BANGKIT

386 54 1
                                    

Sang surya mulai menampakkan cahayanya membangunkan salah satu dari ketiga gadis tersebut. Dia memandang sekeliling sambil tertawa renyah.

"Nggghhh ... Kai bangun dah siang nih!" Luna membuka matanya dan membangunkan Kaila disampungnya.

"Iya nih melek dah," Kaila sambil mengucek matanya menormalkan pandangan disekitar.

"Queen gimana kalo hari ini kita jalan-jalan?" ajak luna sementara Queen masih kalut dalam kesedihannya.

"Ayolah Queen lo gak boleh sedih terus hidup kita masih berlanjut." Kaila memeluk Queen dan diikuti Luna.

"Makasih kalian selalu ada buat gue kalian yang terbaik ... aku janji gak akan sedih lagi kan ada kalian keluarga terbaikku," setetes air mata kebahagian muncul dari Queen dia merasa senang disetiap kali dia terpuruk akan selalu ada sahabatnya disisinya.

Mereka bersiap-siap pergi ke Mall Luna dan Kaila kemarin menginap di rumah Queen jadi mereka meminjam baju miliknya. Ketiganya merasa senang Queen kembali dengan sosok cerianya walaupun hatinya terluka.

Sahabat selalu ada disaat keadaan apapun yang dialami salah satu darinya, bukan memanfaatkan jika dibutuhkan jika tidak maka ditinggalkan. Mereka akan selalu bersama tak ada kata penghianat dalam ikatan itu.

"Siap gays ... lets goo,"  Queen bersorak ria mereka pergi memasuki mobil Queen.

"Kita kemana dulu nih?," Kaila menoleh ke arah temannya tersebut.

"Gimana kalo makan dulu gue laper nih hehe," Queen mengelus perutnya yang serasa perih karna kemarin belum sempat makan.

"Hmm boleh juga tuh gimana kali kita ke resto biasa yang selalu kita datengin?" Luna pun sama laparnya dengan lainnya.

"Nah ide bagus tuh yaudah kita kesana dulu habis itu kita nonton," ucap Queen mereka pun pergi ke resto favorit mereka.

Sebuah mobil pun berhenti di depan sebuah resto yang tak terlalu mewah tapi suasananya menyegarkan karna disana belum ada pencemaran dan tempatnya jauh dari keramaian kota.

Tiga orang gadis keluar dari sebuah mobil mewahnya, pandangan semua orang tertuju pada mereka karna kecantikan alami tanpa polesan make up tebal merekak tetap terlihat menawan.

"Pagi Queen, Luna, Kaila udah lama gak kesini gak kangen gitu?" ucap Bob seorang yang bertugas membukakan pintu resto dan menyambut para pengunjung.

"Iya nih lagi sibuk sama kegiatan sekolah hehe," ucap kaila.

"Yaudah Bob kita masuk duku ya udah laper nih." Queen dan lainnya melangkah masuk ke dalam.

"Oke selamat menikmati waktu kalian ya." Bob membukakan pintu untuk mereka.

Mereka berjalan ke arah meja yang ada di dekat jendela tempat yang selalu dipakai saat ke sana.

"Ehh kalian udah tau belum kak Eros anak Ips 3 dia dihajar habis habisan sama kak Andre." Queen menghentikan aktivitas makannya memerhatikan Luna dengan ceritanya.

"Hah emang kenapa perasaan dia keliatan baik kok .... hmm oh iya Queen lo gimana sama kak Andre dia masih tetep maksa ya?" Kalila memandang ke arah Queen.

"Iya dia maksa gue karna hukuman waktu itu dia langsung mengklaim gue pacarnya, gue gak bisa menghindar dari dia karna dia selalu ada buat gue," Queen menjelaskan semua perasaannya kepada kedua sahabatnya itu.

Walau Queen merasa nyaman didekat Andre tapi dia agak risih karna kadang sikap Andre mudah berubah ubah. Tapi dalam hatinya dia memendam rasa suka Queen hanya takut jika Andre hanya bermain main saja karna sikapnya yang dingin.

Empat orang pria memasuki resto yang ditempati Queen. Seorang pria didepannya meminpin jalan dia adalah Abdre dan ketiga temannya Aiden, Moris, serta Morgan. Pandangan semua orang tertuju pada mereka kecuali 3 orang gadis yang duduk di dekat jendela.

Seseorang duduk disebelah Queen sontak dia menoleh siapa yang dengan lancangnya duduk didekatnya. Jantungnya seakan copot melihat Andre disampingnya diikiti temannya.

"Hay girls kalian juga ada disini lumayan kan ada temen cewek hehe," Moris menggeser kursi didekat Luna dan duduk disamping meja mereka diikuti Morgan dan Aiden.

"Heh badak lu kenapa duduk samping gue gih sana jauh jauh nanti gue ketularan angin kutub lagi." Moris mencela pada Aiden yang duduk disampinya.

"Gue gebug lo tau rasa nih." Aiden bersiap untuk menonjok Moris. Jangan lupakan Queen dan Andre mereka sibuk memandang satu sama lain larut dalam pikiran mereka masing masing.

"Gebug sini kalo berani disini kan ada bebeb Kaila kan ya," Moris mengedipkan sebelah matanya memandang Kaila.

"Bebeb pala lo peyang sejak kapan lo ngehalu gitu hah." Mata Kaila melotot memandang Moris.

"Sejak pertama aku memandangmu hiyakk," Moris menyenggol tangan Kaila sementara korban merasa terganggu dan langsung menendang kursi yang di duduki Moris.

"Bhahahha rasain lo dasar pakboy!" suara tawa terdengar dari meja mereka.

"Mor lo ngapain dibawah mau ngepel lantai lo hahhahah," Morgan tak kalah kelut dalam perbincangan mereka.

"Udah deh sekarang pesen makan gue laper nih Mor sana gih," sambung Morgan.

"Heh emang gue pembantu lo apa pesen sendiri lo punya tangan plus kaki kan." Moris memandang Morgan jengah dan melnutkan aksi gombalnya pada Kaila dan Luna tentunya.

My Queen ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang