33. Ancaman

1.2K 166 243
                                    

"Jangan nakal pacar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan nakal pacar."




Happy Reading





"BANGSAT!" Elang menendang kursi dihadapannya dengan rasa amarah yang menyelimuti dirinya.

"LO PUNYA OTAK GAK?! GUE SURUH LO JAGA DIA, BUKAN BIARIN DIA KABUR!" ucap Elang pada dua orang preman berbadan besar yang ia tugaskan untuk menjaga sosok laki-laki yang selalu membuatnya diambang kematian.

"Dia dibantu keluar oleh teman-temannya."

"GUE GAK BUTUH ALASAN APAPUN!" kata Elang tegas kala salah satu preman itu memberikan alasan kegagalannya dalam menjalankan tugas.

Elang benar-benar kecewa dengan orang suruhannya. Dia tidak menyangka jika laki-laki itu akan kabur, meskipun Elang kenal dengan laki-laki itu, tetapi untuk menangkapnya lagi mungkin akan sulit.

Bagaimana pun juga, ini harus berakhir dengan cepat. Semua ini telah bertele-tele dan sangat membuang-buang waktunya.

Elang mengerang frustasi, kedua tangannya mengepal kuat dan urat-urat dilehernya nampak timbul.

"Sialan." Elang menggeram tertahan dengan mata yang tertuju kepada orang suruhannya.

***

Gabriella berjalan memasuki ruang guru, niatnya adalah untuk mengambil soal-soal latihan olimpiade yang diletakkan di atas meja Pak Sarwo. Namun tatapan yang dilayangkan oleh guru-guru yang ada di sana membuat Gabriella merasa risih.

"Gabriella."

Gabriella menoleh ke arah Bu Sukma dan Bu Sukma menyuruhnya untuk duduk di hadapannya. "Ada apa ya Bu?" tanya Gabriella seraya duduk.

"Apa benar kamu berpacaran dengan Elang?"

Gabriella mengernyitkan dahinya, dan dia tak ayal mengangguk ragu. "Iya Bu."

Dilihatnya Bu Sukma menghela napas. Apa ada yang salah jika Gabriella berpacaran dengan Elang?

"Aduh kamu itu, cantik-cantik kok mau pacaran sama Elang," kata Bu Dewi—guru sejarah.

"Maaf bukan bermaksud ibu ikut campur, tapi kenapa harus dengan Elang? Banyak lelaki yang menyukaimu diluar sana. Elang tidak cocok denganmu, Gabriella. Ibu bilang seperti ini karena ibu peduli dengan masa depanmu, bagaimana jadinya jika kamu sama Elang nanti?" Bu Sukma berbicara panjang lebar. Ia sungguh tak rela jika Gabriella nantinya terbawa pengaruh buruk jika berpacaran dengan murid nakal seperti Elang. Gabriella murid yang pintar, seharusnya dia bisa memilih mana yang baik dan buruk.

Gabriella tersenyum kecil, ia tahu maksud Bu Sukma itu baik. "Maaf Bu, tapi Elang tidak seburuk yang ibu pikirkan. Dia lelaki baik."

"Tuh, dengar Bu. Ibu gak usah memprovokasi pacar saya." Elang tiba-tiba datang dari arah belakang.

GABRIELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang