BALASAN

159 21 0
                                    

Deru motor yang melaju cepat membelah jalan raya tetesan hujan mulai membasahi bumi, jalanan disekitar pun mulai sepi banyak diantara mereka yang memeilih untuk berteduh.

Motor Andre menghiasi jalan menuju ke tempat dimana dia akan membalaskan semuanya khususnya untuk menenangkan dirinya dengan caranya sendiri. Motor Andre berhenti tepat di sebuah gedung yang dahulunya bekas pabrik minyak di Jakarta tepatnya. Dia melangkah memasuki pintu pabrik tersebut hingga menimbulkan suara decitan disana.

"Oh itu yang lo sebut ketua Brandelga dia gak lebih dari seorang pecundang heh," ucap seorang pemuda yang melihat kedatangan Andre.

Bughh...

Satu pukulan mengenai pemuda itu, Eros tersenyum remeh memandang kedepan seolah tak teejadi apapun.

"Lepasin gue Ndre," lirih Tania dengan keadaan yang cukup mengenaskan tentunya, mata sembab, pakaian lusuh, dan luka luka di tubuhnya.

"Hehh setelah lo nyakitin milik gue gak semudah itu lepas dari gue," jawab Andee dengan melangkahkan kakinya kearah Tania.

"Akhh... sakit lepasin brengsek!" teriak Tania karna rambutnya ditarik kencang oleh Andre.

"Lest to the game," seringai kejam muncul dari wajah Andre bagaikan malaikat pencabut nyawa.

Andre berjalan mengitari Eros dan Tania sambil mengeluarkan pisau lipat yang selalu dia bawa di dalam saku celananya, kekejamannya akan dimulai yang tak dapat dihentikan siapapun ini semua karna Queennya harus merasakan rasa sakit dan ini balasan atas semua yang mereka lakukan pada Queennya.

"Akhhh..."

"Akhhh..."

"Akhhh..."

Goresan-goresan menganai eros nampek sebuah karya seni bagi Andre, tawanya mendominasi rasa sakit yang Eros rasakan mulai dari tengkuk, bagian lengan, hingga sampai punggungnya. Dia sudah cukup sabar menunggu tapi kali ini tidak lagi semuanya akan terpuaskan dengan melihat penderitaan orang lain melalui hasratnya yang tertahan.

Praggg....

Bughh....

Bless...

"Akhh... sakit Ndre tolong lepasin gue,"

"Akhh... hikss... awss... sakit."

Hal yang sama didapatkan oleh Tania, Andre tak memandang siapapun baik perempuan ataupun laki-laki. Dia mengambil sebuah cambuk yang sengaja di sediakan Morgan, darah bercucuran mengenai bajunya, sementara Morgan, Moris dan Aiden dia masih setia melihat yang dilakukan temannya yang terbilang kesetanan itu.

Di tempat lain...

Ceklek...

"Siang Queenny... where are you yuhuu... Queen," Teriak Luna dan Kaila mencari-cari keberadaan Queen.

"Queen keluar deh gak usah becanda, " parau Kaila setelah dia memeriksa toilet namun nihil tak ada sosok bernama Queen.

"Ayolah Queenny kita gak mau becanda jangan bikin kita khwatir," dimanapun Queen tapi Luna tak bisa menemukannya.

"Lo tunggu sini sapa tau nandi dia balik gue tanya ke dokter dulu," ucap Kaila lalu pergi dari sana mencari keberadaan dokter yang merawat Queen.

Sementara didalam sana hanya tinggal Luna dia berusaha berulang kali menelfon Queen namun, sama sekali tak ada jawaban, Luna bingung kemana lagindia harus mencari Queen.

"Lun kata dokter Queen udah pulang padahal belum waktunya. coba deh lu telpon Andre mungkin lagi sama dia," ucap Kaila yang baru saja masuk dengan tergesa-gesa.

My Queen ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang