Sebuah ruangan yang didominasi warna putih, bau obat-obatan yang menyeruak ke dalam hidung memenuhi ruangan itu, detingan alat pendeteksi jantung terdengar ditengah keheningan tersebut. Seorang gadis terbaring lemah di atas brangkar rumah sakit wajahnya yang pucat namun, tak menutupi kecantikannya, ditangan kirinya ada selang infus yang terpasang. Sementara di tangan kirinya terdapat seorang pria yang setia menanti sang kekasih.
Andre madih setia menunggu gadis didepannya yang tak kunjung membuka matanya, prnampiannya kacau rambut yang acak acakan, seragam sekolah yang masih melekat ditubuhnya terlihat kusut dengan 2 kancing atasnya yang terbuka.
"Benturan dikepala pasien lumayan keras membuatnya tak sadarkan diri dalam jangka 24 jam dan kemungkinan ada sedikit trauma di diri pasien karna melihat dari goresan ditubuhnya, apa lagi perlakuan buruk yang diterima. Tolong jangan buat pasien merasa sendiri atau terpuruk itu bisa membuat keadaannya memburuk."
Kata kata Dokter terngiang ngiang dikepala Andre semuanya berputar begitu saja. Hari pun yang sudah gelap tapi tetap saja dia masih menunggu Queen, teman teman yang lainnya pun pulang terlebih dahulu hanya Andre yang menunggu Queen, sebenarnya yang lain ingin menemaninya sapai sadar tapi Andre yang kekeh melarangnya.
"Maaf Queen aku gak berguna," gumam Andre sambil mengelus tangan kanan Queen dengan lembut dan sesekali dia mengecupnya.
"Cepet bangun Queen aku bakal kabulin semua permintaan kamu Queen...bangun Queen..." parau Andre meski tak ada jawaban dari Queen namun, dia tetap berusaha mengajaknya berbicara.
Disisi lain......
Disebuah tempat sepi, gelap, disana Queen berdiri seorang diri, dia memandang ke sekitarnya hanya kegelapan yang ada tak ada orang lain selain dirinya. Queen berputar-putar mencari bantuan namun nihil tempat itu sangat gelap.
"Andre...Luna...Kaila..."
teriak Queen namun sama sekali tak ada jawaban keadaan masih hening, air matanya pun mulai menetes, dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya sambil berjongkok."Queen sayang kamu kenapa nak?" seperti mendengar seseorang berbicara Queen mendongakkan kepalanya melihat ada seseorang dihadapannya dia mulai berdiri.
"Mom...dad kalian ada disini hiks...Queen kangan kalian." Queen menghamburkan pelukan kepada kedua orang tusnya rasa rindu, sesak, bahagia bercampur aduk.
"Hey kenapa anaknya dad nangis nanti jelek loh," ujar ayahnya Queen sambil mengelus kepala Queen.
" Mom... Dad, Queen pengen ikut kalian semua orang jahatin Queen mereka selalu ganggu Queen." lirih Queen dengan melepaskan pelukannya.
"Queen gak boleh gitu pasti ada orang yang sayang sama Queen, jangan pernah brrfikir Queen sendiri kami selalu ada disini bersama Queen," ucap Mom sambil menunjui hati Queen namun, tangisan Queen semakin menjadi-jadi.
"Tapi mom Queen kangen sama kalian," jawab Queen.
"Nak kamu gak boleh gitu ada saatnya nanti kamu bisa bahagia Queen," sambung Dad.
"Iya Queen kamu harus kuat ya demi mon dan dad disini akam selalu jaga Queen kok sekarang senyum ya." Queen menghapus air matanya dan mengulas senyum kepada orang tuanya.
"Yaudah kami mau pergi dulu jaga diri kamu baik baik," celetuk dadnya.
"Tapi Queen masih kangen," air mata yang tadinya dipendam kini mulai luruh memandang sendu kepergian orang tuanya.
Ruangan Tersembunyi.
"Lepasin gue bangsat kalian gak ada apa apanya dibanding gue," teriak Eros yang kini kaki dah tangannya di ikat dan disampinya ada Tania.
"Denger ya lu gue gak ada urusan sama lu, biar Andre aja yang basmi lu gue cuman jalanin tugas doang," jawab Morgan.
"Kalian tega banget sama gue kalo Andre tau nanti pasti dia marah karna kalian udah ngiket gue kek gini," sambung Tania dengan bangganya masih mengakui belas kasih Andre padanya.
"Apa lo bilang Andre bakal kasian sama lo hah? dalem mimpi aja, lo yang udah bikin sahabat kita celaka jangan harap lo bisa keluar dengan mulus dari sini," Kaila pun turut ikut campur dalam perdebatan tersebut, Kaila yang terdulut emosi pun menjambak rambut Tania.
"Akhh.... sakit jalang lepasin tangan lo kotor, gak pantes nyentuh gue aws..." Ringis Tania yang rambutnya ditarik semakin kencang.
"Apa lo bilang hah? lo tuh yang jalang perusk hubungan orang itu lo, lo gak pantes hidup," tiba tiba Aiden mengeluarkan suara sejak tadi dia hanya diam saja menyaksikan perdebatan mereka tapi, saat mendengar kata 'Jalang' yang keluar dari Tania untuk Kaila dia tak terima.
"Iya emang kenapa dia yang jalang, sama seperti temennya itu sama sama jalang hahahha."
Plakkk
Sebuah tamparan mendarat tepat dipipi Tania, pipinya memanas dan semua orang di dalam ruangan itu cukup terkejut melihat pelaku yang menampar Tania 'Aiden' dialah orangnya yang telah menampar Tania, entah kenapa dia sejak tadi menagan emosinya.
"Sekali lagi lo ngomong kayak gitu gue gak segan segan habisin lo, meskipun lo cewek sekalipun gue gak peduli." dengan cepan Aiden menarik Kaila keluar dari ruangan tersebut meninggalkan yang lain disana, yang masih menyimpan tanda tanya besar dibenaknya.
Pasalnya Aiden yang terkenal akan sikap datarnya kini tak terima dengan kata kata yang dilontarkan Tania itupun karna Kaila. Mereka semua saling pandang seolah bertanya akan sikap Aiden tapi mereka hanya menggeleng saja.
.......................
Hy dah lama gak up nih autor lagi sibuk belajar pasti kalian juga sekarang ini ada yang PAS kan sama author pun begitu. Jangan lupa vote dan komennya ya gays.
Semoga ujian kalian semua lancar dan mendapat yang terbaik buat orang tua kalian bangga ya😊😊.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen ( END )
RandomKenangan bagaikan mimpi buruk, dilupakan dan diingat. Bayangan tentang rindu mengambang di atas kepala baik buruknya takdir hanya tuhan yang tau. Rasa itu ada ,namun tak terlihat oleh mata bukan karna rasa sakit menjadikan halangan. Aretta punya ba...