02. Beraksi

1.8K 259 40
                                    

"Hidup tragis atau mati tragis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hidup tragis atau mati tragis."



Happy Reading



Elang menyalin semua tugas Aksa ke bukunya. Dengan gerakan secepat kilat, tangannya menari-nari di atas kertas. Tak butuh waktu lama dia menyelesaikannya. Semua tugas sekolahnya sudah terselesaikan pagi ini.

"Semalem lo kemana, Tan?" tanya Jay dengan mata yang masih terfokus pada buku milik Jeha yang sudah penuh oleh jawaban.

"Oh semalem, gue bantuin Digo ngerjain tugasnya, makanya gak bisa ikut kumpul bareng kalian," jawab Tristan seraya menutup buku tulisnya. Ritual di pagi hari adalah menyontek berjamaah. Di jam pertama ada pelajaran matematika yang di ajar oleh Bu Sukma, guru killer di SMA Airlangga. Beruntungnya mereka memiliki kunci jawaban berjalan, yaitu Raden Aksa Laksamana.

"Udah gede aja tuh anak, ntar gue ajarin jadi fakboy, ah," ujar Gavin membuat Tristan mendelik tajam padanya.

"Wah parah, Tan. Perlu di gorok gak, nih?" lelaki dengan darah Korea itu mengompori. Namanya Kim Je Ha, ayahnya orang Korea Selatan sedangkan bundanya asli Indonesia tepatnya orang Surabaya.

"Kurang ajar emang lo, Vin." sebagai kakak, Tristan tentu tak setuju, ajaran Gavin sesat. Tristan Faresta, laki-laki humoris dengan segala kesederhanaannya. Ayahnya sudah meninggal tiga tahun yang lalu, sedangkan ibunya harus bekerja menjadi TKW di Hongkong. Dia memiliki satu adik laki-laki yang masih duduk di bangku tiga SD.

Cowok pemilik tato kupu-kupu di dada bagian kanan itu tertawa. Padahal Gavin hanya ingin menyalurkan ilmunya dalam memikat hati perempuan. Gavin Bhalendra, itu adalah namanya. Penyandang predikat playboy tertinggi di SMA Airlangga.

"Semalem grup chat rame banget, ada apaan?" tanya Tristan penasaran. Grup chat inti VYLNOXI memang ramai semalam.

"Kita lagi bahas penyelidikan kasus Elang. Semalem ada orang yang mau nembak Elang, tapi untung aja ada cewek yang nolongin dia," jelas Gavin.

"Serius? Siapa yang mau nembak lo?" Tristan nampak terkejut mendengar penjelasan Gavin.

"Gak tau, mukanya ketutup masker, tapi gue ngerasa gak asing sama postur badannya." Elang mengetuk-ngetuk jarinya ke atas meja. "Gue bakal cari tau siapa orangnya."

Dari nada bicara Elang yang tegas, teman-temannya yakin bahwa Elang sedang tidak bermain-main. Dia akan mencari pelaku itu sampai dapat dan mungkin saja akan membuat sang pelaku menyesal akan tindakan yang telah dilakukannya.

"Bentar-bentar, gue mau nanya. Siapa cewek yang nolongin lo, Lang? Secara kan cewek bakal takut kalau ngeliat pistol. Dan dia juga pasti gak mau terlibat." Jay mengubah gaya duduknya menjadi lebih dekat dengan Elang. Kelas lumayan ramai, dia tidak ingin ada yang dengar tentang masalah ini. Bisa gempar nanti jika orang-orang pada tahu.

GABRIELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang