"Jika ada B: Benci dan C: Cinta, maka ada A: Alur. Karena Benci dan Cinta adalah Alur dimulainya sebuah kisah sepasang manusia yang saling memendam rasa." -GABRIELANG
Happy Reading
"Gimana udah ketemu rekamannya?" tanya Elang pada Jeha yang tengah berkutat dengan laptopnya.
Kini inti VYLNOXI berada di basecamp untuk melihat rekaman video kejadian kemarin saat jam pulang sekolah. Elang meminta file rekaman dari seluruh sudut SMA Airlangga. Elang ingin melihat siapa pelaku yang telah menjatuhkan pot bunga tersebut, walaupun Elang tidak melihat siapapun diatas sana, tapi tidak mungkin jika pot bunga itu jatuh dengan sendirinya atau diterpa angin.
"Cctv-nya gak nyampe buat ngerekam posisi pot bunga yang jatuh kemarin. Gue rasa dia udah nyusun strategi yang tepat buat celakain lo."
Elang mengetatkan gigi-giginya hingga menimbulkan suara didalamnya. "Kemarin cuman ada kita sama Gabriella disana. Gue yakin Gabriella dibalik ini semua."
"Gak mungkin Gabriella. Kemarin aja dia dibawah sama kita. Gimana caranya dia jatohinnya?" Jay mengeluarkan suaranya.
"Ah, gue baru inget." Gavin menjentikkan jarinya. "Kemarin juga ada anak OSIS yang rapat. Mungkin salah satu diantara mereka."
"Hubungannya sama gue apa? Gue gak pernah cari masalah sama anak OSIS," ucap Elang.
"Iya juga sih. Selama ketos di pihak kita, mereka gak bakal berani sama lo."
"Otak gue gak nyampe mikirin teori ini." Tristan mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Otak lo pendek sih makanya gak sampe," jawab Jay sambil tertawa terpingkal-pingkal.
"Oh ya, gue mau nanya sama lo Lang. Sejak kapan Gabriella kenal sama Raka?" tanya Jeha.
"Mereka berdua kenal?" Aksa menoleh ke Elang.
"Entah sejak kapan mereka kenal. Itu salah satu alasan kenapa gue yakin kalau Gabriella ada dibalik ini semua. Musuh gue cuman Raka, dan cuman dia yang punya dendam sama gue. Dia mau gue mati," kata Elang. Tangan lelaki itu mengepal di atas pahanya. Pandangannya lurus ke depan.
"Seyakin itu lo sama mereka berdua? Inget Lang, lo kenal Raka gak setahun, dua tahun. Gak mungkin dia. Gue yakin."
Elang yang mendengar penuturan Gavin sangat marah. Gavin yang dulu ada di pihaknya kini beralih ke kubu Raka. Elang berjalan mendekati Gavin dan langsung menarik kerah bajunya.
"Temen lo dia atau gue?!"
"Lo berdua temen gue." Gavin memegang tangan Elang yang memegang kerah bajunya dan secara tak langsung Elang mencekiknya.
"Lang, belum ada banyak bukti yang kita kumpulin. Jangan gegabah." Elang melepaskan cengkraman tangannya yang ada di baju Gavin. Memang belum ada begitu banyak bukti yang terkumpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIELANG
Teen Fiction"ᴛᴇɴᴛᴀɴɢ ʙᴜᴍɪ ᴅᴀɴ ʟᴀɴɢɪᴛ ʏᴀɴɢ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙɪsᴀ ʙᴇʀsᴀᴛᴜ, ᴛᴇᴛᴀᴘɪ sᴀʟɪɴɢ ᴍᴇʟᴇɴɢᴋᴀᴘɪ." Sebelumnya kehidupan Gabriella Maharani berjalan baik-baik saja sebelum ia bertemu dengan sosok lelaki tampan berwajah malaikat namun berhati iblis. Elang Ksatria Ganendra...