06. Close To You

2.3K 297 158
                                    

"Kenapa? Terpesona sama ketampanan gue, hm?" -Elang Ksatria Ganendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa? Terpesona sama ketampanan gue, hm?" -Elang Ksatria Ganendra

Happy Reading



"Ini roti pesanan lo!"

Elang memandang Gabriella lalu beralih ke roti yang ada di atas mejanya. Ia mengamati roti tersebut lalu mengangguk. "Beliin gue nasi goreng."

"Hah?" Gabriella mengerutkan keningnya karena bingung.

"Beliin gue nasi goreng, babu, roti doang mana kenyang gue." Elang dengan sengaja memanggil Gabriella dengan sebutan babu.

"Gak! Enak banget lo nyuruh gue! Lo punya kaki, punya tangan. Kenapa gak di pakai?!" Gabriella jadi kesal sendiri karena Elang. "Lo yang butuh berarti lo yang harus usaha, bukannya malah nyuruh-nyuruh orang."

"Beliin sekarang atau hutang lo naik."

Gabriella membulatkan matanya, memandang Elang dengan jengkel. Pagi-pagi Elang sudah menyuruhnya untuk ke kelas lelaki itu dan membelikannya sarapan. Dan sekarang dirinya diancam karena tidak mau menuruti perintahnya. Dosa apa yang telah Gabriella lakukan hingga bertemu dengan sosok seperti Elang.

"Apa-apaan sih lo?!"

"Cepat!"

Gabriella dengan berat hati melangkah keluar kelas untuk membelikannya nasi goreng. Gabriella sangat malas mengantri lagi. Entah kenapa di pagi hari suasana kantin sudah ramai? Sudah seperti para vampir yang memperebutkan darah.

"Nih!" Gabriella meletakkan nasi goreng itu keatas meja Elang lalu menarik kursi di sebelah Elang untuk diduduki. Nafasnya terengah-engah.

"Eh eh eh, pagi-pagi udah ada cewek cakep aja di sini." Gavin melempar tasnya ke atas mejanya lalu langsung berdiri disebelah Gabriella dan merangkul pundaknya. "Ngapain La?" tanyanya pada Gabriella.

"Gak usah pegang-pegang!" Gabriella menyingkirkan tangan Gavin dari pundaknya.

"Jangan jutek gitu dong sama gue." Gavin mencolek dagu Gabriella.

Gabriella menoleh ke Gavin, menatapnya tajam. "Jangan pernah sentuh gue kalau gak mau tangan lo patah!"

"Sok jual mahal banget jadi cewek," cibir Elang sambil menyendokkan nasi gorengnya ke dalam mulut.

"Suka-suka gue."

"Sok-sokan gak mau disentuh, padahal sebenarnya udah jebol."

"Jaga mulut lo!" pagi-pagi tenaga Gabriella sudah terkuras karena meladeni Elang. Ini adalah pagi yang sangat buruk selama Gabriella hidup di dunia.

"Eh, jangan pada berantem gini dong," ujar Gavin melerai pertengkaran Gabriella dan Elang. "Gak mungkin lah Gabriella kek gitu. Ya kan sayang?" Gavin terus saja menggoda Gabriella, malahan lelaki itu kini menatap Gabriella terang-terangan membuat Gabriella risi.

GABRIELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang