40. Jangan Pergi

1.1K 140 314
                                    

"Buka matamu dan tatap diriku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buka matamu dan tatap diriku. Aku sangat merindukanmu."




Happy Reading






"Maaf, aku menyakitimu lagi." Elang menggenggam salah satu tangan Gabriella yang terbebas dari selang infus. Sudah hari kelima Gabriella koma, tapi tidak ada tanda-tanda bahwa gadis itu akan terbangun.

"Kamu gak capek tidur terus? Aku aja capek ngeliatin kamu kayak gini."

Elang merasa dunianya hampa tanpa kehadiran Gabriella. Akhir-akhir ini Elang seperti orang yang hilang arah. Dia jarang pergi ke sekolah bahkan pulang kerumahnya. Sekarang rumah sakit sudah seperti rumahnya sendiri.

"Wake up baby," ucap Elang lirih. Gaya bicaranya kepada Gabriella kini berubah semenjak gadis itu terbaring di ranjang rumah sakit.

Elang mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku celananya. Kertas itu dia dapatkan dari seorang suster yang menangani Gabriella. Suster menemukan kertas itu didalam saku celana Gabriella lalu dia menyerahkannya pada Elang selaku wali Gabriella.

Elang kemarin sudah membaca isi kertas itu, namun dia ingin membacanya sekali lagi untuk Gabriella.

Tiap kali membaca kalimat yang ditulis oleh kekasihnya itu jantungnya berdegup cepat. Kalimat yang membuat dirinya takut akan kehilangan sosok Gabriella dalam hidupnya.



Dari bumi untuk langit

Salahkah bila bumi mencintai langit? Perbedaan kita begitu jelas, aku yang berada di bawah dan kamu yang menjulang tinggi di atas sana. Awalnya tak ada rasa, hingga bumi jatuh hati pada malam yang bermetamorfosis menjadi siang.

Maaf jika selama ini aku tidak pernah berkata aku cinta kamu atau ungkapan cinta yang lainnya, tapi tanpa aku berbicara, kamu sudah tahu bahwa aku benar-benar mencintaimu. Aku hanya terlalu takut menerima fakta bahwa kita tidak bisa bersama.

Aku hanyalah sebutir pasir yang mengharapkan sebuah bintang.

Mengapa tragedi itu datang dan menyelipkan rasa? Sadarkah dari kejadian itu kita menjadi saling mencintai bersamaan menyakiti?

Dan pada akhirnya bumi dan langit memang tidak bisa bersatu. Namun, mereka saling melengkapi. Bumi akan selalu mengingat bagaimana langit melindungi bumi dengan awannya dan memberikan kebahagiaan melalu langit jingganya.

Sampai kapanpun, bumi akan tetap mencintai langit meskipun waktu telah usai



GABRIELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang