16. Mistake

1.7K 242 139
                                    

"Apakah kebaikan seseorang menandakan bahwa dia menyukainya? Pikiran manusia begitu sempit hingga sering kali salah mengartikan sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah kebaikan seseorang menandakan bahwa dia menyukainya? Pikiran manusia begitu sempit hingga sering kali salah mengartikan sesuatu." —Gabriella Maharani


Happy Reading


Gabriella dan para penumpang angkot yang lain berdiri di pinggir jalan menunggu si sopir yang tengah memperbaiki bannya yang bocor. Gabriella melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya lalu menepuk jidatnya. Lima belas menit lagi gerbang sekolah akan segera ditutup, sementara Gabriella masih harus menunggu sang sopir selesai memperbaiki bannya.

Jika biasanya Gabriella akan sampai di sekolah pagi-pagi buta, tapi untuk hari ini tidak. Gabriella terlambat bangun hanya karena semalaman memikirkan kata-kata Elang.

Gabriella lumayan paham maksud dari kalimat Elang, tapi untuk menangkap arti sesungguhnya dari kalimat itu cukup rumit. Dia tidak memiliki rencana apapun untuk Elang, kecuali menjauh dari hidup lelaki itu untuk selamanya. Berada di hidup Elang mampu membuat Gabriella berada di sebuah labirin kaca yang semuanya nampak sama dan sulit untuk mencari jalan keluar.

Dari samping datanglah sebuah motor sport warna merah yang cukup menyita perhatian para penumpang yang sedang menunggu. Lelaki dengan jaket kulit bordiran kebanggaan inisial namanya sendiri melepaskan helm full facenya hingga kini menampilkan wajah tampannya.

"Hai."

Gabriella hanya membalas sapaan itu dengan lirikan mata.

"Masih marah sama gue?"

"Gue gak marah sama lo."

Raka terkekeh pelan. "Gue cuman pengen lebih deket sama lo. Salah?" tak ada balasan.

"Ayo naik, gue anter. Bentar lagi lo masuk kelas, kan?"

Gabriella menaikkan sebelah alisnya. "Emangnya lo gak sekolah?" Gabriella dapat melihat kaos hitam dibalik jaket milik Raka. Tidak ada tanda-tanda baju seragam dibaliknya.

"Gak. Gue kena skors gara-gara tawuran kemarin," balas Raka membuat bibir Gabriella membulat membentuk huruf o.

Jika Raka kena skorsing gara-gara tawuran maka Elang dan teman-temannya hanya mendapat hukuman ringan berupa membersihkan kawasan sekolah selama sebulan. Guru-guru tidak akan mau memberikan hukuman skors kepada Elang dan teman-temannya, selain status Elang, mereka pasti akan merasa bangga jika mendapatkan skorsing, karena menurut mereka itu adalah tambahan hari libur, mereka tidak perlu repot-repot manjat pagar untuk kabur dari sekolah atau membuat surat palsu yang berakhir di tong sampah karena guru-guru tidak akan ada yang percaya dengan surat izin yang mereka buat.

"Ayo buruan."

Gabriella hendak menolak tapi ucapan Raka membuat Gabriella berfikir dua kali. "Lo gak mau kan ibu lo dipanggil cuman gara-gara lo telat masuk ke sekolah."

GABRIELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang