranjak dari tempat duduknya, mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, dan menelfon seseorang.
"Gue kesama sekarang buat selesain semuanya," ucap Andre lalu langsung menutup panggilan itu.
Andre mengelus wajah Queen, memberikan ciuman di keningnya dan mulai beranjak pergi dari ruangan itu.
Queen Arsya Latania Alvaretta
Andreas Jonathan Jenice
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen ( END )
RandomKenangan bagaikan mimpi buruk, dilupakan dan diingat. Bayangan tentang rindu mengambang di atas kepala baik buruknya takdir hanya tuhan yang tau. Rasa itu ada ,namun tak terlihat oleh mata bukan karna rasa sakit menjadikan halangan. Aretta punya ba...