22. Tell Me

1.4K 180 172
                                    

"Sering-sering ngobrol bareng gue biar tau gue gimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sering-sering ngobrol bareng gue biar tau gue gimana. Kalau denger dari cerita orang mah gue kebagian brengseknya doang." —Elang Ksatria Ganendra

Happy Reading


"Bener dugaan gue, Gabriella gak mungkin bersekongkol sama Raka, buktinya kemarin Raka ngomong gitu sama lo," ujar Gavin.

Kini Elang dan para sahabatnya sedang berada di rooftop. Mereka membolos untuk membicarakan masalah Raka dan Gabriella. Elang sudah menceritakan tentang Raka saat di butik dan saat Raka tidak mengetahui luka yang ada di punggung Gabriella.

"Kita harus lebih waspada, pelakunya belum kita dapetin sampe sekarang," ucap Aksa.

Jeha nampak mengeluarkan sebuah kertas dari saku celananya. Elang mengambil kertas itu kala Jeha menyodorkan kepadanya.

Dibukanya lipetan kertas itu dan nampaklah sebuah tulisan yang ditulis dengan darah. 'VYLNOXI' hanya satu kalimat, tapi Elang yakin itu adalah sebuah ancaman dan peringatan.

"Dapet dari mana?" tanya Elang dengan nada marah.

"Kemarin malam markas diserang, gue dapetin ini dari Arjuna. Ada belasan orang pake baju hitam sama masker. Wargoy juga diacak-acak sama mereka. Kita gak tau siapa mereka," jelas Jeha.

"Fuck." Elang merobek kertas itu hingga menjadi sampah tak berguna.

"Mbak Ayu juga milih nutup warungnya. Dia takut kejadian itu ke ulang lagi."

"Kayaknya dia orang yang sama Lang," ucap Tristan.

"Gue juga mikirnya gitu." Elang berdecak kagum, ternyata musuhnya banyak juga. Jika saja tadi malam ia ada di markas, pasti orang-orang yang semalam menyerang akan kapok karena dihajar habis olehnya.

"Eh btw, beneran bokap lo bakal nikah sama emaknya Raka?" tanya Jay.

"Eh iya. Gimana tuh jadinya rumah kalau kalian tinggal bareng, apa gak kayak kapal pecah nanti berantem terus," ucap Jeha.

"Sabar Lang ini ujian," ucap Gavin sambil terkekeh dan menepuk pundak Elang.

"Nasib gue gini amat ya," kata Elang.

"Iya nasib lo emang beruntung Lang. Dapat Mama baru yang cakep, saudara kayak Raka yang sifatnya ngelebihin Dajjal, bapak yang kaya, mama kandung lo yang hatinya selembut sutra," celetuk Jay.

"Selembut sutra cangkemmu!" protes Elang sambil menjitak kepala Jay.

"Canda Lang, jangan baper. Peace." Jay mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf v.

"Bercanda mulu kerjaan lo," ujar Aksa ketus.

"Sesekali Sa, hidup itu gak usah dibawa serius," balas Jay.

"Bercanda ada waktunya dan sekarang bukan waktunya untuk bercanda," ucap Aksa membuat Jay diam. Tidak ingin menjawabnya karena yakin bahwa dia akan kalah jika beradu mulut dengan Aksa.

GABRIELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang