Hari Sabtu adalah hari santai bagi Queen dia hanya bermalas-malasan kerjaannya hanya makan, tidur, nonton dan segala hal yang perlu dilakukan yang menurutnya menyenangkan.
Karna merasa perutnya perlu diisi jadi dia memutuskan ke bawah mencari sesuatu yang bisa dimakan, sambil mengelus perutnya dia berjalan menuju kulkas.
"Yah kok gak ada isinya sih?" gumam Queen yang melihat kulkasnya sudah kosong tanpa tersisa.
"Bibi lupa belanja deh kayaknya," sambungnya lagi karna pembantunya sedang cuti, anaknya sedang sakit jadi Queen mengizinkannya untuk libur sementara.
"Ke minimarket aja deh ... ah gue lapeh banget nih tapi mager... ughh gue telfon Andre aha kalik ya." Queen hanya berbicara sendiri tanpa melakukan apapun dia berfikir lagi.
Dan Queen memutuskan menelfon Andre saja, dia pergi menuju kamarnya untuk mandi dan berganti baju begitulah dia jika sedang libur malas mandi, malas melakukan segalanya. Setelah selesai dia mengambil ponselnya untuk menelfon Andre.
Tutt... tuttt...tuttt...
Masih tak ada jawaban, Queen tak mudah menyerah dia menelfon Andre lagi, lagi dan lagi.
Tuttt...tutt...
Tetap tak ada jawaban darinya terhitung 11 kali Queen mencoba menelvonnya hingga meninggalakan pesan.
"Ck, kemana sih dia kalo dibutuhin gini deh huft," Queen menghempaskan dirinya duduk di atas ranjang.
"Dari pada gue kelaperan kan mending pergi sendiri aja dah," putus Queen dia beranjak dari sana dan pergi menuju minimarket tak lupa meninggalakan pesan pada Andre, karna sikaonya yang posesif itu dia diharuskan memberi kabar ini itu lah gak jelas.
Jarak Minimarket dengan rumahnya tidak terlalu jauh jadi dia memutuskan untuk jalan kaki bukan tanpa alasan karna langit yang mendung jika saja matahari sedang terik, Queen tak ingin kepanasan maka dia akan menaiki mobilnya saja.
Suasananya tidak terlalu ramai, Queen mengambil troli dan berkeliling mencari bahan makanan seperti sayuran, buah, snak dan kebutuhan lainnya.
Brukk...
Tanpa melihat kedepan dia menabrak sesuatu bukan, bukan sesuatu tapi seseorang matanya sibuk ke snak yang berjejer di sampingnya hingga tak sadar jika dia menabrak seseorang.
"Eh maaf saya tidak sengaja," ucap Queen dia menoleh ke arah seorang pria yang berdiri didepannya.
"Eh lo Queen lama gk ketemu gimana kabar lo?" tanya pria tersebut.
"Oh lo emm...siapa yah gue lupa,"ucap Queen sambil mengetuk kepalanya mengingat nama orang didepannya itu.
"Lah lu belom setaun aja dah lupa gue Max," celetuknya ya dia adalah Max orang yang bertemu dengannya dibandung waktu dia melarikan diri.
"Nah itu heheh," Queen membalasnya dengan cengiran.
"Lo lagi belanja apaan Queen," sambung Max dengan melihat isi troli yang dibawa gadis tersebut.
"Nih beli makanan stok di rumah dah habis, lo sendiri?" jawab Queen.
"Nih gue habis birong cimory sama sosis viral itu loh adek gue yang minta tadi gue sampek udah keliling supermarket baru nemuh nih, kalo gk dibeliin bisa ngamuk dia," jelas Max jika bukan karna itu dia tak akan bisa bertemu dengan Queen, dia cukup bersyukur pada adiknya itu.
"Yah padahal gue mau nyari itu dah lu borong aja," ucap Queen sendu, karna sudah lama juga dia tidak belanja sendiri.
"Oh lu mau juga nih bagi dua aja punya gue," tawar Max dengan menyodorkan beberapa jenis cimory dan sosis itu.
"Eh gak deh nanti adek lo gimana," bantah Queen.
"Itu gampang nanti gue cari lagi," tukan Max dengan kekeh menyerahkannya.
"Tapi kan..."
"Gak ada bantahan nih ambil," paksa Max.
Dengan senang hati Queen pun mengambilnya dan meletakannya ke keranjangnya. Setelah dirasa sudah cukup mereka pun pergi ke kasir, banyak hal yang dibicarakan Max dia terbilang orang yang mudah akrab dengan siapapun terlebih orang yang membuatnya nyaman disisinya.
Dikasir pun terjadi perdwbatan antara Max dan Queen pasalnya Max yang ingin membayar semua belanjaan Queen tapi ditolaknya. Yang akgirnya perdebatanpun dimenangkan oleh Max, dia yang membayar semuanya walaupun Queen agak canggung menerimanya tapi Max yang memaksanya.
"Lo pulang naik apaan Queen?" tanya Max yang baru saja keluar bersama Queen.
"Jalan kaki lagi pula deket dari rumah," jawabnya dengan memandang langit yang masih mendung.
"Yaudah yok biar gue anter sekalian," tawar Max dengan menoleh ke arah Queen.
"Gak usah deh nanti ngerepotin," Tolaknya lagi.
"Gak kok udah ayo lah," paksa Max.
Max menarik tangan Queen agar ikut masuk kedalam mobilnya, suasana pun menjadi canggung setelah Queen mengucapkan alamat rumahnya. Setelah beberapa saat mereka pun sampai dirumah Queen.
"Makasih udah nganter gue," ucap Queen.
"Iya sama sama yaudah gue duluan." Max pun pergi meninggalakan Queen tanpa disangka ada orang lain yang mengamati mereka sejak tadi.
Queen membalikan badannya dan ternyata didepan rumahnya sudah ada sebuah motor yang terparkir, dia menoleh dan melihat seseorang, Andre dia berdiri bersedekap dada di ambang pintu tatapannya yang datar terpampang, Queen pun berjalan merasakan aura yang berbeda.
"Dari mana?" tanya Andre dengan memasukan kedua tangnnya ke dalam kanting celananya.
"Minimaket habis belanja," jawab Queen menunjukan belanjaan yang dia pegang.
"Siapa?" sambung Andre dengan wajah datarnya.
"Teman tadi ketemu disana, kamu juga aku telfon gak di angkat-angkat," ujar Queen, terdengar helaan nafas dari Andre.
"Maaf tadi aku ketiduran yaudah yuk masuk aja," ajak Andre.
Mereka masuk ke dalam dan meletakan barang belanjaan Queen dengan rapi, dibantu Andre mereka memasak bersama walaupun Queen dilarang melakukan apapun tapi dia tetap saja membantu. Perselisihan kecil kadang terjadi dalam ssebuah hungungan tapi saling percaya bisa membuatnya tetap bertahan.
Andreas Jonathan Jenice
&
Queen Arsya Latania Alvaretta.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen ( END )
RandomKenangan bagaikan mimpi buruk, dilupakan dan diingat. Bayangan tentang rindu mengambang di atas kepala baik buruknya takdir hanya tuhan yang tau. Rasa itu ada ,namun tak terlihat oleh mata bukan karna rasa sakit menjadikan halangan. Aretta punya ba...