BRANDELGA

122 18 0
                                    

Andre, Moris, Morgan, Aiden dan anggota gengnya itu sedang berkumpul di belakang sekolah hampir semuanya laki-laki hanya ada 5 orang siswi yang ikut dalam geng Brandelga tersebut. Andre sama sekali tak mempermasalahkan hal itu baginya siapapun boleh bergabung dengannya.

Andre hanya duduk bersantai sambil menyesap sebatang rokok ditangannya ada juga yang sedang main kartu, ngegame, bercanda dan sebagainya.

"Huh..huh... Ndre itu geng Raslar dari Sma. Citra Lestari tiba tiba nyerang sekolah mereka ada di luar gerbang beberapa anggota lain sudah berusaha menghalau mereka untuk masuk, kira kira jumlahnya 60 orang lah, apa yang harus kita lakuin sekarang?" ucap Rengga salah satu anggota mereka, Andre dan yang lainnya yang mendengar hal itu langsung berdiri dari tempatnya semula.

"Apa.. kalian cegat mereka jangan sampai masuk dan yang lain kalian tolong liat di area sekolah takutnya masih ada murid yang belum pulang," jawab Andre sebagian dari mereka berlari menjalankan perintah sang leader.

"Yang lain ikut gue sekarang, kita habisin mereka," sambung Andre, mereka pun berjalan beriringan menuju depan gerbang.

Disisi lain...

"Masih lama gak sih Queen gue capek nih gak selese-selese lu dari tadi," keluh Kaila karna jam pulang telah lewat tapi Queen masih belum pulang, dia sedang mencatatat pelajaran yang tertinggal.

"Sabar napa bentar nih tinggal dikit lagi nanti gw traktir dah," jawab Queen yang masih memandang bukunya.

"Yes makan gratis," sambung Luna kegirangan.

"Lo tuh pikirannya makan mulu dah tapi gk tinggi-tinggi tuh badan malah tambah lebar," timpal Kaila dengan menahan tawanya.

"Biarin aja sebanyak apapun gue makan tetep tuh gini-gini aja makin imut iya," ucap Luna dengan bangganya merentangkan badannya seolah memperlihatkan dirinya.

"Imut dari mananya makin kucel iya hahh," jawab Kaila.

"Eh njrrr sakit lu kebiasaan mau gue timpuk pakek sepatu lu ya," kesal Kaila karna kepalanya ditimpuk dengan pulpen, dia mencoba membalas dengan mengambil sepatunya.

"Kaburrr," jawab Luna dengan berlari menghindari Kaila dengan sekuat tenaga.

"Ehh udah-udah malah maen lagi nih anak gue mau pulang, gak jadi nih gw traktir ye," sambung Queen dengan memasukan bukunya ke dalam tas.

"Harus jadi," Ucap mereka dengan serempak.

Ditempat lain...

"Oh ini ketuanya baru muncul habis ngumpet lo sama kalian semu," ucap seorang pria memandang remeh kedatangan Andre dan teman lainnya.

"Gak usah banyak bacot deh lo, ngapain dateng ke sini gue gak ada urusan sama kalian semua," jawab Andre dengan memasukan kedua tangannys ke saku celananya.

"Hah gak ada urusan lo bilang, hehh gue kesini mau bales semua kelakuan lo ke adek gue karna lo dia sekarang ada di rumah sakit," terang Raes nama pria itu.

"Itu salah adek lo sendiri yang ngejar-ngejar gue," bantah Andre, adiknya Raes sudah lama suka pada Andre tapi dia sama sekali tak menghiraukannya, sampai suatu hari dia frustasi dan mencoba mengakhiri hidupnya.

"Nyolot lo lama-lama... SERANG!!" teriak Raes.

Dan terjadilah baku hantam antara dua kubu tersebut tanpa alat bantu apapun mereka bertarung menggunakan tenaga tanpa ada senjata itulah aturannya. Selama terjadi penyerbuan tidak diperbolehkan satupun menggunakan senjata tajam.

Bughh...

Bughh....

Perkelahian hebat antara 2 leader tampak sengit keduanya tak ada yang saling memberikan kesempatan sekedar untuk bernafas. Andre dia mulai menangkis semua serangan dari mulai tangan hingga kakinya, terlanjur emosi Andre segera membalas pukulan yang telah mengenai sudut bibirnya.

Bughh...

Brak....

Raes tumbang mengenai gerbang yang ada dibelakangnya, dia meringis pelan bokongnya yang mengenai aspal dan punggungnya yang serasa remuk.

"Gue gak akan nyari masalah kalo lo gak ganggu gue duluan," ucap Andre lalu membalikan badannya meninggalkan Raes dan melihat keadaan sekitar banyak yang telah menjadi korban hanya karna pertarungan yang hanya melibatkan masalah pribadi Raes saja.

Andre pergi membantu kawannya melawan kelompok lain lebih tepatnya dia menghampiri Moris yang kalah telak, dia berlari mendekatinya melihat lawannya yang mencoba mendekat ke arah Moris.

Bughh...

Bugh...

Pukulan demi pukulan Andre berikan padanya tepat sebelum dia sampai memukul Moris, memukulnya dengan membabi buta hingga dia tersungkur di aspal menyisakan nafasnya yang terengah-engah, sementara Moris berdiri disampingnya yang memandang puas hasil karyanya.

Tiba tiba dari arah belakang Raes, dia berlari terbata-bata ke arah Andre membawa sebuah pisau lipat yang digenggamnya di samping saku celananya.

"ANDRE AWAS DIBELAKANG!!" teriakan Aiden baru saja menyadarkan mereka berdua hanya kurang beberapa langkah mereka berdua menoleh ke belakang.

Akhh....

Bugh...

Suara itu... Suara antara rasa sakit dan senang, suara itu terngiang di telinga siapapun yang mendengarnya, detik-detik akhir dari sebuah harapan. Dia... dia tumbang ? tidak... tidak... ini tidak boleh terjadi, tidak mungkin bukan.

My Queen ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang