"ᴛᴇɴᴛᴀɴɢ ʙᴜᴍɪ ᴅᴀɴ ʟᴀɴɢɪᴛ ʏᴀɴɢ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙɪsᴀ ʙᴇʀsᴀᴛᴜ, ᴛᴇᴛᴀᴘɪ sᴀʟɪɴɢ ᴍᴇʟᴇɴɢᴋᴀᴘɪ."
Sebelumnya kehidupan Gabriella Maharani berjalan baik-baik saja sebelum ia bertemu dengan sosok lelaki tampan berwajah malaikat namun berhati iblis. Elang Ksatria Ganendra...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sebuah akhir dari kisah yang tragis sudah menjadi nyata."
Happy Reading
Elang menatap Gabriella yang tengah melepas helm hendak masuk kedalam kafe untuk bekerja. Rasa tak rela jika harus berpisah dengan Gabriella menggerogoti hatinya.
"Kenapa masih kerja? Sekarang lo pacar gue, gue gak akan nagih utang lagi. Serius," ucap Elang.
Gabriella terkikik geli, dia masih mengingat kata-kata andalan Elang dahulu. 'Turuti perintah gue atau utang lo naik dua kali lipat'.
"Lagipula duit yang selama ini lo kasih selalu gue simpen. Itung-itung buat tambahan modal nikah."
"Emangnya gue mau nikah sama lo?"
Elang mencibir kesal mendengar ucapan Gabriella.
"Kalau dipikir-pikir kenapa gue gak kerja aja ya dari dulu? Gue kan jadi bisa bantu ibu. Lagipula beasiswa gue juga udah dicabut, jadi gue harus cari biaya buat uang SPP nanti," ucap Gabriella.
"Maaf. Gue tau ini semua salah gue," lirih Elang.
Gabriella menggeleng cepat. Tangannya bergerak menyentuh pipi Elang dengan lembut. "Gue udah bilang berapa kali sama lo, stop minta maaf sama gue."
"Gue bakal bantuin bayar SPP lo sampai lulus nanti," final Elang.
"Gak! Gue gak mau jadi beban buat lo. Lo gak usah khawatir sama gue Lang. Gue bisa melalui ini semua."
"Gimana caranya? La, lo itu udah berkorban banyak buat gue. Kali ini izinin gue yang berkorban."
"Tapi—"
Cup
Kecupan singkat di pipinya membuat Gabriella membeku. Kedua matanya menatap sang pelaku dengan terkejut. Tangannya dengan bergetar menyentuh permukaan kulitnya yang baru saja bersentuhan dengan sebuah benda kenyal.
"Nurut sekali aja sama gue. Ini gak ada apa-apanya dibanding sama lo yang selalu nyelametin gue."
Gabriella memandang Elang lama. Masih terkejut.
"Please..."
"Terserah lo." Gabriella menyerahkan helmnya pada Elang dan berlari masuk kedalam kafe begitu saja. Dia tidak bisa lama-lama di depan Elang. Jantungnya berdegup kencang. Dia ingin marah karena Elang menciumnya begitu saja, tapi disisi lain dia juga menyukainya.