Queen baru saja sampai dirumahnya diantar oleh Max, hati yang sudah gelap membuatnya menerima tawarannya.
"Thanks dah nganter gue," Ucap Quuen saat keluar dari mobil Max.
"Iya sama-sama," balas Max.
Mobil Max mulai berjalan pergi, Queen bernafas lega masalahnya sudah selesai, dia memanilakn badannya dan menyerngit melihat sebuah motor yang terparkir rapi di halaman rumahnya, itu milik Andre.
"Mampuss lu Queen," batinnya.
Dengan was was sekaligus takut Queen memasuki rumahnya, perlahan dan pasti disana dia melihat Andre yang sedang memandang layar tv yang mati matanya menyulutkan amaran.
Baru 3 langkah dia menutup pintu dan disambut dengan wajah sangar Andre sekaligus tatapan tajamnya, langkahnya terhenti melihat Andre yang berjalan ke arahnya, Queen hanya menundukan kepala.
"Dari mana?" Ucap Andre yang pandangannya lurus ke depan.
"Itu habis .... ke..temu sama.. temen," gagap Queen, lidahnya kelu nasibnya tak sebaik yang dia kira.
"Bohong hemm," balas Andre, dia berdiri berjalan ke arah Queen dengan tatapan tajamnya.
"En...enggak kok," jawab Queen, dia menundukan kepalanya dengan memainkan jari-jari tangan.
"Bohong! jawab jujur!" tegas Andre, emosinya mulai menggebu dia tau segalanya apa yang dilakukan Queen diluar sana.
"Beneran tadi ketemu temen," bela Queen, dia tak bisa berbohong dalam waktu lama dari Andre.
"Lo mau bohong hah terus ini apa?" teriak Andre dengan menjukan foto diponselnya ada sebuah foto Queen dan Max di cafetaria.
"Maaf," lirih Queen, air matanya meluncur begitu saja tanpa aba-aba.
"Akhh... kenapa lo bohongin gue Queen kenapa?" bentak Andre, dia menggerang frustasi.
"Maaf hiks...kita cuman...ngobrol biasa kok hikss..." sendu Queen dia hanya bisa pasrah ini salahnya harusnya dari awal dia tak berbohong.
"Kenapa lo bohong hah... gak cukup apa dengan semua yang gue lakuin buat lo Queen," ujar Andre wajahnya merah padam menahan amarahnya jika tidak Queen akan benar-benar pergi.
"Hikss... aku gak bermak..." jawab Queen.
"Apaa lagi hah?" potong Andre, dia sudah jengah dengan tangisan Queen.
"Kenapa diem?" sambung Andre, Tak ada jawaban dari Queen membuatnya semakin frustasi dia tak mau Queen takut padanya.
"Duduk... jelasin," perintah Andre yang diikuti Queen duduk didepannya.
"Hikss... sebenarnya.." Jawab Queen.
Flassback on.
"Maaf telat Max tadi agak macet soalnya," ucap Queen yang baru saja datang menghampiri Max yang duduk di pojok, suasana disana tak terlalu ramai hanya ada beberapa orang yang duduk santai.
"Iya gak papa kok.. duduk dulu Queen," jawab Max dengan tersemyum namun, hatinya sesak saat bertemu dengan Queen mengetahiu fakta bahwa dia tak akan bisa memilikinya.
"Jadi apa yang mau lo bicarain?" Tanya Queen.
"Gue cuman mau minta maaf, gue sebelumnya bermaksut mau rusak hubungan kalian dan sekarang gue sadar kalo cinta gak harus memiliki," sendu Max dengan tersenyum pahit.
"Sekali lagi maaf Max gue gak bisa jadi seperti yang lo harapin," pinta Queen dia tak bisa memilih siapapun karna hanya Andre yang selalu ada untuknya.
"No problem Queen diluar sana pasti ada yang bisa gue miliki," sambung Max.
"Tetap optimis aja Max," saran Queen dengan tersenyum pahit dia tak mau melukai hati semua orang.
"Tapi kita bisa teteo jadi temen kan," ujar Max memasktikan.
"Always lah kalo itu gue udah nganggep lo sebagai kakak gue sendiri," jawab Queen.
"Makasih Queen," sambung Max.
"Diminum dulu Queen tadi gue udah pesenin," tawar Max dengan senang hati.
"Tau aja gue lagi haus," Queen meminum minuman yang telah dipesan Max dengan sukarela, dalam pertemanan dia tak pernah pilih pilih siapapun yang datang dia akan menyambutnya dan siapapun yang mau oergi dia tak masalah.
"Oh iya Queen gue sekalian mau pamit," Ucap Max di sela Queen minum untungnya dia tidak tersedak.
"Hah mau kemana lo emangnya?" Tanya Queen dengan menikan alis sebelahnya.
"Gue dapet beasiswa ke Amrik," sendu Max, sejujurnya dia hanya punya alasan itu hanya untuk menjauhi Queen dan melupakan perasaan yang mulai tumbuh dihati Max.
"Yah kok cepet banget sih baru aja ketemu dah ditinggal aja," heran Queen, baru saja bertemu sudah mau pergi.
"Ya gitu lah lain kali kita bisa ketemu ya kan," Jawab Max dengan senang hati tentunya dia akan selalu ingin bertemu dengan Queen.
"Oke deh," ucap Queen.
Flassback off...
"Kenapa kamu gak ngasih tau aku Queen?" Lirih Andre sejak tadi dia sudah menahan semua emosi dan egonya.
"Maaf Ndre aku gak mau buat kamu marah,"
Sendu Queen dia menyesal telah menghancurkan kepercayaan Andre."Nyatanya lo udah bikin gue kecewa," teriak Andre, kecewa itulah yang dia rasakan harapannya tak sesuai dengan kenyataan yang ada didepannya.
"Maaf... aku..." lirih Queen air metanya tak mau berhenti.
"Udah lah gue muak dengan kata maaf lo," tegas Andre dia berdiri dari duduknya.
"Tapi kan Ndre aku gak mau..." halang Queen dia mencoba membuat Andre percaya dan memahami segalanya bahwa dia tak berdaya.
"Fine kalo lo emang udah gak mau gue kekang...gue pergi," ucap Andre.
Queen memandang kepergian Andre hatinya sesak semua ini salahnya dia telah membuat Andre semarah itu padanya. Andre tak pernah semarah ini namun, kali ini kepercayaannya telah dirusak.
"Maaf... hikss...hikss," lirih Queen, hanya dengan menangis semuanya tak akan kembali seperti semula, dia harus berusaha mempertahankan ini dan meminta maaf pada Andre itulah jalan satu satunya yang harus dia lakukan.
Queen Arsya Latania Alvaretta
&
Andreas Jonatahan JeniceMax Villim
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen ( END )
RandomKenangan bagaikan mimpi buruk, dilupakan dan diingat. Bayangan tentang rindu mengambang di atas kepala baik buruknya takdir hanya tuhan yang tau. Rasa itu ada ,namun tak terlihat oleh mata bukan karna rasa sakit menjadikan halangan. Aretta punya ba...